Kalau nggak salah ngapain minta maaf?
Malam ini pemerintah secara resmi mengumumkan bahwa 1 Syawal 1441 Hijriah akan jatuh di hari Minggu (24/5). Itu artinya esok kita akan menggenapkan puasa selama 30 hari sebelum siap-siap menyambut idulfitri atau lebaran. Sepertinya baru kemarin memulai Ramadan ternyata sudah mau usai, ya.
Disebut juga dengan hari kemenangan, idulfitri memang jadi hari yang kita nanti. Meski juga ada sedihnya karena kita harus berpisah dengan bulan suci Ramadan, bulan dimana banyak berkah dilimpahkan dan dosa-dosa diampunkan. Membuat hati ini antara senang menyambut idulfitri dan sedih meninggalkan bulan Ramadan. Hanya terus berharap, mudah-mudahan kita dipertemukan lagi di tahun depan. Aamiin.
Idulfitri dan Momen Maaf-maafan yang Tidak Mudah Dilupakan
Selain ketupat, opor ayam, dan ditanya kapan nikah, momen idulfitri selalu identik dengan bermaaf-maafan. Sepengetahuan saya, hal ini jadi salah satu ciri khas Indonesia dalam merayakan lebaran. Menjadi tradisi yang tidak terjadi di negara lain.
Tradisi ini makin diperjelas dengan adanya acara halalbihalal tiap kali idulfitri tiba. Halalbihalal yang diartikan sebagai hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang (kbbi).
Ngomong-ngomong soal halalbihalal, ingatan saya terlempar di masa sekolah dulu jadinya. Ya, dari banyaknya kejadian halalbihalal, momen bermaaf-maafan di lapangan itu jadi suatu yang akan saya kenang selalu. Saya tidak akan sebut secara detail, namun bagi orang-orang yang satu sekolah dengan saya saat itu pasti tahu ada di tingkat apa kejadian ini terjadi. HAHA.
Halalbihalal itu masih terkesan sampai saat ini karena menjadi momen perdamaian yang terjadi antara saya dan kakak kelas yang sempat tidak baik-baik saja. Penyebabnya kami tidak akur waktu itu hanya karena kesalahpahaman, tetapi cukup panjang.
Alhamdulillah, halalbihalal membuat kami jadi bertemu dan saling mengaku. Semacam gencatan senjata dalam peperangan. Ya setidaknya pernah ada kata maaf yang sempat kami ucap dalam rangka memperbaiki hubungan yang lebih baik lagi. Jadi kalau ada yang mengatakan lebaran adalah momen untuk bermaafan, saya sepakat tetapi bukan satu-satunya. Walau tidak dapat disangkal bahwa lebaran membuat kita jadi lebih mudah memaafkan daripada hari-hari biasanya. Lagi-lagi memang momentum.
Tinggalkan cerita halalbihalal, pernah ngga sih kalian penasaran kenapa harus bermaaf-maafan ketika lebaran?
Setelah saya cari tahu ternyata ajaran saling meminta maaf pada hari raya secara khusus tidak memiliki pijakan jelas dalam hadis Rasulullah. Akan tetapi memang tidak ada salahnya untuk dilakukan. Karena saling bermaafan termasuk perilaku yang baik dan mampu menjadi jembatan silaturahmi yang lebih baik pula antar sesama kita.
Jadilah pemaaf, perintahkanlah kepada apa yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang belum mengerti." (QS. Al-A'raf ayat 199)
Apalagi idulfitri menjadi salah satu momen menciptakan pertemuan yang jarang terjadi. Misalnya saja seorang anak yang sedang merantau dengan orang tua di kampung halaman atau saudara jauh yang baru bisa berkumpul menunggu cuti.
Pertemuan-pertemuan yang langka sering kali berhasil diciptakan idulfitri, bisa menjadi kesempatan baik untuk saling bermaaf-maafan,kan?
Lalu pertanyaan lain muncul: bertemu saja jarang, apa gunanya minta maaf?
Seperti yang sudah disinggung, tidak ada salahnya untuk meminta maaf. Tidak harus menunggu salah dulu. Lagi pula arti maaf tidaklah harus dihubungkan dengan kesalahan. Tidak juga membuatmu terlihat lemah ketika mengatakannya.
Jika membuka kbbi untuk mencari makna maaf, kita akan menemukan ada tiga pengertiannya. Pertama, pembebasan seseorang dari hukuman (tuntutan, dendam dan sebagainya) karena kesalahan; Kedua, ungkapan permintaan ampun dan penyesalan; ketiga,ungkapan permintaan izin untuk melakukan sesuatu. Jadi makna maaf itu tidak sekadar hanya bentuk penyesalan atas sebuah hal yang keliru semata, kan?
Contohnya saja saat kita bertanya pada orang yang tidak kenal, kita bisa memakai kata "Maaf" untuk mengawalinya, kok.
Jangan Tunggu Salah dan Juga Lebaran
Oleh sebab itu, meminta maaf sebenarnya tidak perlu menunggu salah apalagi lebaran yang datangnya satu tahun sekali. Meminta maaf bisa dilakukan kapan saja. Lebih cepat mengakui salah lebih baik, tidak usah menumpuk kesalahan karena tidak akan membuatmu kaya raya.
Yang paling penting, jangan hanya sekadar kata-kata maaf, pun kamu harus memberikannya tulus dari hati dan berusaha untuk tidak mengulangi jika pernah salah. Ya, walau sebagai manusia kita tidak luput dari kesalahan tetapi setidaknya kurangi, syukur-syukur menghindari untuk tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Jika salah-salahnya itu lagi itu lagi, rasanya bukan lagi salah tetapi memang sengaja tidak mau berubah deh.
Sudah menyiapkan kata-kata untuk meminta maaf pada mantanmu di lebaran ini? Momen nih momen. Minimal bisa jadi bahan obrolanmu. wkwk
Inget sabtu masih puasa!
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H