Meskipun seandainya Tuhan memberikan aku satu kali kesempatan untuk memutar waktu dan mengulang sebuah kejadian, aku tidak akan pernah memilih momen pertemuan kita.
Aku tetap biarkan seperti apa adanya sekarang. Tetap dengan alur cerita yang remang-remang. Tidak pernah terang, tapi sempat menghadirkan sayang.
Yang pernah lebih dari sedang tapi belum juga cukup, tanggung.
Kalau ditanya adakah menyesal karena masih saja terus dilanjutkan? Pasti.
Karena aku saja suka bertanya: kenapa sih kisah yang begini harus ada? Bukan. Bukan. ...tapi kenapa ceritanya harus menimpa padaku? Nah ini yang benar.
Ingin rasanya membuat semua sebelum menjadi, tapi...
Sudah.
Juga disudahi. Tergesa-gesa sampai salah satu dari kita tak sengaja meninggalkan rasa.
atau sengaja agar ada yang susah lupa: aku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H