Berita baiknya, sebuah temuan menunjukkan bahwa meski terjadinya atrofi otot (penurunan massa otot, kebalikan dari hipertrofi), seseorang yang di masa lalunya suka berolahraga akan lebih mudah untuk mengembalikan massa ototnya daripada yang tidak pernah melakukan sama sekali. Jadi tidak benar-benar seutuhnya akan hilang.
Mengaplikasikan Memori Otot dalam Bidang yang Lain
Tidak hanya olahraga, dalam bidang musik adanya memori otot juga turut menjadi salah satu kemampuan yang menjadikan seseorang pemusik menjadi professional.
Seperti pemain piano. Dengan latihan rutin dan berkualitas, seseorang akan menjadi pianis yang andal. Pianis yang tidak perlu lagi menghafal melodi dan kunci karena jari-jari sudah otomatis menari-nari di atas tuts piano.
Adanya memori otot akan membantu kita dalam memainkan berbagai alat musik lainnya. Hari ini saya sedang belajar bermain kalimba. Alat musik yang disebut piano jempol. Istilah memori otot juga saya dapatkan ketika sedang belajar alat musik tersebut.
Sejauh ini memang belum banyak yang bisa saya mainkan. Walau jika dilihat permainannya sederhana, namun ternyata cukup sulit dibagian menghafal angka-angka atau tabs. Awalnya sering lupa, tapi sering melakukannya saya merasa ibu jari bisa menuntun sendiri. Sedikit demi sedikit sepertinya memori otot sedang dibangun.
Banyak hal yang melibatkan memori otot. Bahkan sejak kita belajar berjalan. Sudah hafal cara berjalan, bukan? Tidak ada yang terlambat untuk melatih ototmu. Selagi ada waktu dan mau, yuk kita isi memori otot dengan sesuatu yang bermanfaat. Kira-kira apa yang ingin kamu jadikan memori ototmu nih?
Salam,
Listhia H. Rahman
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI