Di manakah kota tersebut berada? Nanti silakan google maps dari rumahmu,yah~
Bagi saya, menuliskan tentang kota ini bukan jadi yang pertama kali. Sudah pernah saya bahas, salah satunya pernah saya singgung tepat di hari ulang tahunnya yang ke-180 di tahun 2014 lalu.
Untuk usia sebuah kota, angka tersebut masih dalam kategori sangatlah muda. Apalagi jika dibandingkan dengan tetangganya (Magelang dan Wonosobo). Ah, tak perlu saya basa-basi lagi, sebut saja kota yang akan saya bahas lagi dan lagi ini bernama Temanggung, Jawa Tengah.
Gerakan Ngopi Tiap Jumat
Banyak orang mengenal kota Temanggung sebagai penghasil Tembakau Srinthil, tetapi tidak hanya itu saja. Hari ini komoditas kopinya juga mulai tercium harum ke mana-mana. Ingat Mukidi? Karena namanya yang sama, pernah membuat seorang petani kopi asal Temanggung ikut terkenal lho-juga produk kopinya.
Seperti yang saya baca dari laman temanggung.dosen.unimus.ac.id, Arabika dan Robusta menjadi dua kopi yang cukup populer di kota ini. Beberapa daerah penghasil robusta seperti kecamatan Pringsurat, Kranggan, Kaloran, Kandangan, Jumo, Gemawang, Candiroto, Bejen dan Wonoboyo. Sedangkan untuk Arabika banyak ditemukan di daerah dataran tingginya dan ditanam berselingan dengan tanaman Tembakau.
Nah yang menghebohkan, tepat di tanggal ini sebuah himbauan dari bupati, M. Al Khadziq, berhasil menarik perhatian masyarakat Temanggung. Himbauan untuk minum kopi khususnya tiap Jumat yang beliau sampaikan usai membuka Festival Kopi Temanggung Tahun 2019.
Himbauan yang makin dipertegas secara tertulis dalam Surat Edaran Bupati Nomor 500/513/IX/2019 tentang hari Jumat sebagai hari minum kopi. Surat yang kemudian banyak disebarkan melalui pesan whatsapp.
Himbauan untuk minum kopi tak lain dilakukan untuk lebih mengenalkan kopi Temanggung kepada masyarakatnya sendiri yang pada akhirnya dapat menyejahterakan petani kopinya pula. Seperti yang juga tertera dalam surat tersebut yaitu "Pemerintah Kabupaten Temanggung perlu melakukan langkah-langkah peningkatan promosi dan peningkatan konsumsi kopi asli Temanggung." Jadi memang ajakkan minum kopi ini bukan sembarang kopi melainkan kopi yang memang ditanam oleh petani langsung dan tumbuh dari tanah Temanggung.
Dalam surat edaran tersebut juga dinyatakan bahwa tidak hanya instansi pemerintah dan swasta saja yang diharapkan terlibat, pun kepada seluruh masyarakat agar meminum dan menyajikan kopi untuk para tamu.
Apa nggak auto mampir ke rumah-rumah buat ngopi gratis nih?
Ya, akhir-akhir ini Temanggung memang tambah nyenengke (menyenangkan). Saya saja yang bukan dilahirkan di sini merasa kota ini mendekap saya seperti anaknya sendiri. Membuat saya nyaman tinggal sampai sekarang.
Kota yang makin santuuuy karena masyarakatnya ngopi tiap Jumat~ apalagi ditambah senja, puisi dan kamu.
Halaah
Salam,
Listhia H. Rahman
*santuy: santai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H