Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Ketika Lagu Berbahasa Daerah Naik Daun

17 Desember 2020   22:54 Diperbarui: 18 Desember 2020   15:33 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ilustrasi | wowkeren.com
ilustrasi | wowkeren.com
Selain di Pulau Jawa, bahasa Jawa juga memiliki sebaran di beberapa wilayah seperti Lampung, Aceh, Riau, Kepulauan Riau (Kepri), Bengkulu, Jambi, Bali, NTB, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Bahkan dituturkan juga di luar Indonesia, seperti Suriname.

Dengan data-data jumlah penutur dan sebarannya, jadi rasanya tidak heran jika karya Almarhum Didi Kempot yang selalu menggunakan bahasa Jawa kemudian banyak diterima hampir di segala wilayah di Indonesia, pun di luar seperti di Suriname.

"Indonesia adalah negara dengan jumlah bahasa yang kedua paling besar di dunia. Di Indonesia ada berbagai macam bahasa tetapi yang terbesar adalah bahasa Jawa dengan mungkin 80/90 juta penutur. Indonesia itu seperti Laboratorium bahasa." Dr. Thomas Conners adalah warga Amerika yang pernah mendalami bahasa Jawa dikutip dari VOA Indonesia

Bahasa Daerah Tidak Hanya Jawa

Bicara bahasa daerah, tentu bukan hanya bahasa Jawa.

Salah satu kekayaan bangsa Indonesia adalah bahasa daerahnya. Seperti yang tercatat Peta Bahasa Kemdikbud, hingga Oktober 2019 diketahui terdapat 718 bahasa daerah, yang sebelumnya diketahui terpetakan 668 bahasa (Oktober 2018).

Hampir tiap daerah di Indonesia memiliki bahasa daerahnya masing-masing, belum lagi dialeknya yang juga beragam. Hal yang memang tidak berlebihan jika kemudian Indonesia adalah laboratorium bahasa, seperti yang diungkap oleh Dr. Thomas Conners.

Kabar baiknya, memang tidak hanya lagu-lagu dengan berbahasa Jawa yang kemudian banyak didengarkan. Berkat adanya platform goyang-goyang itu, saya rasa, lagu-lagu bahasa daerah lain juga turut ikut mulai naik.

Seperti lagu "Bukan PHO | De Yang Gatal Gatal Sa" yang dinyanyikan Liany Panmuma ft. Aldo Bz. Lagu berbahasa Papua yang mudah menempel di telinga. Silakan dengarkan, ya.

Sebagai seorang yang bukan penutur asli bahasa Papua, saya menikmatinya. Mungkin jika diposisikan saya seperti orang Papua yang mendengar lagu Jawa, yang meski tidak begitu tahu liriknya tapi bisa tetap menikmati.

sa juga tau diri tara mungkin sa mo ganggu. de yang gatal gatal sa. de yang mati gila sa. skarang ko emosi baru ko mo rancang sa. - penggalan lagu bukan PHO

Dari Papua, melompat ke pulau Sumatra. Saya jadi ingat beberapa waktu lalu salah satu peserta wanita berwajah cantik dalam ajang pencarian bakat juga turut menyanyikan lagu berbahasa daerahnya, Karo. Lagu yang sama-sama tidak saya begitu mengerti artinya, tetapi enak didengar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun