Kalau mencari tahu kabarmu semudah membaca koran hari ini, aku janji akan selalu menyediakan lembaran lima ribuan di saku jaket demi menjadi pembeli paling pagi. Pembeli yang tidak meminta kembalian, "ambil saja", aku rela.
Atau kalau saja mengetahui keadaanmu disiarkan radio atau televisi, mungkin pekerjaanku akan lebih mudah lagi, karena aku tak perlu lagi berpikir cara mencuri perhatianmu, melainkan cukup mengubah dan memastikan frekuensi.
Bagimu boleh saja memberi kabar tidak pernah menjadi penting, tapi berbeda denganku yang selalu menjadikan kabarmu adalah kebutuhan primer selain makan yang harus aku penuhi.
Aku memang tidak memaksamu untuk mengerti, tidak juga menututmu untuk seperti yang aku ingini. Tapi jangan salahkan kalau aku akhirnya memilih menjadi seorang pemburu, pemburu kabarmu yang begitu mencintaimu. Pemburu yang justru berharap kamu tangkap.
Sebab aku belum bisa terima kenyataan apabila kamu ada tapi tidak ada lagi percakapan kita : menjadi asing.