Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mencari Berkah Saat Wabah, Sedekah dari Rumah

8 Mei 2020   23:04 Diperbarui: 8 Mei 2020   23:01 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
beberapa bahan makanan yang akan dibagikan | dokpri

"Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah."

Bersedekah adalah hal yang disukai Allah SWT. Apalagi jika bersedekah di bulan yang baik seperti bulan Ramadan ini. Di bulan yang penuh rahmat, jangan sampai begitu saja terlewat. Selain menjalankan kewajiban berpuasa, bersedekah adalah salah satu kegiatan yang bisa turut menyertainya. Karena sejatinya dalam rezeki yang kita dapatkan ada hak mereka yang dititipkan, bukan?

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapatkan bahagian" (QS. Adz-Dzariyat: 19).

 Di tengah wabah corona yang membuat kita jadi terbatas ruang gerak, sedekah tetap bisa kita lakukan. Hanya saja mungkin dengan beberapa catatan seperti mengikuti imbauan pemerintah yaitu tanpa menimbulkan kerumumunan, misalnya. Ya, tidak harus dengan turun ke jalan apalagi jika niatnya nge-prank kayak yang sedang viral-viral itu.  Kita yang bersedekah dari rumah. Bersedekah yang kini juga bisa lewat daring. Makin mudah. 

"Connecting Happiness" dengan Sedekah 

"Sedekah yang paling utama adalah sedekah pada bulan Ramadan." (H.R Al-Baihaqi).

Bersedekah bisa dilakukan kapan saja. Akan tetapi Bulan Ramadan menjadi istimewa seperti apa yang sudah Nabi kita contohkan. Nabi Muhammad SAW yang makin banyak bersedekah di bulan puasa. Apalagi kita sedang berada di tengah pandemi, memperbanyak sedekah selain membayar zakat dan infak jadi makin dianjurkan lagi. Karena jadi makin banyak yang butuh kita bantu, selagi kita mampu.

Banyak keajaiban yang dapat ditimbulkan dari sedekah. Tidak hanya membuat yang menerimanya berbahagia, pun kita yang ikhlas dan hanya mengharap ridhaNya akan ikut menular bahagia. Sedekah sebagai sebuah penghubung kebahagiaan, connecting happiness.

Dengan bersedekah kita akan selalu dekat pada Allah SWT. Kita yang menjadi selalu ingat untuk selalu berusaha mencari rezeki yang halal yang kemudian bisa disedekahkan lagi. Agar menjadi rezeki yang berputar-putar dalam lingkaran kebaikan. 

Bersedekah yang diajarkan Bapak Ibu di rumah

Sudah menjadi ritual. Setiap memasuki bulan Ramadan, orang tua saya selalu mempersiapkan beraneka bahan makanan dan peralatan salat yang akan dibagikan pada orang terdekat kami. Terutama bagi pengurus majid yang sekiranya memang membutuhkan. Seperti marbut masjid di sini.

beberapa bahan makanan yang akan dibagikan | dokpri
beberapa bahan makanan yang akan dibagikan | dokpri
Ya, sudah lama kebiasaan ini orang tua saja lakukan. Ketika saya tanya kenapa, salah satu jawabanya ternyata agar kelak saya bisa mengikuti untuk selalu ingat bersedekah. Tidak usah jauh-jauh, lihat saja dulu yang di dekat ada siapa. Jangan sampai fokus pada yang jauh, yang dekat jadi tidak terlihat.

Seperti apa bentuk sedekah?

Tidak hanya dalam bentuk uang dan makanan, bentuk sedekah bisa bermacam-macam bahkan barang yang nampaknya tidak berharga.

Beberapa hari yang lalu, saya dan orang tua mengisi waktu di rumah aja untuk beres-beres rumah. Beres-beres dengan membongkar gudang, lebih khususnya. Memilah mana yang dipertahankan dan mana yang dibuang.

Gudang kami tidaklah besar. Hanya seukuran kamar mandi, karena memang dulu bekas kamar mandi. Hehe. Namun ternyata setelah dibongkar, barang yang ada di sana lumayan banyak juga. Menjadi lumayan karena ada barang-barang yang masih dipertahankan padahal tidak pernah dipakai karena kebanyakan memang sudah usang. 

Jadilah di waktu itu juga orang tua memutuskan untuk tidak menyimpan barang yang memang tidak banyak diperlukan lagi bagi kami dan memilih untuk  diberikan pada pengepul barang bekas yang biasanya memang lewat depan rumah.  

Ya, tetapi di hari itu bapak tidak meminta untuk dijadikan uang dari barang-barangnya. Katanya biar saja buat sedekah. Padahal barang-barang yang diberikan bukan hanya sisa kardus, tetapi ada juga bekas elektronik seperti penanak nasi yang masih bisa diperbaiki.

Karena bentuk sedekah bisa bermacam-macam. Bahkan ilmu yang kita miliki pun bisa jadi sedekah jika kita dengan senang hati memberikannya. Tidak harus menjadi pendidik dulu. 

Jika kita memiliki informasi yang bermanfaat pun bisa menjadi sedekah ilmu. Misalnya melalui tulisan-tulisan kita. Insha Allah bisa menjadi amal jariyah yang tiada putusnya.

Bahkan ada cara sedekah yang tidak membutuhkan apa-apa, kecuali ketulusan. Tersenyumlah. Jadi, sudah senyumkah kamu hari ini? Kalau sudah, selamat sudah bersedekah, tapi ya jangan senyum-senyum sendiri, lama-lama pula. Nanti dikira...hehe.

Salam,
Listhia H. Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun