Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan Bersama Kompasiana: Cara Menebar Kebaikan lewat Tulisan

7 Juni 2019   19:27 Diperbarui: 7 Juni 2019   19:30 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | unsplash.com

Setelah tiga puluh hari menemani, Ramadan sudah pergi lagi. Smoga kita bukan golongan orang yang menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan. Sebab untuk bertemu kembali, tiada yang tahu apakah masih diberi kesempatan. Harus menunggu lagi di tahun depan. Mudah-mudahan.

Alhamdulilah.
Meski di Ramadan kali ini menjadi tahun kedua saya tidak bisa menjalankan salat Id karena kedatangan tamu bulanan, bisa merasakan hari-hari di bulan Ramadan adalah keberkahan. 

Merasa kecewa ada sedikit, tetapi lebih bersyukur adalah keharusan. Toh, nyatanya tidak bisa puasa dan menjalankan salat Id masih banyak bentuk ibadah lain yang bisa tetap dilakukan dan bernilai pahala. Tidak ada yang menjadi sia-sia belaka dan percuma.


Ya.
Ramadan memang tidak diciptakan hanya untuk mereka yang diperbolehkan pun yang tidak tetap diberi pilihan untuk memperoleh kebaikannya dalam bentuk lain.  Seperti menyiapkan makan berbuka atau ikut membangunkan kala sahur tiba, kalau kebangun sih. Hehe.


Ramadan bersama Kompasiana
Kebaikan dari menulis disini, jadi salah satu misalnya lagi. Mengisi Ramadan dengan menulis adalah salah satu hal berfaedah yang selalu saya upayakan. Meski dibalik layar, ada saja godaan yang hampir membuat putus dijalan. Hampir membuat menyerah dan berhenti lalu selesai sudah.


Orang saja yang tidak tahu, tahu-tahu tinggal baca dan menyangka bahwa proses menulis saya kok mulus-mulus saja.


Padahal ya tidak juga. Apalagi harus menulis selama sebulan penuh. Bahkan lebih karena totalnya ada 33 tema tulisan berbeda yang ditawarkan. Jadi tidak mau peduli, suasana hati sedang berantakan atau sedang tidak ingin mikir, pokoknya setiap hari satu tulisan mau tidak mau harus berhasil rampung.


Pun di Bulan Ramadan dimana membagi waktu juga harus pintar agar sampai tidak ada yang menjadi terlantar. Tetap harus bisa bangun  sahur walau baru selesai tengah malam. Harus tetap bisa berangkat bukber walau belum ada ide mau menulis tentang apaan. Dijalan teh sampe kepikiran we.


Faktanya proses menulis selama sebulan lebih itu banyak juga menemukan jalan yang terjal, menurun, menukik, menemui belokan tajam dan macet. Mirip-mirip atau bahkan ngalahin perjalanan mudik gitu deh.


Tetapi,
Alhamdulilah selalu pulang dengan selamat. Allah Swt. memang selalu melancarkan suatu dengan niat yang baik. Seperti ketika menulis selama Ramadan ini yang selalu dimudahkan pada akhirnya. Selalu ada jalan tiap kali menemukan kebuntuan, selalu bisa mendapat dorongan ketika tiba-tiba macet di jalan. Semua dipermudah saja rasanya.


Terima kasih, Kompasiana. Sudah ada di Ramadan dengan tantangan menulisnya. Meski berat rasanya jika dibayangkan karena mengiyakan untuk menjadi bagiannya berarti sama dengan mengizinkan untuk terbayang-bayang setiap waktu. Toh nyatanya semua itu bisa dilewati. Itung-itung juga sebagai bagian dari uji stamina menulis saya agar makin kuat nan tahan banting. Halah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun