Lewat masa lalu, kami mengenalmu. Pada ibu yang kami selalu ingat. Wanita jawa, khas sanggul dan kebaya.
Namun Ibu kita punya beda. Ada keberanian yang dibiarkan tumbuh dalam diri. Demi memperjuangkan sesamanya seperti kaum kami.
Pernah dipingit raganya, tapi sadar tidak pikirannya. Ibu kita menembus dunia, dengan tulis dan baca. Ya, ibu kita memang pantas jadi teladan. Tidak hanya sebatas untuk perempuan.
Dengan kekuatan kata-kata. Ibu kita mendobrak semua ketidakmungkinan. Mengajak untuk jadi percaya: 'habis gelap terbitlah terang'.
Terima kasih, bu. Jasamu dulu masih terasa, tak kenal tenggat waktu.
Meski usiamu singkat di bumi,
Namamu akan abadi hati sanubari.
Akan kami jaga semangatmu tetap membara, sampai nanti.
Ibu kita, Kartini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H