Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kabar dari Pasar Temanggung, Bawang Putih Lokal yang Tidak "Sewangi" Nasib Petani

29 April 2020   22:39 Diperbarui: 30 April 2020   04:00 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan di tengah pandemi, apa kabar bahan pangan di sekitar Temanggung?

Seperti kisah lama yang terulang kembali, harga pangan jelang Ramadan sudah  kita hafal bakal merangkak naik. Hal ini dikarenakan tren kebutuhan pangan masyarakat selama bulan Puasa sampai Idul Fitri yang cenderung tinggi daripada waktu lainnya.

Hukum permintaan dalam ekonomi yang terjadi selama Ramadan dan Hari Raya justru bertentangan. Dimana permintaan masyarakat yang tinggi berbanding lurus dengan harga yang ditawarkan. Bukan lagi harga meningkat maka jumlah permintaan menurun dan sebaliknya. Hubungan yang biasanya negatif.

Kejadian ini wajar saja, sebab di masa-masa ini penjual juga ingin memanfaatkan momen tersebut sebagai nilai tambah untuk mendapatkan laba yang lebih besar. Untuk itulah, peran pemerintah di masa-masa Ramadan sampai Hari Raya sangat diharapkan untuk hadir dalam mengontrol harga pangan agar tetap sabil.

Setidaknya terdapat 11 komoditas yang kini dikawal pemerintah yaitu beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng.

Namun ceritanya kini memang ada yang berbeda. Ramadan dan Hari Raya yang datangnya di tengah pandemi membuat pemerintah harus bekerja ekstra dalam memantau persediaan dan harga pangan. Apalagi dengan adanya imbauan pemerintah dalam pembatasan ruang gerak masyarakat sebagai upaya pencegahan virus corona yang dapat berimbas pada daya jual masyarakat yang rendah terutama mereka yang bekerja dalam bidang informal dengan penghasilan makin tidak menentu.

Melihat Situasi Harga Pangan di Temanggung di Tengah Wabah

Tanpa harus menunggu Ramadan, ternyata harga pangan di Temanggung sudah lebih dahulu naik jauh-jauh hari. Apalagi kalau bukan gara-gara pandemi.

Seperti yang dikutip dari magelangekspres.com pada tanggal 27 Maret, dampak covid-19 terhadap harga komoditas kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) atau sembako mengalami kenaikan yang cukup signifikan di Pasar Rejo Amertani Temanggung. Sembako yang paling terasa kenaikannya adalah komoditas gula pasir, telur dan minyak goreng curah. Adanya virus corona ini juga berdampak pada masyarakat yang mengurungkan untuk ke pasar sehingga pembeli pun menjadi sepi.

Harga Pangan Jelang dan Selama Ramadan

Memasuki bulan Ramadan, kenaikan harga terjadi pada daging ayam ras dan telur ras di pasar tradisional Temanggung. Selain dua bahan pangan tersebut, masih berdasarkan informasi dari jateng.antaranews.com diketahui bahwa harga bawang merah juga mengalami kenaikan. Harga bawang putih masih stabil dan harga gula pasir masih bertahan tinggi direntang Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per kilogram. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun