Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hari Pangan Sedunia dan Hal yang Perlu Kamu Tahu

16 Oktober 2018   19:21 Diperbarui: 16 Oktober 2018   19:11 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau pagi tadi saya tidak menyalakan radio, mungkin saya juga tidak akan tahu. Bahwa ternyata ditanggal 16 Oktober ini ada yang dirayakan. Tidak hanya di Indonesia, tetapi lebih luas lagi yaitu dunia. World Food Day atau jika dibahasa indonesiakan menjadi Hari Pangan Sedunia. Apa kamu juga baru tahu ketika membaca tulisan ini?

Singkat Sejarah dan Alasan Mengapa Perlu Ada

Peringatan Hari Pangan Sedunia ini tak lepas dari keberadaan organisasi pangan dunia, FAO (Food and Agriculture Organization). Sebab di tanggal yang sama pada tahun 1945 lalu, organisasi yang berada dibawah naungan PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) yang berfokus utama pada pangan dan hasil pertanian, resmi berdiri. Adanya Hari Pangan Sedunia dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menyoroti permasalah pangan secara global seperti kelaparan dan malnutrisi yang angkanya  terus meningkat.

Berbicara soal permasalahan pangan di dunia saat ini, diketahui bahwa satu dari sembilan orang menderita kelaparan yang kronis. Sebaliknya, bersamaan dengan itu diketahui pula terdapat 1,9 miliar orang mengalami kelebihan berat badan (diantaranya 672 juta orang dewasa mengalami obesitas). Gambaran dua permasalahan yang kontras inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Permasalahan yang tidak hanya menjadi urusan pemerintah saja, tetapi perlu adanya kerjasama lintas sektor termasuk sampai pada kita sendiri sebagai individu.

Demi meniadakan kelaparan di dunia, FAO telah melakukan berbagai aksi  seperti dengan berkomunikasi dengan pemerintah, petani sampai pada   koki-koki. Contoh nyata yang sudah dilakukan dalam rangka mengurangi kelaparan adalah upaya Koki Jepang, Meksiko dan Prancis yang membagikan resep online gratis, mempromosikan kombinasi makanan yang sehat dan sederhana, dan menu dengan bahan-bahan yang cenderung dibuang orang. Pun masih banyak kisah-kisah lain dari berbagai negara lainnya yang turut mendukung menuntaskan kelaparan, selengkapnya disini.

Hari Pangan Sedunia adalah kesempatan untuk menunjukkan komitmen mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 2 yaitu mencapai#ZeroHunger (tanpa kelaparan) pada tahun 2030.

Cara Sederhana dalam Mengatasi Masalah Pangan yang Bisa Kita Lakukan

Tidak harus menunggu pemerintah untuk menyelesaikan masalah pangan, sebab kita sendiri juga bisa melakukan dengan cara yang sederhana. Bukan hanya mengurangi beban masalah dunia, pun mengurangi beban masalah kesehatan yang kita hadapi nanti. 

Contoh kasus adalah dalam menangani obesitas. Hari ini obesitas adalah salah satu masalah yang sedang kita hadapi karena angka rerata nasional Indonesia dari tahun ke tahun bukannya cenderung turun melainkan terus menanjak, naik.

Yang bisa kita lakukan untuk menanganinya adalah memilih makanan yang bergizi dan tidak asal sekadar kenyang. Apalagi hari ini saya kira sudah banyak orang bisa membedakan mana makanan bergizi mana yang tidak, mana yang sehat mana yang tidak. Permasalahannya yang ada belum banyak yang memilih mempraktikan, lebih mementingkan indera perasa saja? 

Jadi, kapan mau berubah? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun