Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Paket Berisi Rindu

31 Desember 2020   23:10 Diperbarui: 31 Desember 2020   23:12 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri | paketan berisi makanan dan rasa sayang

Karena ada yang berat tapi tidak terhitung, rindu ~

Siapa yang tidak bahagia mendengar kata "paket" dari luar pagar rumah? Paket yang entah sengaja kamu tunggu atau datang dengan cara tiba-tiba, dikirim tanpa kamu pesan terlebih dahulu. Paket yang kadang kala sudah membuat kamu tersenyum hanya melihat nama pengirimnya. Ehem. 

Ya. Hari ini kata "paket" jadi sesuatu yang dinantikan. Apalagi di tahun ini, yang membuat kita harus menghadapi dunia dengan cara yang berbeda. Kita yang kemudian menjadikan paket sebagai cara untuk memberi, membeli, sampai menyatakan rindu yang mendalam?

Setahun Tidak Bertemu dan Rindu yang Mengebu-gebu

Sejak pemerintah menyatakan kasus pertama korona di bulan Maret, beberapa kebiasaan jadi tidak biasa lagi rasanya. Bahkan untuk bertemu anggota keluarga sendiri. Hal yang biasanya bebas kini jadi terasa jadi was-was.

Gara-gara pandemi, sudah lebih dari setahun saya tidak bertemu saudara-saudara di kampung halaman. Apalagi saya yang juga merantau dan juga nasib saudara-saudara yang lain. Biasanya momen lebaran adalah waktu paling ditunggu bagi kami, namun pandemi membuat semuanya bubar jalan. Dan itu tidak hanya berlaku bagi saya, kebanyakan juga pasti merasakannya. Senasib sependeritaan.

Masih boleh dikatakan beruntung, karena pandemi hadir di tengah teknologi yang kini sudah banyak berkembang. Kita yang diselamatkan teknologi lewat panggilan video atau suara. Kita yang kini menjadi bergantung pada benda-benda canggih itu. Hanya saja, rasanya memang ada yang kurang bukan?

Memaketkan Rindu dan Bahagia via JNE

Sudah mengaku saja bahwa tahun ini memang ada yang (banyak) berbeda.

Bahwa perjumpaan lewat teknologi masih belum cukup untuk membayar rindu yang semakin hari semakin bertambah bahkan berbunga-bunga, tapi tidak membuat kita kaya raya. He he he. 

Karena ada yang juga kita ingin hadirkan yang tidak bisa dirasakan hanya dengan tatapan layar, seperti bagaimana dengan nasib makanan buatan nenek yang kita ingin cicipi atau bagaimana bilang rindu dengan sesuatu yang bisa diwujudkan?

Jawabannya: paket.

Ya, seperti yang sudah dikatakan diawal bahwa kini paketan barang/makanan menjadi solusi di tengah pandemi, di tengah rindu yang datang minta dilunaskan temu tapi tidak semudah biasanya

Beruntunglah ada bantuan bernama jasa ekspedisi yang makin ke sini makin baik pelayanannya. Bisa dipercaya dan sampai sesuai yang diduga. Adalah Jasa Nugraha Ekakurir (JNE) yang sudah ada sejak tahun 1990 sampai hari ini. Sudah tiga puluh tahun berkiprah dengan lebih dari 6.000 titik layanan dan masih terus bertambah. Pun jumlah karyawan yang kini lebih dari 40 ribu.

Semenjak mengenal belanja secara daring, saya mulai mengenal dengan JNE. Sampai sekarang, sepertinya sudah pantas kami (saya dan JNE) menjadi sahabat. Sebab saya tidak bisa hitung sudah berapa kali datang ke rumah, tetapi saya bisa menceritakan beberapa kisah kami yang membekas di tahun ini.

1/ Paket Oven dari Kalimantan yang Bisa 'Menghangatkan' Hati

"Nanti kakak kirim oven aja ya dari sini," begitu bunyi pesan singkat dari kakak saya di Kalimantan pada suatu waktu. Dengan sedikit bingung tetap saya jawab saja, "okeeey"

Bulan September lalu, Kakak saya di Kalimantan Timur tiba-tiba saja ingin mengirimkan ovennya ke rumah Temanggung, Jawa Tengah.

Alasannya karena Kakak perlu ukuran oven yang lebih besar, sehingga memilih untuk membeli baru lagi dan memberikan oven yang sebenarnya belum lama dibelinya itu kepada Mama saya.

Layanan paket JNE JTR dipilih kakak. Karena dimensi oven juga cukup besar dengan komponen yang mudah pecah, layanan ini sepertinya yang paling aman dan bisa dipercaya. Oya, ini adalah kali pertama Kakak mencoba layanan JTR, pun saya yang penasaran akan bagaimana nasib barang tersebut.

Menengok di laman resmi jne.co.id, JTR adalah layanan pengiriman dalam jumlah besar dengan menggunakan armada truk melalui darat dan laut dengan harga yang kompetitif.

Dengan tarif 125 ribu, paketan oven itu dikirim pada tanggal 7 september dan diterima utuh di tanggal 18 september. Ya, soal waktu memang bisa dimaklumi, yang terpenting adalah barang benar-benar diterima dalam keadaan utuh tanpa rusak.

dokpri | bukti resi (kiri) dan paketan kakak berisi oven yang dikirim dari Kaltim (kanan)
dokpri | bukti resi (kiri) dan paketan kakak berisi oven yang dikirim dari Kaltim (kanan)
Sebenarnya ada perasaan was-was yang mengintai Kakak. Was-was karena barang yang dipaketkan itu tidak diberi pengaman seperti bubble wrap atau plastik gelembung. Benar-benar sesantai itu.

Alhamdulillah, sampai tujuan tidak ada kurang sedikitpun.

Cerita paket oven belum selesai. Saat membukanya, saya menemukan selembar surat yang terselip dalam paketan tersebut. Diam-diam ternyata ponakan saya yang berumur enam tahun menuliskan pesan singkat namun bagi saya cukup mengena, 'menghangatkan' hati.

dokpri | Isi surat dari ponakan yang sering memanggil saya dengan nama
dokpri | Isi surat dari ponakan yang sering memanggil saya dengan nama
Anak sekecil itu, yang baru saja bisa menulis, rupanya sudah pandai membuat tantenya (saya) terharu.

2/ Paket Nenek, Makanan Rasa Sayang

dokpri | beberapa bukti paket dari nenek
dokpri | beberapa bukti paket dari nenek
Beda tangan, beda rasa makanannya. Begitu yang sering menjadi nasib makanan Nenek. Sudah mencoba untuk ditiru, tetapi ternyata rasanya kok beda, ya?

Beruntunglah mengirim makanan kini tidak harus satu kota, beda provinsi juga nyatanya bisa. Makanan dibuat di Jawa Barat, makannya di Jawa Tengah, bukanlah kisah fiksi.

Dibantu oleh paman, beberapa kali rumah di Temanggung mendapat kiriman makanan dari Nenek di Tasikmalaya. Makanan yang sebenarnya bisa saja dibuat sendiri, tapi seperti yang sudah dijelaskan. Rasanya ada yang beda.

Ada rengginang, kering kentang, bahkan sampai gula merah. Ya, gula merah yang sebenarnya tidak perlu repot dikirim dari tanah Sunda karena di warung dekat rumah saja bisa ditemukan.

Walau gula merah yang dikirim bukanlah buatan Nenek sendiri, tetapi hanya bisa ditemukan di sana yang rasanya benar-benar otentik.Gula merah buatan Tasik inilah yang membuat kuah cincau atau agar-agar buatan Mama rasanya seperti sedang di cicipi di kampung halaman. Gula merah pengubah suasana, begitu mungkin namanya ketika keluar dari kantung ajaib Doraemon.

3/ Menghadirkan Jawa di Kalimantan

Tidak hanya soal menerima paket, saya juga membalas dengan paket yang lain. Seperti yang saya lakukan pada Kakak.

Untuk menenangkan rindunya pada tempatnya pernah tinggal, saya mengirimkan 'utusan' berupa makanan dari Temanggung ke Balikpapan. Makanan yang tidak hanya disukai oleh Kakak, tetapi juga ponakan-ponakan saya. Makanan ringan yang mudah ditemukan di Jawa tapi tidak di tempat tinggalnya. Ada yang mirip, tapi rasanya beda. 

Satu kardus besar saya kirim ke Balikpapan diterima dengan bahagia.

dokpri | paketan berisi makanan dan rasa sayang
dokpri | paketan berisi makanan dan rasa sayang

4/ Hadiah Ibu yang Tepat Waktu

Di  hari Ibu pada tahun ini saya dan Kakak akhirnya memutuskan untuk membelikan hadiah untuk Mama lewat online saja. Sebenarnya Kakak menyuruh saya untuk terjun langsung ke toko saja, tapi saya yang mager memilih cara paling mudah dan efisien. Apalagi di masa pandemi seperti ini, ke tempat ramai seperti Mall, saya masih belum memberanikan diri.

Singkat cerita, saya dan kakak sepakat membeli di marketplace. Sebenarnya sudah jauh-jauh hari, saya memesan barang tersebut agar Mama tidak curiga, pun saya punya lebih banyak waktu untuk membungkusnya dengan estetik.

Akan tetapi rencana tinggalah rencana. Di luar dugaan terjadi keterlambatan di pihak penjual, hal yang membuat estimasi barang tersebut datang ikut mundur. Yang diprediksi sebelum tanggal 22 ternyata hadiah Mama datang diwaktu yang sangat-sangat tepat waktu. 

Persis di tanggal 22 Desember. Saat itu posisi saya sedang bersama Mama di meja makan.  Tiba-tiba saja ada nomor yang tidak saya kenal menghubungi saya. Saya angkat. Rupanya nomor itu adalah nomor kurir JNE yang sedang bingung mencari alamat rumah saya.

Setelah telepon itu, tak lama sebuah pesan masuk datang. Kurir tersebut mengabadikan jalan dekat rumah saya untuk memastikan lokasi.

Saya buru-buru keluar rumah. Oh, pantas saja, sewaktu saya menerima barang tersebut, bukan kurir yang biasanya datang. Katanya memang baru berpetualang di daerah saya tinggal. Jadi maklum, kalau ada adegan menelepon yang akhirnya membuat Mama yang duduk di sebelah saya tahu bahwa ada paketan untuknya.

Ehem.

dokpri | paket mama yang tepat waktu
dokpri | paket mama yang tepat waktu
Itulah beberapa cerita dari wujud rindu, juga ada cinta, bahagia dan sayang yang terselip dalam paket. Meski berbeda karena yang datang hanya barang yang dikirim, bukan pengirimnya. 

Setidaknya, cara ini bisa menjadi bukti bahwa rindu tetap bisa diungkapkan. Terima kasih JNE telah menjadi sarana berbagi kebahagiaan satu sama lain. 

Apa yang saya ceritakan ini hanya satu cara dari banyak berbagi kebahagiaan. Tidak hanya berlaku bagi keluarga sendiri, memberi bahagia dengan cara lain seperti dengan menyantuni orang-orang yang membutuhkan di sekitar kita pun  bisa ciptakan hal yang sama. Memberi bahagia mendapat bahagia. Ah, bahagianya.

Salam,

Listhia H. Rahman

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun