Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Dari Saya, yang Belum "Move on" dari Asian Games 2018

4 September 2018   22:47 Diperbarui: 4 September 2018   22:56 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | https://twitter.com/KEMENPORA_RI

Dua hari berlalu, nyatanya masih ada yang tak bisa dilupakan begitu saja.

Perhelatan olahraga terbesar di Asia atau sering kita juluki dengan Asian Games  ke 18 memang sudah usai. Tentu, ada rasa senang saat melihat hasil akhir yang sudah ditorehkan para pahlawan olahraga kita. Apalagi ketika Indonesia, yang juga mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah,  melampaui target dengan menduduki peringkat 5 besar dengan jumlah total perolehan medali sebanyak 98 buah. Ya, sebuah pencapaian tertinggi yang pernah kita dapat selama mengikuti ajang olahraga ini,bukan?

Namun, ternyata rasa senang itu berdampingan juga dengan perasaan yang sebaliknya. Sedih. Sedih menerima kenyataan tidak ada lagi tontonan yang saya tunggu-tunggu lagi di televisi, seperti yang terjadi hampir dua minggu belakangan. Sedih, kenapa harus secepat ini berakhir? Sedih yang membuat susah 'move on'. Ah, saya rasa bukan saya sendiri, kamu juga? 

Dari Pembukaan yang Spektakuler sampai Penutupan yang Memorable

Jika harus membandingkan acara pembukaan dan penutupan, saya tidak akan melakukannya. Sebab, keduanya bagi saya memang bukan ada untuk dibandingkan, namun diapresiasi.

Upacara pembukaan pada tanggal 18 Agustus lalu adalah salah satu pertunjukkan spektakuler yang saya lihat meski hanya dari televisi. Tampilan yang tidak akan bosan-bosannya saya tonton berkali-kali. Pun sama halnya dengan penutupan dua hari lalu, yang membuat saya ingin menontonya lagi meski sudah tahu seperti apa yang terjadi.

Kalau pembukaan saya teringat tarian Aceh dengan ribuan penarinya yang kompak, yang juga membentuk bendera. Pada acara penutupan saya akan ingat kata Indonesia yang dibentuk dari barisan TNI dan POLRI. Jika pembukaan lebih menonjolkan keberanekaragaman  yang dimiliki Indonesia, penutupan menyuguhkan rasa berbeda dari penjuru Asia.

Pun bagi saya, perayaan penutupan kemarin bukan hanya soal pertanda berakhirnya Asian Games, namun justru membangkitkan yang lain, kenangan. Seperti kemunculan lagu-lagu india "koi mil gaya" sampai penampilan oppa suju, yang sempat ngehits dijaman saya SMA.

Harus saya akui, saya suka bagian ketika Isyana yang tetap  elegan bernyanyi ditengah hujan yang turut menemaninya. Saya ikut bahagia ketika RAN menanyanyikan lagu dan semua ikut bernanyi. Saya kagum, ketika melihat BCL dan JFlow beserta penarinya yang kompak itu, membius jutaan penonton. Saya ikut terpukau, ketika kembang api, yang entah berapa kali dinyalakan , mendadak membuat 'cerah' sekitar GBK malam itu. Saya nyaris suka semua bagian-bagiannya!

Soal betapa kagumnya saya dengan acara pembukaan sudah banyak saya tulis disini,ya.

Menonton Tiap Pertandingan dengan Perasaan yang Tidak Bisa dijelaskan

Semenjak kehadiran Asian Games 2018, akhirnya saya ingat bagaimana rasanya menanti dan menyaksikan tayangan kesayangan.

Bukan hanya sepak bola, bulu tangkis, voli dan basket. Berkat Asian Games 2018, saya jadi tahu tahu soal 'mas ipul' -pemain takraw-, yang sering salto tapi saya yang justru pusing.  Ikut merasakan deg-degkan  ketika menonton atlet angkat besi menaikan angkatannya. Ikut menerka-nerka bagaimana juri menilai lompat indah, meski tidak juga saya mengerti. Menyaksikan pertandingan atletik, gara-gara Zohri, yang meski berlangsung hitungan detik saja tetapi justu disitu letak keseruannya.

Dan..

Selalu berhasil auto-terharu ketika bendera merah putih ikut dikerek dan lagu kebangsaan Indonesia Raya turut dikumandangkan. Momen-momen yang selalu membuat saya merinding sekaligus meningkatkan nasionalisme.  Lewat perjuangan dan prestasi mereka, saya makin bangga menjadi Indonesia berkali-kali lipat.

Pembahasan Soal Asian Games yang Tidak Pernah Habis dibahas!

Dua minggu belakangan, Asian Games  juga berhasil menjadi pembahasan yang tidak kalah seru. Dari bahasan pertandingan sampai berita update lain, diluar pertandingan.

 Seperti pembahasan -yang cukup serius- soal sepak bola Indonesia vs UEA waktu itu, pembicaraan nan berfaedah soal dek Jojo, Ginting, Kevin dan atlet bulu tangkis lainnya, sampai menarik fakta-fakta menarik dari pemain voli wanita yang keren abis, Aprilia Manganang.

Ya, semenjak Asian Games berlangsung sampai berakhir,  grup whatsapp saya tiba-tiba melebihi update-nya berita di portal media online. Yang membuat saya jadi tidak terlalu khawatir ketika (terpaksa) tidak bisa  menonton pertandingan. Karena saya tahu, ada teman-teman yang nanti akan heboh sendiri jika terjadi apa-apa. Ah, bahagianya memiliki orang-orang yang punya kesukaan yang sama!

...dan hal-hal lain yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Sampai saat ini, ketika saya membuat tulisan, saya sengaja membiarkan youtube menemani saya dengan official song Asian Games 2018-nya. Lagu-lagu pengiring Asian Games 2018 karya anak bangsa yang tidak kalah kece dari perhelatan olahraganya.

Entah sampai kapan saya akan seperti ini, belum 'move on'. Yang jelas, kali ini saya menikmati kegagalan 'move on' yang saya alami.

Hayo, ngaku yang belum bisa 'move on', mana lagi ya?

Terima kasih Asian Games 2018 dan semuanya

Salam,

Listhia H Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun