Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mencari Kos lewat Online, Sangat Membantu tapi Jangan Sampai Tertipu

30 Juli 2019   22:34 Diperbarui: 31 Juli 2019   09:14 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah menjadi anak kos adalah pengalaman hidup yang pasti akan membekas diingatan.

Jauh dari rumah memang berat. Sebab rumah adalah tempat paling nyaman dan serba ada, juga hangat karena menjadi tempat banyak obrolan  dan pertemuan dengan orang paling dekat di dunia diciptakan. Namun bukan berarti menjadikan rumah sebagai alasan untuk memutuskan tidak pergi kemana-mana.

Di suatu waktu kamu juga perlu belajar untuk merinduinya. Bukan untuk selamanya pergi, hanya kamu perlu menemukan 'rumah' baru sebagai tempat singgah yang lain.

Seperti saat kamu harus menempuh pendidikan di luar kota,misalnya. Ya, yang biasanya terjadi pada mereka yang baru saja menyandang predikat baru menjadi mahasiswa baru. Cie. 

Beruntung, di era media sosial seperti sekarang urusan mencari tempat singgah alias kosan memang jauh lebih mudah karena adanya bantuan online. Beberapa aplikasi pencari kos atau akun-akun media sosial yang menawarkan kosan hari ini sudah banyak bertebaran. Namun, jangan bahagia dulu sebab dalam hal ini juga sering kejadian bahwa apa yang dilihat di dunia maya tidak seperti kenyataan. Duh.

Pengalaman Mencari Kosan Lewat Online
Sedikit cerita saja. Baru-baru ini saya yang padahal bukan mahasiswa baru ini juga sempat merasakan sensasi mencari kosan baru (lagi). Sebenarnya juga bukan ingin saya untuk pindah apalagi waktu studi saya juga sudah hampir habis. Yasudah. Mungkin agar saya bisa menceritakan ini kepada khalayak semua. Itung-itung jadi bahan ya khan.

Berita soal saya yang harus segera angkat kaki dari kosan itu benar-benar mendadak. Kalau tidak salah hanya dua minggu saja waktu yang saya punya untuk menemukan persinggahan baru. Jadi, selain urusan perkuliahan yang harus saya selesaikan ternyata ujian lain yang harus saya kerjakan adalah menemukan kosan. Baiklah.

Lagi-lagi seperti yang sudah saya utarakan. Adanya yang online-online ituh alias media sosial membuat ujian saya untuk menemukan yang baru dipermudah. Melalui sebuah grup berbagi info kosan di facebook.

Di grup tersebut biasanya para pencari kosan melaporkan kriteria kosan yang diinginkan. Lalu setelah itu munculah beberapa jawaban dari akun pemilik kosan baik yang sesuai atau tidak, kadang malah muncul akun jasa angkut. Nyambung aja sih, mungkin mikirnya yang cari kosan pasti butuh kendaraan untuk memindahkan barangnya. Tjakep, benar-benar melihat peluang dengan cermat.

Nah, untuk kasus saya sedikit berbeda, karena  belum sempat saya melayangkan kriteria yang saya inginkan waktu itu, kebetulan ada pemilik kosan yang membagi informasi soal kosan yang beliau miliki dan sepertinya sesuai yang saya cari di sebuah kolom komentar. Tidak lama setelah menyimpan kontaknya, saya langsung menghubungi beliau untuk memastikan lagi. Setelah itu, di keesokkan harinya disela bimbingan siang, saya sempatkan diri untuk datang langsung ke lokasi. Cus.

Alhamdulilah...ternyata kedatangan saya tidak jadi sia-sia. Tempat itu kemudian menjadi tempat kosan saya yang baru. Dimana tepat akhir bulan ini jadi genap satu bulan,lho. HAHA. Ya pengalaman mencari kosan melalui online  dengan media sosial memang sangat membantu. Padahal jujur saja ini adalah kali pertama bagi saya melakukannya. Sudah begitu langsung cocok lagi.

Namun ada saran penting nih buat kalian yang juga ingin mengikuti jejak saya mencari kosan lewat online atau media sosial. Sebab selain kelihatan mudah mendapatkannya, mudah juga terjadi penipuan. 

Awalnya saya juga tidak percaya karena belum menemukan bukti. Namun setelah menjadi pejuang pencari kosan ternyata penipuan itu benar ada. Sepanjang pemantauan saya, tersangka penipu ini sepertinya juga tidak ada rasa kapok karena modus yang sama masih sering terulang. Bagi 'penghuni lama' grup ini pun biasanya sudah mafhum dengan mereka yang hanya mengincar korban saja. 

Ya. Jangan khawatir sebenarnya kasusnya bisa ditandai dengan ciri-ciri akun-akun yang mengaku pemilik kos dengan menawarkan fasilitas wow dengan harga yang terjangkau. Semacam 'too good to be true', terlalu bagus bats untuk menjadi nyata. 

Ready kos 5x5, kamar mandi dalam, free wifi, isian (kasur+lemari+tv+kulkas+meja), listrik, sampah, air = 150rb disc 10% untuk bulan pertama :p. HAHA. Hanya contoh iklan kosan yang nggak mungkin terutama kalau pemilik kosannya masih saudaramu

Selain itu biasanya yang mengaku pemilik ini menyuruh kita untuk membayar via transfer gitu. Dari yang pernah saya baca bukti-buktinya, akun ini juga kelihatan memaksa padahal kosannya saja belum kita survei secara langsung. Dan biasanya setelah kita mengirimkan sejumlah uang yang dia mau, ia akan seperti gebetan yang mendadak hilang. Nah lho, makanya jangan terlalu percaya yah.

Jadi memang ada baiknya jangan puas ketika bertransaksi hanya lewat dunia maya saja. Ada baiknya kita juga memastikannya secara langsung untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan. Survei langsung ini pun bermanfaat untuk kita karena selain isi kosan, kita juga bisa tahu lingkungan sekitar kita seperti apa :  Apakah cukup aman? Apakah dekat dengan tempat makan, laundry, swalayan,...dan calon-calon gebetan? Eh.

Next, masih ada bahasan yang nggak kalah menarik. Adalah soal kriteria kosan idaman tuh yang gimana sih? Kalau kamu punya, boleh dong tinggalkan komentar barangkali bisa masuk jadi bahan tulisan saya selanjutnya,lho. 

Bhaayyy!

Salam,
Listhia H. Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun