Selamat hari bloger nasional bagi yang merayakan.
Bulan Oktober ternyata menyimpan tanggal-tanggal istimewa khususnya bagi saya. Setelah di tanggal 4 menjadi hari pertama saya menulis di kompasiana, disusul kemudian tanggal 22 yang lalu menjadi hari lahirnya kompasiana.
Sekarang, di tanggal 27 Oktober menjadi hari penting secara lebih luas lagi, Hari Bloger Nasional.
Sudah tahu?
Gara-gara diingatkan cuitan di twitter, jujur saya baru tahu jelang maghrib soal perayaan ini.
Tidak ingin ketinggalan momen, saya harus mengambil laptop, karena saya pikir ini hari yang patut dirayakan bukan? Apalagi saya -atau mungkin kamu- yang terjun langsung ke dalam dunia per-blog-an. Inilah harinya kita.
Menjadi Bloger, Apa Kerennya?
Ya keren bangetlah, gausah dijelasin. HAHA.
Biasanya sebuah peringatan diadakan karena dianggap penting, jadi bisa dikatakan bahwa peringatan ini ada karena keberadaan dan peran bloger yang sudah diakui.
Apalagi makin ke sini perkembangan blog juga makin pesat. Ambil contohnya di blog kompasiana ini, yang angkanya sudah lebih dari 600ribuan akun. WOW.
Menarik waktu ke belakang sebentar, Hari Bloger Nasional bermula di tahun 2007, yang kala itu dicanangkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Muhammad Nuh. Itu artinya usianya sudah 13 tahun.
Kalau kamu sudah berapa lama menjadi blogernya? Sudah berapa lama menulis di kompasiana?
Jangan Jadi Bloger
Blogger apa bloger sih?
Jika menengok kbbi, bloger sudah tercantum untuk menyebut orang yang mengeblog; pengeblog; narablog. Jadi dalam penggunaan bahasa Indonesia, kita menggunakan huruf G satu saja sudah sah.
Penulis blog kompasiana seperti saya (dan atau kamu) malahan punya sebutan lain. Kompasianer, begitu label kita di sini.
Terlepas dari sebutannya, sebagai seorang penulis blog yang turut merayakan hari istimewa ini, rasanya akan pas jika saya berbagi sedikit soal pengalaman hidup di dunia bernama blog.
Kalau kurang kamu bisa ikut membagikannya dikomentar. Kita cerita tentang blog hari ini.
Sebagai pengingat saja, saya hanya ingin memberi tahu kalau jangan menjadi bloger, kalau...
- Takut menulis
Jangan harap disebut bloger, kalau menulis saja tidak pernah. Seorang bloger dikenal melalui tulisannya.
Takut memulai itu biasa, hanya saja jangan dijadikan alasan untuk tidak mencoba. Saya percaya, tiap bloger pasti punya cerita masing-masing di tulisan pertamanya.
Coba saja dulu, mulai saja tidak usah malu. Kemampuan menulis akan terasah seiring kita melakukannya.
- Tidak suka dituntut
Selain dituntut deadline, dituntut ide sendiri tak kalah menakutkan, lho. Atau malah lebih horor karena di saat itu ide bersarang dipikiran dan merengek minta dibebaskan.
Bukan menakut-nakuti, ingin curhat saja. Bahwa semakin kita bergaul dengan blog, semakin kita sering menemukan ide di waktu yang tidak terduga.
Ya, ide menulis bisa datang kapan saja, bahkan ketika kamu tidak ingin memikirkannya. Karena yang sering terjadi justru natural, datang tiba-tiba. Giliran sedang dicari, malah suka buntu.
Kalau belum siap untuk menghadapi masa-masa itu, lebih baik pikir saja. Nge-blog beneran candu. Nakutin kan?
- Tidak mau kejutan
Kalau kamu tipe orang yang kagetan, menjadi bloger sepertinya tidak akan cocok untukmu.
Mengapa? Karena menulis blog akan memberikan kamu kejutan seperti mendapatkan sesuatu, uang misalnya. Ehem.
Entah lewat mengikuti lomba atau ditawari untuk menulis.
Ah iya, tetapi tidak hanya dilihat dari materi saja, kejutan seperti mendapat apresiasi dari pembacamu juga itu suatu yang berharga. Mendapat teman-teman baru yang sehobi juga tidak kalah seru.
Jangan jadi bloger kalau tidak siap mendengar percakapan seperti, "Oh, ini yang nulis itu yhaaa."
Hari ini sudah menulis apa, bloger eh kompasianer? Selamat hari kita senasional~~
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H