Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Generasi Milenial Sadar Gizi, Mulai dari Mana?

25 Januari 2020   11:46 Diperbarui: 25 Januari 2020   13:49 3287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan pura-pura pingsan, ya!

Selain menjadi Tahun Baru Imlek, tepat ditanggal yang sama perayaan hari gizi nasional ke-60 pun datang. 

Sebagaimana di tahun-tahun sebelumnya yang membawa tema tertentu, Hari Gizi Nasional (HGN) kali ini mengusung tema "Gizi Optimal untuk Generasi Milenial". Tema yang sangat kekinian bukan?

Mengutip dari Kominfo, generasi milenial atau disebut juga sebagai generasi Y adalah mereka yang lahir pada tahun 1980 sampai 1990, atau pada awal 2000-an dan seterusnya. 

Generasi yang begitu dekat dengan teknologi, yang tidak bisa lepas dari sesuatu yang disebut gawai dan tentu internet.

Peran Penting Generasi Milenial
Generasi milenial adalah aset bangsa di masa depan. Untuk itulah, mempersiapkan generasi yang cemerlang menjadi modal sumber daya manusia yang tidak boleh dilupakan. 

Terutama dalam bidang kesehatan yang menjadi aset jangka panjang, seperti pentingnya pemenuhan zat gizi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya kelak sampai menjadi individu dewasa.

Ya, hari ini bangsa Indonesia membutuhkan generasi milenial yang berkualitas, tidak hanya dari aspek fisik pun tak kalah penting dari sisi kognitif, psikologis dan sosial. Generasi yang diharapkan menjadi sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan tangguh.

Masalah yang dihadapi Kita Saat Ini
Bukan lagi beban ganda, sekarang masalah yang dihadapi makin bertambah lagi: menjadi triple burden

Tiga beban yang sedang kita sama-sama hadapi adalah stunting (kurang gizi kronis yang menyebabkan kerdil dan mengganggu perkembangan otak) dan wasting (sangat kurus) yang masih tinggi, masalah gizi obesitas, dan kekurangan zat gizi mikro.

Ambil contoh pada kasus obesitas. Menurut Riskesdas 2018, proporsi orang dewasa (>18tahun) yang mengalami obesitas berdasarkan Indeks Massa Tubuh (27 kg/m2) diketahui selalu mengalami peningkatan dari 10.5% (2007), 14.8% (2013) dan 21.8% (2018). 

Angka obesitas yang mencapai 21.8 persen dapat digambarkan bahwa dari 10 orang ada 2 orang yang mengalami obesitas. Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Papua Barat, dan Kepulauan Riau menjadi lima provinsi tertinggi terjadinya obesitas ini.

Sama halnya dengan obesitas sentral (diukur dengan lingkar perut, dimana perempuan >80 cm dan laki-laki >90cm) pada dewasa (>15tahun) dimana hasil dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. 

Dari 18.8% (2007), 26.6% (2013) dan 31% (2018). Coba bagaimana kabar lingkar perutmu, apakah kamu salah satu penyumbangnya?

Sebuah realitas yang ironis. Di sisi lain ada yang masih kurang gizi, di sisi lainnya justru ada yang justru berlebihan. Pekerjaan rumah yang bukan hanya jadi urusan pemerintah, pun kita sebagai masyarakat yang menjadi objek sudah seharusnya turut berperan aktif untuk menguranginya.

Ayo #milenialsadargizi
Lalu pertanyaannya: "Apa yang bisa kita lakukan untuk turut serta mewujudkan harapan SDM yang berkualitas?"

Kita bisa mulai dengan...

Sebagai generasi milenial yang tidak bisa lepas dan sangat dekat dengan dunia teknologi, pemanfaatan gawai dan internet bisa menjadi satu hal yang bisa kita lakukan.

Kita bisa menggunakan gawai untuk mencari informasi kesehatan seperti informasi mengenai gizi dari ahlinya atau yang berkompeten. Tujuannya agar pengetahuan tentang kesehatan bisa makin luas. Jangan justru menyebarkan yang kurang benar apalagi hoaks. Duh.

Namun mencari pengetahuan saja tidak cukup, perlu juga hal ini dibarengi dengan kesadaran untuk berperilaku hidup sehat. Menjadikan kebiasaan dalam sehari-hari itulah tantangannya. 

Jadi bukan hanya sekadar tahu bahwa sayuran hijau itu mengandung vitamin dan mineral, yang tak kalah penting adalah setelah tahu seharusnya kita makin yakin untuk terus mengkonsumsinya. Praktikan.

Ingat masalah yang dihadapi Indonesia saat ini salah satunya adalah kekurangan zat gizi mikro. Mikro yang artinya sedikit saja kita bisa kekurangan. Kita yang masih belum tercukupi vitamin dan mineralnya. Tapi setiap makan saya selalu kenyang, kok? 

Nah, jangan fokus pada kuantitas namun kualitas juga tak kalah penting.

Bukan demi siapa-siapa, kembali lagi manfaatnya untuk kita sendiri. Terakhir ditutup slogan HGN kali ini, "Ayo, Jadi Milenial Sadar Gizi!"

Sadar! Mulai dari diri sendiri~

Sumber: promkes.kemenkes.go.id
Sumber: promkes.kemenkes.go.id
Salam,

Listhia H. Rahman

***

Tulisan Hari Gizi Nasional ke-55

Tulisan Hari Gizi Nasional ke-56

Tulisan Hari Gizi Nasional ke-57

Tulisan Hari Gizi Nasional ke-58

Tulisan Hari Gizi Nasional ke-59

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun