Masalahnya memang bukan semata-mata soal artis yang kini mulai menghiasi konten youtube.
Baru-baru ini saya jadi ikut memantau "keramaian" di youtube. Keramaian yang berasal dari para pendahulu youtube yang muncul dengan curhatan akan kegelisahannya.
Bahkan secara terang-terangan ada juga yang membuat video pamitan seperti dalam video berdurasi 15.11 menit yang diunggah channel skinnyindonesia24 milik Andovi da Lopez dan Jovial da Lopez. Itu lho, mereka yang videonya sempat heboh karena membuat rap battles of presidency: Prabowo vs Jokowi.
Intinya mereka mengumumkan bahwa pada tahun ke-10 akan menjadi akhir karir per-youtube-an mereka atau akan jatuh pada 24 juni 2021 mendatang. Sungguh sangat disayangkan, akan tetapi mereka punya alasan kuat mengapa akhirnya memutuskan sebuah keputusan yang besar tersebut. Silakan tonton di sini
Sebagai sesama pendahulu alias generasi pertama youtube Indonesia, rupanya video tersebut juga turut menggugah Bapak Youtube Indonesia - meminjam istilah dari Pandji Pragiwaksono---Raditya Dika untuk mencari tahu lebih jauh lagi.
Empat hari yang lalu Raditya dika pun mengunggah percakapan bersama skinnyindonesian24 (jovi dan dovi) dengan durasi nyaris satu jam. Silakan tonton percakapan mereka di sini ya. Di video tersebut dijelaskan pula bagaimana tips Raditya dika bertahan di platform youtube miliknya sampai sekarang ini.
Selain kedua video tersebut, satu video yang membuat saya makin mengerti alasan kegelisahan para pendahulu adalah video dari sudut pandang Kevin Hendrawan, di sini.
Dari video berdurasi dua puluh menit tersebut, saya sebagai penonton di youtube seperti dibawa untuk merasakan bagaimana perjuangan youtuber pendahulu dan bedanya dengan sekarang. Bagaimana sistem youtube yang ternyata banyak berubah dan membuat jadi tidak kaget jika berdampak pada contetn creator yang 'menghilang'.
Apa yang dipaparkan koko Kevin memang nyatanya saya rasakan ada benarnya. Sebab akhir-akhir ini beranda saya justru bukan diisi dengan akun-akun yang sengaja saya langganankan. Contohnya video dari koko Kevin yang tidak terdeteksi kecuali saya mencari sendiri.
Sepertinya memang youtube lebih merekomendasikan konten-konten yang sedang banyak ditonton. Yang pada akhirnya 'mematikan' konten yang melawan arus.
Kalau begitu pantas saja. Seperti yang dialami koko Kevin yang sekitar 8 bulan lalu videonya mampu meraih 500 ribu kali ditonton kini jadi belasan ribu. Koko Kevin adalah salah satu youtuber yang tidak ikut-ikutan membuat konten yang sedang hits, justru dia memilih untuk tidak tanggung-tanggung melawan saja. Salut, walau itu pasti menyakitkan karena sudah membuat video itu tidak gampang!