Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menghadapi Penipu Kekinian, Jangan Kalah Pintar Dong!

8 Mei 2019   10:34 Diperbarui: 8 Mei 2019   10:46 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | https://www.aturduit.com

"Waspadalah! Waspadalah"

Hari ini bentuk kejahatan makin banyak rupanya, beragam mengikuti perkembangan zaman. Kalau model lama kejahatan seperti pencurian harus dilakukan tengah malam dengan mengendap-endap, rasanya model pencurian zaman now bisa dilakukan tanpa harus repot-repot menyiapkan penutup wajah agar tidak diketahui lagi.

Ada cara kejahatan lain yang hari ini merajalela dan terjadi berulang-ulang meski sudah banyak diperingatkan dimana-mana, melalui cara penipuan telepon atau media sosial misalnya. Tidak sadar tertipu, tahu-tahu uang raib begitu saja. Kezel! Kalau sudah begini jadi ingat apa kata Bang Napi, "Kejahatan bukan semata-mata karena ada niat dari pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan".

Duh,Penipuan yang Terjadi Ternyata Kelalaian Kita Sendiri

Mencoba membuka ingatan diawal tahun, sebuah kasus penipuan mengatasnamakan bank sempat terjadi dan cukup banyak diberitakan. Kasus ini bukan recehan lagi, sebab kerugian yang terjadi mencapai miliar-an dan sebanyak 115 nasabah menjadi korban. Ya, pintar sekali bukan pelaku kejahatan hari ini?

Lagi-lagi kelihaian membuat peluanglah senjata mereka. Dalam kasus ini, jangan salahkan bagaimana sistem keamanan bank. Sebab keamanan bank tidak sembarangan bisa ditembus,lho.Apa yang mereka lakukan memang bukan dengan membobol sistem, melainkan membuat sistem baru, membuat website palsu. Bayangin bukankah membuat website, apalagi yang harus persis dengan milik bank juga tidak mudah? Ya, lagi-lagi pelaku  memang bukan orang yang bodoh.

Pun setelah diselidiki, nyatanya kasus penipuan ini adalah kelalaian dari korban (nasabah bank) tersebut. Dimana secara tidak sadar, korban terperdaya untuk mengisi data-data pribadi mereka ke dalam website yang mereka rancang sedemikian rupa. Dengan cara itulah, pelaku mengumpulkan data pribadi nasabah. Setelah itu bye-bye, uang nasabah menguap entah kemana. Duh!

Jangan Kalah Pintar,ya!

Pelaku kejahatan memang pintar menciptakan peluang untuk menyasar korbannya. Namun, bukan berarti kita tidak bisa apa-apa lalu mau menerima begitu saja,dong. Kalau pelaku pintar, kita tak boleh kalah pintar. Lalu, bagaimana agar kita lebih tinggi level kepintarannya?

  • Jangan Sembarangan Memberikan Data Pribadi

"Sembarangan gimana,Kak"

Secara tidak sadar, kita sering kali membagikan data pribadi. Bukan hanya untuk konsumsi orang terdekat atau orang yang kita kenali saja, melainkan juga orang-orang asing di luar sana yang mungkin saja punya niat jahat kepadamu.

Adalah media sosial, tempat yang tak nyata itu, yang membuatmu nyaman berlama-lama dihadapannya. Saking nyamannya sampai-sampai data diri yang sebenarnya sangat privasi jadi diumbar kemana-mana. Data seperti nomor telepon atau nama anggota keluarga. Ya, mudah sekali bukan hari ini melacak jati diri seseorang dari media sosialnya?

Seperti apa calon mertuamu nanti, bisa kamu temukan dari media sosial si dia. #eh

Kembali pada kasus tipu-menipu. Oleh sebab itu, cobalah untuk pikir kembali soal mana yang perlu dibagikan dan mana yang perlu disimpan sendiri. Hanya berusaha untuk meningatkan saja, jikalau memang sudah sangat yaqueen memberikan data seperti nomor telepon, jangan ke-geer-an kalau nanti ditelepon dengan nomor asing. Jangan-jangan kamu sasaran mereka, tertyphuuu!

  • Awas, Janji Manis adalah Cara Mereka Merayumu

Siapa sih yang tidak suka diberi hadiah dengan cuma-cuma? Mendapat bonus THR beserta calon pasangan agar punya jawaban ketika ditanya pas lebaran tiba-tiba? 

Faktanya kita memang suka diberi hal yang menyenangkan, termasuk diberi sesuatu yang padahal belum tentu : janji manis. Ya, biasanya para pelaku akan menawarkan yang indah-indah padamu diawal, lalu setelah mendapatknya menghilang. Udah mirip gebetanmu,belom?

Membedah kasus penipuan yang sedang kita bahas tadi, pelaku penipuan ternyata memancing korbannya dengan sesuatu yang menggiurkan yaitu dengan menawarkan pinjaman. Menurut korban mungkin inilah cara sopan untuk mengatakan bahwa  "saya yang minjam, tapi nggak mau dibalikin lagi". Modusshhh!

Jadi lagi-lagi, jangan mudah percaya pada nomor asing. Apalagi jika nomor tersebut nampak seperti nomor pada umumnya, maksudnya mirip dengan nomor penyedia jasa milik kita. Nomor atas nama bank biasanya unik dan mudah diingat.

Sudah nomor mirip nomor biasa, menawarkan janji-janji pula, udah tinggalin aja eh atau tahan dulu lalu siapkan kamera. Barang kali bisa jadi konten youtube-mu, jadi  prank! Mudah-mudahan trending nomor 1! Hiyaaa.

  • Hubungi Bank Kesayanganmu karena yang Sayang Tidak Akan Menipu

Tempat mengadu paling benar adalah melalui bank kesayanganmu. Ya, jangan sungkan untuk bertanya kepadanya. Kabarkan apa yang kamu alami melalui layanan resmi mereka, bisa melalui teleponnya , website, media sosial atau datang saja langsung ke bankmu itu. Lumayan dapat ucapan selamat pagi diiringi senyum manis dari mbak-mbak atau mas-mas customer service.

Smoga pelaku penipuan kembali ke jalan yang lurus. Mumpung bulan Puasa, kesempatan emas untuk bertaubat. Aamiin

Salam,
Listhia H.R

Berita terkait penipuan disini [jawapos.com : 115 Nasabah Tertipu,BRI : Ini Murni Kelalaian Konsumen].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun