Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Yang Ditunggu Bukan Hanya Kekasih, tapi "Paket!"

4 November 2020   22:11 Diperbarui: 4 November 2020   22:39 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | unsplash.com

"Paketttt!", satu kata yang mampu membuat bahagia.

Menerima atau mengirimkan paket kini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Apalagi di masa pandemi yang membuat kita cenderung lebih memilih berbelanja secara daring atau mengirimkan barang kepada sanak saudara dengan mengunakan jasa ekspedisi untuk mengurangi kontak langsung.

Seperti dikutip dari katadata.co.id yang ternyata menunjukan bahwa sekitar 85,2 persen responden yang disurvei mengaku menggunakan jasa kurir untuk mengirimkan barang yang dibeli dari e-commerce. Itu artinya 9 dari 10 orang memilih dipaketkan barangnya daripada membawanya langsung. Apakah kamu juga setuju?

Semakin Banyak Jasa Ekspedisi, Mana yang Terbaik?

Hampir setiap minggu saya menerima paket dari bermacam-macam jasa ekspedisi (perusahaan pengangkutan barang). Jasa-jasa tersebut seperti JNE, JNT, Sicepat, Id express, Pos Indonesia sampai yang masih asing seperti anteraja.

Seringnya saya memilih sendiri jasa pengangkutan yang sudah menjadi andalan saya, tetapi tidak jarang pula tidak ada pilihan lain alias satu-satunya yang ditawarkan oleh marketplace yang saya gunakan.

Sejauh ini memang tidak pernah ada pengalaman buruk yang pernah saya alami. Semua paket yang saya terima selalu datang dan utuh. Yang bisa menjadi pembeda soal kecepatan dan cara jasa ekspedisi tersebut mengantarkannya saja.

Ada yang datang, memberi paketan lalu selesai. Ada yang datang, memberi paket lalu meminta tanda tangan digital. Ada yang datang, memberi paket tapi sebelum pergi meminta difoto dulu. Ada juga yang saking sudah hafal tinggal meletakannya di dekat pintu lalu segera mengirim foto ke whatsapp saya.

Alhamdulillah, sepanjang pengalaman tidak ada jasa ekspedisi yang mengecewakan. Malahan semakin ke sini saya  turut berbahagia melihat adanya persaingan dari berbagai jasa ekspedisi yang bermunculan.  Sebab fakta itu seharusnya  membuat mereka -jasa ekspedisi tersebut- menjadi bersaing untuk meningkatkan pelayanannya dan menunjukkan bahwa mereka memang yang terbaik.

Apakah benar begitu?

Sebenarnya saya tidak niat untuk melakukan percobaan siapa yang paling cepat. Hanya kebetulan di minggu kemarin ternyata saya menggunakan tiga jasa ekspedisi yang berbeda dalam waktu pengiriman yang sama. 

Pengiriman dilakukan dari kota Jakarta dan Bandung. Oya, kota di mana saya tinggal tidak banyak tersentuh layanan cepat seperti same day delivery. Rata-rata butuh waktu kira-kira 2-4 hari pengiriman dari luar kota. 

Hasilnya ternyata ketiga paketan saya datang di hari yang sama. Sama-sama datang di hari minggu namun memang waktu pengantaran berbeda. 

Akan tetapi memang ada yang perlu menjadi catatan dari saya bagi semua jasa ekspedisi saja. Tidak sekali dua kali saya mendapati status pengiriman yang tidak sesuai. Status mengatakan barang sudah diterima, padahal jelas-jelas saya belum menerimanya (baru menerima di hari setelahnya).

Saya tidak tahu apakah ada yang salah dengan sistem, atau jangan-jangan sengaja agar barang yang diterima sesuai dengan "janji" yang mereka tulis dipelayanan.

Memang benar kecepatan waktu pengiriman menjadi poin tambah, akan tetapi alangkah baiknya jika menjaga kepercayaan pelanggan, ya. Saya hanya ingin dianggap telah benar-benar menerimanya. Hiks.

Sebagai informasi tambahan, masih dikutip dari katadata.co.id, saat ini dalam aspek kepuasaan pelanggan terhadap jasa kurir diketahui mendapatkan hasil cukup memuaskan dengan skor 4.1 dari skala 1 sampai 5. Sudah baik namun jangan puas hanya diangka empat dong.

Terlepas itu, meski dihantam badai pandemi seperti saat ini, dari jasa ekspedisi kita bisa melihat hal yang berbeda. Jasa pengiriman barang dan kurir membuktikan daya tahan yang kuat (atau malah lebih kuat) di tengah perekonomian yang lesu.

Ah, iya. Saya akan sedikit bercerita sebelum mengakhiri ini.

Saya tidak tahu apakah ini karena jasa ekspedisi sedang membutuhkan banyak kurir sehingga merekrut karyawan baru atau yang dahulu sudah tidak lagi bekerja. Saya memilih yang pertama untuk saya jadikan hipotesis.

Selama pandemi ini ada beberapa kurir yang biasanya datang sudah berganti dan itu tidak hanya terjadi pada satu ekspedisi. Mereka yang mengaku baru yang dibuktikan dengan susahnya menemukan keberadaan saya meski sudah bertanya ke tetangga. Kenapa? Akan saya ceritakan nanti.

Nah, bukan hanya kekasih yang menyenangkan ditunggu, kata "paket" dari balik pagar rumah juga sama kan?

Salam,

Listhia H. Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun