Belum mulai sudah selesai eh stres~
Ibarat belum jadian tapi sudah patah hati duluan, kejadian belum juga mulai menulis malah stress juga sama-sama menyakitkannya.
Jangan salah, hal ini nggak cuma jadi momok penulis pemula saja karena yang sudah sering menulis pun bisa juga sama-sama kena.
Padahal menulis itu seharusnya jadi salah satu kegiatan yang menyenangkan, kenapa malah sebaliknya?
Memang bukan menulisnya yang menjadi biang keladi, tetapi si penulis yang membuatnya sendiri. Hal yang semestinya tidak akan terjadi jika kita -sebagai penulis- bisa tahu sebab-sebabnya.
Nah, berikut ini beberapa hal yang sering membuat stress duluan padahal baru memulai menulis versi saya pribadi. Kalau ada yang sama, berarti kita sejurusan.
1/ Memaksakan Menulis
Apa-apa yang dipaksa suka tidak baik jadinya. Banyak orang juga tidak suka dipaksa bukan? Dipaksa untuk mencintai orang yang kamu tidak cinta, misalnya.
Begitu juga menulis. Kalau dipaksa jatuhnya malah sering gagal. Jadi tidak bisa.
Bukannya segera menulis malah asyik memandangi layar. Apalagi kalau ditambah sambil senyum-senyum sendiri. Bener-bener stress dah.
Yang akhirnya jadi suka mikir yang nggak-nggak, "kok aku jadi gak bisa nulis gini sih?"
Padahal bukan tidak bisa, cuma tekanan yang kamu buat sendiri.
Hanya saja memang dibenarkan kalau adanya unsur paksaan memang bisa membuat bahan bakar membuat tulisan.
Seperti pada kasus dapat tugas menulis. Karena sudah tugas, mau tidak mau memang harus kamu kerjakan deh.
"Jadi bagus dong paksaan itu?"
Tetap saja namanya dipaksa tidak baik. Memang benar bisa menghasilkan tulisan, yang membedakan itu stress yang diciptakan. Kalau dipaksa pasti akan ada stressnya. Sebaliknya kalau merasa tidak dipaksa, pasti stress juga tiada.
Tidak hanya pada menulis, apapun kegiatan yang kita lakukan -selama itu baik- jika landasannya karena kita mau melakukannya tanpa paksaan pasti akan lebih menyenangkan.
"Masih mau nih maksa?"
2/ Perhatikan Waktu
Waktu di sini tidak hanya sebatas angka, tetapi lebih ke perasaan hati. Ehem.
Jadi soal waktu di sini akan subjektif sekali. Karena hasilnya berbeda-beda.
Misalnya saja nih, waktu patah hati ada yang merasa melegakan untuk menulis atau malahan merasa lebih lancar.
Akan tetapi ada juga yang merasa bahwa waktu tersebut justru menjadi waktu untuk berisitirahat menulis dulu. Sudah stress patah hati, tambah stress menulis pula.
Kalau waktu terbaik menulis versimu kapan? Waktu dia nggak bales chat kamu?
3/ Tidak Percaya Diri
Belum juga menghasilkan kata-kata, sudah banyak menduga~
Kalau memang niat menulis, menulis saja dulu. Tidak usah memikirkan nasib tulisanmu kelak karena kamu bukan cenayang.
Percaya diri penting untuk modalmu menulis. Jadi jangan tidak percaya pada dirimu. Klau bukan kamu yang percaya dulu, lalu siapa?
Lagi pula semua yang menulis pasti punya kenangan sendiri ditulisan pertamanya. Pasti.
Daripada stressduluan karena tidak percaya diri akan penilaian tulisanmu nanti, lebih baik fokus pada ingin membuat kenangan apa ditulisan tersebut.
Tulisan itu seperti mesin waktu, kamu bisa lupa tetapi kata-kata bisa mengingatkanmu. Ceritanya nge-quote. haha.
Ngomong-ngomong hal apa yang bisa membuat kamu stres padahal belum juga mulai menulis? Gak ada ide?
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H