Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Susah Mana #JanganMudikDulu Apa Move On Dari Dia?

21 Mei 2020   23:10 Diperbarui: 21 Mei 2020   23:12 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | unsplash.com

Yang jelas sama-sama mudah dikatakan tapi tidak dilakukan.

Seseorang tidak akan tahu betapa sulitnya move on ketika tidak pernah berada di posisi itu. Saat kita yang sudah jatuh cinta sungguhan dan sedang sayang-sayangnya malah harus berpisah begitu saja. Makin menjadi-jadi lagi jika sudah terlanjur menduga-duga dia adalah akhir pencarian masa depan, tetapi ternyata masih bukan jawaban. Susah sekali untuk menerima kenyataan yang tidak sesuai ekspektasi, bukan?

Pun tidak berbeda jauh dengan melakukan #JanganMudikDulu. Seseorang yang tidak ada di posisi kita yang sudah terbiasa mudik atau yang baru pertama menjadi jauh pasti tidak bisa mengerti bagaimana arti mudik yang bukan sekadar pulang kampung halaman. Rasanya itu seperti ada tidak relanya ketika harus mengembalikan tiket yang sudah terlanjur dibeli apalagi mengubur semua temu dengan orang terkasih. Susah sekali untuk menerima kenyataan yang tidak sesuai ekspektasi, bukan?

Yang Membuat Susah untuk Tidak Mudik...dan Move On

Mudik lebaran adalah salah satu momen yang saya tunggu. Satu-satunya momen kumpul keluarga besar yang paling rutin dilakukan dan selalu menjadi tanda bahwa usia kami sudah bertambah satu. Mudik lebaran yang sudah menjelma jadi suatu hal yang memang tidak boleh dilewatkan

Tahun ini untuk pertama kali saya juga tidak melakukan mudik. Ya, biasanya di hari-hari menjelang lebaran seperti malam ini, saya pasti sudah mulai sibuk mengemas barang-barang yang akan dibawa. Karena esok pagi pasti saya sudah tinggalkan rumah ini.

Tidak hanya baju-baju, juga berbagai makanan sebagai buah tangan orang-orang di kampung halaman. Segala rupa rasanya ingin dibawa agar semua bisa ikut merasakan.

Namun anehnya saat kembali lagi apa yang kami bawa pasti akan lebih banyak lagi. Ada saja yang harus dibawa dari rumah Nenek dan saudara-saudara. Apa kamu juga sama?

Saya yakin hal ini bukan jadi milik saya. Mudik lebaran pasti punya cerita tersendiri bagi orang-orang yang harus jadi jauh. Bukan persoalan sederhana untuk tidak mudik bagi yang menjalankannya, kan?

Saya juga mengerti. 

Sama seperti move on.  Disaat kamu sudah mencoba berkemas-kemas untuk melupakan semua yang kamu ingin lupakan. Namun anehnya saat sudah mencoba melupakan yang ada justru makin teringat? Saya yakin ini bukan masalah saya sendiri. Bukan persoalan sederhana untuk move on bagi yang sudah terlanjur cinta, kan? 

Saya juga pernah.

Menghadapi Kenyataan #JanganMudikDulu dengan Belajar Dari Move On

Tidak ada yang menduga akan begini cerita lebaran kita di tahun 2020.

Tahun ini kita harus sama-sama menunda untuk tidak mudik dulu. Ya, kita bersama. Jadi jangan pikir yang menjadi sedih dan kecewa hanya kamu saja, tetapi kenyataan inilah yang sama-sama sedang kita hadapi. Untuk lebih baik #janganmudikdulu.

Adanya pandemi corona membuat mudik bukanlah teman baik kita saat ini. Mudik yang berpeluang besar membawa oleh-oleh penyakit. Jadi jika kamu pikir sulit untuk melakukannya, coba bandingkan lebih sakit mana dengan melihat orang-orang yang kamu sayangi menjadi sakit karena ulahmu?

Seperti dalam menghadapi move on,  setidaknya inilah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi #janganmudikdulu.

Pertama, ingat bahwa jangan mudik bukan larangan untuk tidak berkomunikasi. Terlebih dengan adanya kecanggihan teknologi saat ini  kamu masih tetap bertemu kan walau bukan raganya? Meski tidak mudik, usahakan tetap menjaga komunikasi. Jangan sampai merasa sendiri yang bisa membuat rasa sedih betah denganmu saja. Begitu juga kalau mau move on bukan? jangan pernah merasa sendiri kalau tidak ingin awet sedihnya. 

Kedua, sibukan hari-harimu dengan kegiatan positif. Selama menjadi jauh karena memilih di jalan #janganmudikdulu, kamu bisa mengisi waktu-waktumu dengan berkegiatan positif yang akan membuat waktu berjalan tidak terasa. Bisa dengan membaca buku, menata kamar kosan, membersihkan rumah, atau menemukan hobi baru.

Intinya tidak jauh berbeda dengan poin pertama yaitu jangan sampai kamu tidak melakukan apa-apa yang bisa membuatmu meratapi nasib di perantauan, ya. Lagi-lagi mirip dengan upaya move on, untuk bisa cepat lupa sakitnya kamu harus menyibukan diri agar tidak memikirkan dia yang tidak memikirkanmu.

Ketiga, yakin bahwa semua ini cuma sementara. Klise ya. Akan tetapi ini bisa jadi motivasi besarmu untuk bertahan pada pilihan #janganmudikdulu. Toh ini bukan berarti selamanya kok, hanya persoalan menunggu waktu yang tepat. Begitu juga move on, kalau rasanya sakit ya dinikmati saja. Tidak akan selamanya. Kamu pasti bisa meski awalnya susah sekali menerima.

Keempat, silakan tambah sendiri versimu. hehe.

***

Memang dibalik mudik kadang ada menyebalkannya. Semisal gara-gara muncul pertanyaan "Nikah Kapan" atau "Mana Pacarnya?" Akan tetapi itu  cuma "asem"-nya saja. Masih lebih banyak sisi manis yang bisa menutupi, yang akhirnya mudik tetap jadi biang rindumukan? Ehem.  Mari belajar dari proses move on, walau #janganmudikdulu itu sulit kamu pasti bisa melaluinya. 

Woy, jadi susah mana sih? yasamasusahnya :(

Salam,

Listhia H. Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun