Apakah kamu mengikutinya?
Siapa sih yang tidak tahu youtube? Sebagai media sosial paling sering digunakan di Indonesia diurutan pertama, rasanya kita juga sudah bisa tahu jawabannya.
Kini barangkali waktu menonton lewat youtube lebih tinggi ketimbang menonton acara televisi. Karena menonton acara televisi pun lebih banyak dilakukan di sana.
Contohnya, saya ingat sekali dengan sebuah acara di televisi yang sampai harus ''menyindir" para penontonnya untuk tidak hanya menjadikan acara mereka trending di youtube tetapi juga tetap menonton via televisi karena acara mereka justru rendah secara rating televisi.
Youtube Lebih dari TV?
Youtube -youtube lebih dari tv, boom! begitu sebuah lirik lagu yang dirilis empat tahun yang lalu.
Kehadiran youtube yang waktu itu menjadi alternatif tontonan yang lebih baik ketimbang televisi terutama dari segi kualitas. Zaman di mana youtube berisi content creator yang tidak sekadar nge-prank tetapi kreativitas yang utama.
Namun, apakah sepenggal lirik itu masih berlaku empat tahun kemudian alias sekarang ini?
karena kini youtube-youtube isinya orang tv, booom!
Memang tidak ada salahnya penghuni televisi bermigrasi ke youtube, karena kita juga tidak bisa mencegahnya. Apalagi bagi penggemar mereka, keberadaan kanal youtube artis idola bisa menjadi media untuk menjadi lebih memahami idolanya dan merasa lebih dekat saja, ya.
Ketika Para Pendahulu Curhat...
Masalahnya memang bukan semata-mata soal artis yang kini mulai menghiasi konten youtube.
Baru-baru ini saya jadi ikut memantau "keramaian" di youtube. Keramaian yang berasal dari para pendahulu youtube yang muncul dengan curhatan akan kegelisahannya.
Bahkan secara terang-terangan ada juga yang membuat video pamitan seperti dalam video berdurasi 15.11 menit yang diunggah channel skinnyindonesia24 milik Andovi da Lopez dan Jovial da Lopez. Itu lho, mereka yang videonya sempat heboh karena membuat rap battles of presidency: Prabowo vs Jokowi.
Intinya mereka mengumumkan bahwa pada tahun ke-10 akan menjadi akhir karir per-youtube-an mereka atau akan jatuh pada 24 juni 2021 mendatang. Sungguh sangat disayangkan, akan tetapi mereka punya alasan kuat mengapa akhirnya memutuskan sebuah keputusan yang besar tersebut. Silakan tonton di sini
Sebagai sesama pendahulu alias generasi pertama youtube Indonesia, rupanya video tersebut juga turut menggugah Bapak Youtube Indonesia - meminjam istilah dari Pandji Pragiwaksono---Raditya Dika untuk mencari tahu lebih jauh lagi.
Empat hari yang lalu Raditya dika pun mengunggah percakapan bersama skinnyindonesian24 (jovi dan dovi) dengan durasi nyaris satu jam. Silakan tonton percakapan mereka di sini ya. Di video tersebut dijelaskan pula bagaimana tips Raditya dika bertahan di platform youtube miliknya sampai sekarang ini.
Selain kedua video tersebut, satu video yang membuat saya makin mengerti alasan kegelisahan para pendahulu adalah video dari sudut pandang Kevin Hendrawan, di sini.
Dari video berdurasi dua puluh menit tersebut, saya sebagai penonton di youtube seperti dibawa untuk merasakan bagaimana perjuangan youtuber pendahulu dan bedanya dengan sekarang. Bagaimana sistem youtube yang ternyata banyak berubah dan membuat jadi tidak kaget jika berdampak pada contetn creator yang 'menghilang'.
Apa yang dipaparkan koko Kevin memang nyatanya saya rasakan ada benarnya. Sebab akhir-akhir ini beranda saya justru bukan diisi dengan akun-akun yang sengaja saya langganankan. Contohnya video dari koko Kevin yang tidak terdeteksi kecuali saya mencari sendiri.
Sepertinya memang youtube lebih merekomendasikan konten-konten yang sedang banyak ditonton. Yang pada akhirnya 'mematikan' konten yang melawan arus.
Kalau begitu pantas saja. Seperti yang dialami koko Kevin yang sekitar 8 bulan lalu videonya mampu meraih 500 ribu kali ditonton kini jadi belasan ribu. Koko Kevin adalah salah satu youtuber yang tidak ikut-ikutan membuat konten yang sedang hits, justru dia memilih untuk tidak tanggung-tanggung melawan saja. Salut, walau itu pasti menyakitkan karena sudah membuat video itu tidak gampang!
Ada satu lagi sebenarnya yang saya tonton, dari akun Edho Zell. Akun yotube yang paling senior diantara para akun yang saya sebutkan. Bergabung sejak 2006, Edho Zell menceritakan apa yang tidak jauh berbeda dirasakan teman-teman segenerasinya. Sila di sini.
Memang sangat disayangkan jika satu persatu content creator harus berpamitan. Namun kita tidak bisa memaksakan pilihan mereka. Sebab hal ini pastinya sudah mereka pikirkan matang-matang.
Semoga saja apa yang menjadi kegelisahan mereka bisa didengar dan syukur-syukur ada kebijakan yang bisa sama-sama menguntungkan dan membuat lebih baik.
Jangan sampai keinginan berkarya sudah pupus dulu sebelum memulai. Semangat para content creator, nggak cuma di youtube tapi di manapun kalian berkarya ya~
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H