Meski bukan dijadikan hari libur, 9 Maret rupanya menjadi sebuah peringatan. Sudah tahu?
Benar, sudah jelas-jelas tertera dijudul tulisan, Hari Musik Nasional. Hal terkait penetapan Hari Musik Nasional ini juga secara resmi tertulis dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 tahun 2013. Tanggal 9 Maret dipilih bertepatan dengan hari lahir tokoh pahlawan nasional yang berjasa dalam pembuatan lagu kebangsaan Indonesia. Ya, W.R Soepratman.
Mengenang W.R Soepratman
Siapa yang tidak pernah mendengarkan lagu Indonesia Raya? Sebuah magnum opus karya Wage Rudolf Soepratman yang selalu dinyanyikan tak hanya di dalam upacara bendera pun sering kali diputar mengawali hari lewat radio-radio kini.
Namun ceritanya beda di masa lalu. Pertama kali didengarkan di sidang Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 dalam bentuk instrumen saja, lagu Indonesia Raya ini pernah dianggap sebagai ancaman bagi pihak Hindia Belanda. Membuat penciptanya dicari-cari salahnya sampai membawanya benar-benar di penjara. Namun bukan karena lagu Indonesia Raya, lagu Matahari Terbit yang disangkakan mendukung Jepang dibuat jadi alasan.
Malang. Belum sempat mendengar karyanya dinyanyikan dimana-mana pasca merdeka, beliau dipanggil lebih dahulu oleh Yang Maha Kuasa. Setelah beliau dibebaskan dari penjara. Saat itu tujuh tahun sebelum kemerdekaan, tanggal 17 Agustus 1938, beliau tiada.
Sebuah lagu yang tak sekadar kata-kata pun sarat makna jadi warisan yang ditinggalkan. Lagu yang membuat pendahulu kita menjadi bersatu. Lagu yang pernah membuat pihak penjajah tidak bisa menjadi tak karuan. Lagu yang sampai kapanpun menjadi lagu yang membuat kita bangga menjadi bagian dari Indonesia.
Pernah ikut bergetar hatinya ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan ketika TIMNAS sedang berlaga di lapangan atau ketika mereka naik di podium tertinggi? Ya, beliau akan selalu hidup dalam karya yang akan terus abadi dan nama yang akan selalu dikenang sepanjang masa bagi bangsa ini.
Pentingnya Hari Musik Nasional
Terlepas adanya perdebatan soal tanggal lahir W.R Soepratman yang dikatakan beberapa sumber lahir di tanggal 19 Maret, berikut adalah alasan mengapa hari Musik Nasional penting untuk diperingati selain sebagai bentuk mengenang W.R Soepratman.
Mengapresiasi Karya Anak Bangsa
Seperti yang tertera dalam Kepres nomor 10 Tahun 2013, salah satu hal yang menjadi pertimbangan adanya Hari Musik Nasional pada poin ketiga yaitu sebagai upaya meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap musik Indonesia, meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi para insan musik Indonesia, serta untuk meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat musik Indonesia secara nasional, regional dan internasional.
Jadi bukan hanya berlaku bagi pembuat karya saja, peringatan ini juga menjadi penting bagi penikmat musik seperti kita. Sudahkah kita menghargai karya mereka dengan mendengar dari platform resmi, misalnya?
Musik dan Pengaruhnya bagi Kesehatan
Apakah hari-harimu selalu diisi oleh musik? Kalau iya, bisa jadi kita satu server. Seperti yang sudah pernah saya singgung ditulisan yang lain, saya tidak menyukai kesepian adalah alasan mengapa saya menjadikan musik menjadi sahabat saya disegala situasi. Seperti ketika sedang belajar, sedang diperjalanan, sedang menulis, sampai sedang ditinggal pas sayang-sayangnya. #eh
Selain membuat suasana jadi tidak sepi, nyatanya musik juga bisa berdampak pada kesehatan mental. Sebuah studi tahun 2011 menemukan bahwa mendengarkan musik dapat meningkatkan dopamin (zat kimia yang berhubungan dengan rasa senang dan suasana hati) yang diproduksi di otak.
Musik juga dapat membantumu menjadi baik-baik saja, mengurangi stress. Namun pemilihan musik yang didengar juga perlu diperhatikan ya. Karena lagu-lagu tertentu mampu mengingatkan pada memori dalam hidupmu entah menyenangkan atau yang memang harus dilupakan saja. Jadi, pilihlah lagu-lagu yang menyenangkan ketika ingin mengurangi stress, bukan malah yang membuat bertambah beban karena jadi kepikiran si dia lagi?
Lagu apa yang sudah kamu dengarkan hari ini? Selamat Hari Musik Nasional para musisi dan para penikmat seperti saya.
Salam,
Listhia H. Rahman
Bacaan : satu, dua
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI