Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Punya Pasangan Baru? Sebaiknya Batasi Membahas Mantan

13 Oktober 2018   22:33 Diperbarui: 14 Oktober 2018   04:14 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu itu ada miripnya sama mantanku lhoh..."
"Duh, jangan puter lagu itu dong. Itukan lagu kesukaan mantanku.."
"Kamu tahu nggak, ini barang-barang mantanku masih aku simpen"
Plizz kok kezel, ya....

***
Mantan-mantan dan mantan. Punya pasangan baru ternyata (sering) masih membuat kita tetap ingat pada yang dahulu, mantan. Maklum saja sih, apalagi namanya belum lama putus, yang membuatmu belum terbiasa tanpanya. Yang terkadang masih saja dibawa-bawa dalam percakapanmu dengan si dia yang baru

Ya, meski kamu belum sepenuhnya move on hingga masih saja tak bisa melupakan kebiasaan yang pernah kalian lalui, ada baiknya kamu perlu tahu batasan mana kamu bercerita soal mantanmu itu. Boleh saja pasanganmu biasa saja saat mendengarkan ceritamu, tapi apa yang dia rasakan dihatinya siapa yang tahu? 

Seperti Cermin, Coba Kamu Bayangkan Menjadi Dia

Bisa jadi memang pasanganmu tidak terlalu mempermasalahkannya, bodo amat! Pun tidak dipungkiri yang terjadi malah sebaliknya, pasanganmu menjadi kurang nyaman dengan cerita subjek masa lalumu itu.

Walau kamu tidak bermaksud membandingkan pasanganmu dengan mantanmu terdahulu, apa yang diterima pasanganmu belum tentu sama dengan tujuanmu. Pasanganmu yang terlihat biasa saja itu bisa jadi sebenarnya sedang tidak biasa saja, sedang berpura-pura baik-baik saja? Bagaimana?

Bayangkan kamu berada di posisi dia -pasangan barumu itu-, yang mau tak mau harus mendengarkan celotehan soal mantannya yang ini itu, yang bla-bla.

Apa kamu betah dan mau lama-lama mendengarkannya? Daripada membahas seorang yang sudah berada dibelakang --masa lalu---bukankah lebih baik perbanyak bahasan soal masa depanmu bersama dia yang ada untukmu sekarang?

Bukan Tidak Boleh, Asal Jangan Terlalu Sering

Tidak, bukan tidak boleh sama sekali. Kadang-kadang membahas mantan boleh jadi bahasan, namun bukan fokus utamanya. Ibarat hanya menjadi iklan, menjadi jeda sesaat lalu hilang dan lupakan. Ceritakan saja seperlunya.

Ohya, sebaiknya jangan sering menceritakan kejelekan mantamu, tidak perlu. Hindari pula banyak memuji kebaikan mantanmu untuk menjaga perasaan pasanganmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun