Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Begini Cara Mengelola Stres agar Berat Badan Tetap Terjaga

4 Februari 2020   20:40 Diperbarui: 13 Juni 2022   00:09 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | unsplash.com

Tidak berwujud tapi ada, stres.

Siapa yang tidak pernah mengalami stres? Ada banyak hal yang dapat menyebabkan kita menjadi stres. Mulai dari nilai ujian yang kurang memuaskan, tututan pekerjaan yang tidak kelar-kelar atau hubungan yang tidak kunjung diberi kejelasan. Ya, hal-hal tersebut bisa memicu datangnya stres dengan level yang berbeda-beda tiap orangnya.

Datangnya stres ternyata dapat berdampak pada kondisi tubuh kita. Salah satunya berpengaruh terhadap nafsu makan. Pasti pernah merasakannya bukan? Kira-kira kalian tim yang nafsu makannya meningkat atau malah sebaliknya?

Stres dan Nafsu Makan

Kok bisa beda-beda?

Stres memang unik, apalagi manusia yang mengalaminya. Seperti kita yang selama stres justru membuat berat badan makin geser ke kanan di timbangan, sedangkan di sisi lainnya justru ada yang harus terjun bebas alias kurusan? Lalu apakah cara ini bisa dikatakan "aman" untuk dilakukan sebagai jalan pintas dietmu?

Hey, apa kamu pikir stres itu baik?

Penambahan nafsu makan ketika stres dapat dijelaskan. Hal ini dikarenakan respon tubuh yang menghasilkan hormon stres yang disebut dengan kortisol. Hormon yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal. Paparan hormon kortisol yang berlebih inilah yang dapat menstimulasi nafsu makan kita. Menjadi melonjak.

Nafsu makan yang meningkat disertai keinginan untuk mencukupinya lewat makanan yang asal-asalan -maksudnya tinggi energi, rendah gizi- jadi biang sumbangan terhadap berat badan kita. Menjadi kilogram. Saat stres, makanan tinggi lemak dan gula menjadi makanan yang kamu cari-carikan? Kerennya "comfort food".

Sebuah studi di tahun 2015 bahkan menemukan hasil yang mencengangkan bahwa stres ternyata dapat membuat metabolisme tubuh melambat. Di mana peneliti menemukan partisipan wanita yang stres membakar 104 kalori lebih sedikit daripada yang tidak mengalaminya. Atau dapat diperkirakan dapat menambah hampir 5 kilogram pertahun. Angka yang lumayan bukan?

Sebaliknya.

Bagi sebagian yang lain, stres justru membuat badan mengecil alias turun berat badan yang tidak disangka-sangka. Stres yang datang membuat nafsu makan menghilang. Rasanya malas sekali mau makan.

Lagi-lagi ini memang cara tubuhmu menghadapi stres. Di mana selain melepaskan hormon kortisol, hormon yang ikut terlibat soal kasusmu yang ini adalah adrenalin. Adanya paparan hormone adrenalin inilah yang membuat nafsu makanmu jadi turun.

Belum lagi peran stres yang membuat kita jadi banyak pikiran lain selain makan. Stres yang membuat kita merasa tidak lapar atau menjadi lupa makan? Hal inilah yang berkontribusi dalam penurunan yang terjadi, karena kebiasaan makan kita yang tidak biasa ketika sedang stres.

Lalu apa yang harus dilakukan?

Jika kamu adalah pengendali stres yang baik, penurunan atau kenaikan ini wajar dan bisa kembali normal bersamaan dengan stres yang berangsur-angsur mereda.

Toh berat badan kita memang akan mengalami naik turun, berfluktuasi. Hanya saja, jika kehilangan berat badan yang tidak diinginkan tersebut kamu alami lebih dari 5 persen selama 6-12 bulan, ceritanya beda karena itu bisa menjadi tanda kamu mengalam malnutrisi yang disebabkan tidak tercukupinya kebutuhan gizimu sehari-hari.

Ya, jika masalahnya makin berat. Seperti stres yang tidak kunjung hilang justru bertambah dan timbul masalah kesehatan lain yang menyertainya seperti sakit kepala yang kronis maka ada baiknya mencari bantuan medis,ya. Apalagi stres yang datang mampu mempengaruhi tidur yang berantakan atau olahraga yang makin berkurang? Hal-hal yang turut menyumbang masalah kesehatan jika dibiarkan.

***

Memang stres itu tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan kita, tetapi kabar baiknya kita masih bisa mengendalikan faktor pemicunya. 

Solusi menghindari stres adalah dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti meluangkan waktu untuk pergi liburan, berkumpul dengan teman-teman yang selalu membuatmu berpikir positif, mendengarkan musik kesukaan, membaca buku dari penulis favoritmu, atau jatuh cinta pada orang yang benar? Hiyaa~

Salam,
Listhia H. Rahman

Bacaan: satu, dua, tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun