Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Matur Nuwun, Pakde Didi Kempot"

12 April 2020   21:51 Diperbarui: 5 Mei 2020   09:50 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam sebuah penampilan | indozone.id

Semenjak pakde Didi menjadi idola anak muda, kini patah hati bukan lagi harus sembuyi-sembunyi. Kalau bisa memang diikrarkan saja. Biar tidak kamu dan dia saja yang tahu, kalau perlu sealam semesta. Tidak apa-apa.

Begitulah hebatnya Pakde Didi Kempot. Dalam karyanya yang banyak menceritakan kesedihan, ternyata kini mampu mendapatkan perhatian istimewa di hampir semua kalangan.

Tidak hanya menyasar kaum remaja tanggung yang sedang gagal-gagalnya soal percintaan. Tua-muda, laki-laki-wanita, yang jadi disakiti-yang menyakiti. Menembus batas. Wohoho.

Semua menjadi satu. Dalam dua kata bernama: sobat ambyar.

Menjadi sobat ambyar
Kalau orang berpikir saya hanya ikut-ikutan. Sepertinya tidak salah tapi tidak benar juga. Karena ada rentang, yang memang tidak jauh sih, sebelum sobat ambyar mendadak bermunculan.

Ya. Sebelum itu, saya sudah jatuh cinta dulu. Bahkan sempat menyaksikan konser Pakde Didi dalan radius cukup dekat-yang hari ini rasanya sulit sekali mendapat posisi seperti dulu karena saking banyaknya penonton yang hadir, yakin deh.

Momennya kok ya bisa pas. Sewaktu saya pernah berpikir: apa hal ini-maksudnya menyukai lagu jawa koplo, termasuk lagu Pakde waktu itu- apa hanya saya saja? Ternyata langsung dijawab dengan kontan: banyakkkkkkkk. Saya langsung ditunjukkan.

Semenjak itu, saya jadi merasa tidak pernah bertanya lagi. Saya tidak lagi merasa sepi. Ehem. Justru ada rasa bangga yang menyelinap, ada rasa yang membuat saya bangga karena jatuh cinta pada sesuatu yang tepat.

Namun memang ada konsekuensinya. Ketika orang menjadi tahu bahwa saya adalah bagian dari sobat ambyar, sering kali orang lalu menghubungkan dengan kondisi saya yang dikira sedang patah hati. Menjadi sering disangka melas. Padahal ya melas bangetlah. Wkwk.

Bercanda. Percayalah tidak harus jatuh cinta lalu disakiti dulu untuk menjadi sobat ambyar, karena menikmati lagu-lagu Pakde Didi adalah kuncinya. Mendadak patah hati tapi tetap dijogeti.

Konser yang Tidak Saya Lupakan
Malam minggu kemarin jadi salah satu malam minggu terambyar yang pernah saya lalui. Bukan karena saya habis putus dengan seseorang, tetapi karena kompasTV menghadirkan  Pakde Didi dalam durasi yang tidak sebentar. Tiga jam.

Ya. Meski konser di rumah aja. Saya sangat puas sekali bisa menjadi bagian dari konser lewat daring ini. Sama-sama menghiburnya. Saya saja sampai dengan sengaja mengatur ruang untuk menonton dengan tambahan speaker. Agar lebih terasa.

Yang membuat makin spesial, ada tujuan kemanusian dibalik konser yang dipandu Rosi   dari studio KompasTV ini, sebuah misi menggalang donasi untuk masalah yang sedang sama-sama kita hadapi, pandemi korona.

Menyanyi dengan durasi tiga jam -ya walau tidak penuh karena ada ngobrol, iklan dan juga tayangan video clip-, bukanlah sesuatu yang mudah. Berkaraoke satu jam saja sudah membuat suara habis, kalau saya sih. Tetapi jam terbang Pakde Didi memang tidak bisa dibandingkan dengan saya, beda kelas. Hehe.

Yang membuat makin kagum dan terlihat bagaimana totalitas konser Didi Kempot kemarin adalah lagu-lagu yang dibawakan. 

Saya tidak sempat menghitung berapa. Namun, beberapa lagu yang muncul ternyata adalah lagu lawas yang jarang sekali saya dengarkan secara langsung. Sepeti lagu 'dalan anyar', 'ketaman asmoro' dan 'sekonyong-konyong koder'. Lagu-lagu yang membuat saya auto kegirangan karena baru kali ini mendengarkannya langsung di tv nasional. Lagu yang kemudian auto jadi status whatsapp saya, bertubi-tubi.

Saya kira bukan saya saja. Karena sewaktu saya melihat jumlah penonton via youtube ada lebih dari 11ribu sobat ambyar. Wow.

Tidak heran, jika jumlah transaksi yang terjadi untuk donasi pun mengalir deras. Saking derasnya sampai tidak bisa menampung dan harus dibantu dengan cara lain. Benar-benar luar biasa ketika sobat ambyar sudah berkumpul. Sekitar 5 miliar, uang mengalir.

Ada ketulusan yang saya bisa rasakan dari Pakde Didi, yang saya kira bisa menjadi sebuah kekuatan tersendiri untuk mengajak para penontonnya -apalagi sobat ambyar- berpartisipasi.

Terima kasih Pakde Didi. Semoga setelah wabah ini mereda, 22 atau 23 konser yang tertunda bisa berjalan sesuai rencana. Terima kasih sudah menghibur di tengah wabah. Terima kasih sudah mengumpulkan kami untuk bersatu saling membantu. Lancar rezekimu, Pakde. Dunia dan akhirat.

Terima kasih KompasTV, tidak setengah-setengah menghadirkan Pakde Didi dan pasukannya. Saya juga salut karena konsepnya yang tetap bisa mengajak berjoget lewat kiriman video. Benar-benar menghibur sekali.

Terima kasih teman-teman sejurusan, sobat ambyar. Rapopo ambyar, sik penting saling menguatkan. Asiiik.

Salam,
Listhia H. Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun