Kau bisa saja pergi dariku, tetapi selama puisi masih mau membuntutimu. Kau tidak akan bisa kemana-mana, abadi.
Namun tidak untuk selamanya.
Suatu waktu, ketika jemu datang menjemput lalu menyadarkan bahwa kau tiada lagi pantas. Disitulah awal kau akan lama-lama dilupa.
Dan kau harus paham bahwa kehilangan sesungguhnya adalah disaat puisi akhirnya angkat kaki, pergi. Meninggalkanmu tanpa cium di kening apalagi dikenang.
Di titik itulah, kau benar-benar resmi mati
Sampai puisi tak sudi lagi
Menghampirimu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H