Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Mauku, Cukup Tunggu Depan Pintu

24 Desember 2019   23:04 Diperbarui: 24 Desember 2019   23:37 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu kata penuh penantian yang buat bahagia, "Pakettt!"

Ada pemandangan yang menurut saya dulu sangat jarang terjadi di pengelihatan saya, sekarang justru bukan hal yang aneh lagi. Sudah sangat biasa. Pemandangan kurir yang datang ke rumah-rumah, termasuk rumahmu mungkin, sembari membawa sesuatu ditangannya. Apalagi kalau bukan paketanmu yang baru saja kamu checkout-tin semalem? Dah ngaku saja.

Pada kenyataannya, perihal 'paketan duniawi' ternyata bukanlah sesuatu yang baru-baru ini terjadi, kok. Bukan muncul ketika kita sering berbelanja pakai aplikasi. Jadi jangan merasa sok spesial ketika mendapatkan paketan di zaman ini. Sebab sebelum kita lahir, sesepuh alias masyarakat kuno sudah melakukannya. 

Seperti orang Mesir yang perlu batu dari jarak yang jauh untuk piramidanya atau ketika Ratu Victoria ingin mencicipi mangga India? Semuanya datang dengan bantuan jasa kurir! Atau yang tidak jauh-jauh dari masa orang tua kita sekarang, ingat tidak cerita mereka soal surat-surat cinta yang dikirim dengan bantuan jasa merpati? Ya, itu jasa pengiriman juga,kan?

Meski sudah lama ada, jasa pengiriman hari ini telah mengalami tuntutan dan jadi berbeda. Seperti tuntutan soal kecepatan dan kenyamanan. Nyaman yang tidak akan meninggalkanmu ketika sedang sayang-sayangnya. Ehe.

Belum lagi zaman yang serba teknologi ini memang berhasil mengubah gaya hidup termasuk cara berbelanja kita. Yang semua jadi serba praktis dan maunya tuh cepat! 

Kita yang dulu harus datang  ke toko, sekarang dibuat ringkas dengan cukup rebahan di rumah atau sambil kongko-kongko. Cukup sambungan internet, semua barang bisa dibeli dengan genggaman. Asal punya uang saja. Ah, tapi tidak pun sekarang ada layanannya, bayar entar pakai layanan bayar nanti. Duh, sungguh godaan duniawi nampak benar,ya.

Jika dibahasakan namanya perdagangan elektronik atau istilah asing yang sering kita dengar adalah e-commerce. Yang singkatnya merupakan belanja yang online-online, itu. Adanya perkembangan perdagangan secara elektronik inilah yang turut melambungkan usaha jasa pengantaran barang, yang membuat pemandangan-pemandangan itu jadi nampak sudah sangat biasa.

Seperti yang diungkapkan oleh gbgindonesia.com di tahun 2017 yang menyatakan bahwa sektor pengiriman dan kurir di Indonesia telah secara konsisten menyumbangkan pertumbuhan mencapai dua digit selama beberapa tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan perkembangan industri e-commerce negara, dimana e-commerce telah berkontribusi hingga 25 persen terhadap total pendapatan industri tersebut.

Berkenalan dengan JT Express

Hal inilah yang juga menimpa saya, yang bisa seminggu sekali didatangi mas-mas yang berteriak, "Pakettt!"

Sering mendapat paket pernah membuat Bapak saya komentar begini, "Apa gak kasihan masnya bolak-balik ke rumah?"

"Lhoooo, ya malah senenglah,Pak. Karena kalo udah liat alamat ini pasti langsung ketemu. Udah apal." Jawab saya membela diri. 

Saya paham dibalik ucapan bapak yang sesungguhnya adalah "belanja terosss.." salam damai ya, pak. Haha.

Ya, gimana gak makin candu ya. Habisnya makin kesini menggunakan layanan antar paket memang makin mudah dan menyenangkan saja. Misalkan saja nih, kalau dulu sempat menggunakan estimasi hari untuk menebak kedatangannya. Sekarang menerima paket di rumah bukan lagi tebak-tebakan lagi, bisa dikatakan pasti. Sudah terjadwal. 

Apalagi kalau bukan karena bantuan aplikasi. Seperti yang ditawarkan jasa pengantar barang yang diiklankan Deddy Corbuzier itu, ya J&T Express (JT Express)

Dengan total unduhan lebih dari satu juta, aplikasi kepunyaan JT Express ini sangat membantu saya (juga kalian) dalam melacak barang yang kita pesan ataupun yang sedang kita kirimkan kepada seseorang. Tinggal pilih "lacak paket", lalu tulis resi paketanmu. Pilih deh, cari.

Ah iya, sering salah menulis angka resinya? Seperti tahu permasalahan kita, JT Express menjawab keresahan itu melalui perwujudan pilihan 'scan'.

Sesaat setelah resi terisi atau terbaca, tidak lama kemudian muncullah layar pemberitahuan mengenai detail status paketan kita. Ya, benar-benar detail dari saat pengiriman. Disana tertera pemberitahuan jam berapa barang itu diterima, nama drop point, alamat drop point, nomor telepon dan siapa yang membawa paketan kita. 

Sampai pada akhirnya barang itu benar-benar sampai pada tujuan kita. Hal ini memudahkan kita mencari kabar paketan apabila mengalami sesuatu yang tidak diinginkan, seperti misalnya paketan yang tidak bergerak alias kok disitu-situ saja, misalnya.

Yang saya suka lagi, perkembangan paketan kita juga tergambarkan dengan ilustrasi yang disertai angka persenan  paketan. Yang jika sudah benar-benar sampai pada si empunya akan bernilai 100%. Ilustrasi ini sangat membantu apalagi kalau malas baca detail. Hihi.

Tangkapan layar | suka banget sama bagian ini!
Tangkapan layar | suka banget sama bagian ini!

Awalnya Kesal Sekarang Mulai Sayang...

Sepanjang menggunakan jasa JT Express, sebenarnya sempat ada rasa kesal dan tidak mau menggunakannya lagi yang singgah. Hal ini terjadi karena kejadian paketan saya yang tidak sampai ke rumah, padahal status yang tertera sudah menuju saya. Kan kezel.

Kenapa bisa barang yang sudah seharusnya sampai di rumah tiba-tiba balik lagi di kantornya? Pertanyaan itu membuat saya jadi agak malas untuk menggunakan jasa JT Express. Sebab baru pertama kali saya mendapat perlakuan yang seperti ini. Yang inginnya tidak repot dan maunya menunggu, jadi harus jemput bola. Padahal barang tersebut sudah saya nantikan segera, barang berupa cuka apel yang ngehits itu lho. HAHA.

Namun...

Setelah kesal itu menghilang. Saya mencoba paham. Barangkali ini cara JT Express melindungi paketan saya daripada berpindah pada tangan yang salah. Apalagi waktu itu rumah memang sepi, karena saya memang sedang berada di lantai atas. Pun tetangga mungkin sedang tidak sedang ada yang terlihat di luar. Hingga akhirnya mas kurir tersebut memutuskan untuk membawanya saja lagi.

Ya, meski ada pengalaman yang kurang mengenakan tersebut, pada akhirnya saya tidak trauma dan justru mencobanya lagi dan lagi. Untuk memperkuat anggapan bahwa JT Express lebih baiknya daripada keselnya. Dan, Alhamdulillah...sejauh ini tidak lagi kejadian itu terulang. Jangan sampai sih.

Setelah kejadian itu, saya justru merasa JT Express makin meningkat saja kualitasnya. Apalagi sewaktu saya tandai kurir yang datang tidak seperti dulu lagi. Sudah beda. Paketan yang datang makin tepat waktu (bahkan sebelum saya cek kapan paketnya datang, kurir sudah dulu mengetok pintu). Pun bagaimana kurir memperlakukan paketan yang tidak sembarangan meletakan. Terima kasih.

Tidak Hanya Menerima, Mengirim Paketan Lewat JT Express Juga Perlu Kamu Coba Lho...

Hampir sebulan yang lalu saya mengangkut semua barang dari kosan untuk kembali pada rumah lagi. Sampai kemudian saya jadi ingat, ada beberapa barang yang rupanya belum sempat saya kembalikan kepada teman-teman saya di Jogja. Barang yang sudah terlanjur terbawa ke rumah saya di Temanggung.

Dokpri | paketan apa ini?
Dokpri | paketan apa ini?
Karena tidak sempat untuk ke Jogja dalam waktu dekat, akhirnya saya memutuskan untuk memaketkannya saja. Pun teman-teman saya tidak keberatan soal pilihan saya yang ini. 

Akhirnya pilihan saya jatuhkan pada JT Express untuk menjadi kepanjangan tangan saya. Apalagi lokasi kantor JT Express juga tidak jauh dari rumah, sekitar 2,3 kilometer. Sebelumnya padahal lebih dekat, tidak sampai satu kilo. Hmmm...ternyata yang baru ini tempatnya jauh lebih besar sih. Hehe.

Menjelang sore saya sampai lokasi, tidak terlalu ramai waktu itu. Hanya saya sendiri, lalu tidak lama mulai berdatangan yang lain. Karena saya datang lebih dulu, saya segera dilayani oleh petugas sebut saja Mbak-mbak. Hari itu saya mengirim dua paket dengan tujuan sama-sama Jogja.

"22 ribu ya, Mbak," kata Mbak-mbak tersebut setelah mengetik sesuatu sembari menunggu mencetak tanda bukti.

"Itu sudah dua-duanya,Mbak?" tanya saya untuk memastikkannya lagi.

"Iyaaa" lanjut Mbak-mbaknya.

Benar-benar harga yang terjangkau, sih. Ongkos yang hampir sama ketika saya harus pulang pergi Temanggung-Jogja, tapi dengan rasa capek. Lewat JT Express tidak pakai tapi. Alhamdulillah yah.

Paketan saya kirim tanggal 5 Desember 2019 pukul 17.12 WIB. Paketan diterima ditanggal 7 Desember 2019 pukul 15.28 WIB.

Dokpri | saking semangatnya, sampai salah ketik hehe. Yang penting gak sampai salah alamat dong!
Dokpri | saking semangatnya, sampai salah ketik hehe. Yang penting gak sampai salah alamat dong!
Kalau sudah begini, rasanya tidak berlebihan jika saya menjadikan kamu (JT Express) sebagai pengubah pintu rumah jadi pintu ajaib. Pintu yang tak kalah dari keluaran kantung doraemon itu. Sebab karenamu pintu rumahku, bisa mendatangkan apa saja mauku.

...bisa tidak paket jodoh? Haha. Canda.

 

Salam,

Listhia H. Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun