Maaf kalau pada akhirnya aku terlambat tahu bahwa kamu sebenarnya tak pernah sungguh-sungguh ingin denganku. Aku yang salah, aku yang buru-buru menyimpulkan kamu menyimpan perasaan padahal hanya sekelebat. Dasar, benar-benar tidak cermat!
Maaf kalau pada akhirnya aku masih saja tidak bisa mengerti dan memaksamu untuk memberi jawaban kepastian. Padahal kamu yang tiba-tiba pergi dan tidak meninggalkan pesan apa-apa adalah sebuah jawaban. Jelas-jelas itu bentuk protesmu,kan? Aku pura-pura lupa, aku memang menyebalkan.
Maaf kalau pada akhirnya aku masih saja sering menunggu lalu membuatmu terganggu. Aku saja yang belum siap mengakhiri secepat ini dan masih asyik berpura-pura tetap bahagia sendiri.
Tenang, ini bukan urusanmu lagi. Kamu bebas jika ingin pergi dan tak perlu merasa harus kembali. Abaikan saja aku tak usah merasa iba. Bisa jadi itu adalah cara terbaik membantuku agar cepat lupa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H