"Ntar kalau aku jadi pacarmu, bakal jadi bahan tulisanmu juga dong"
Ehem, gimana ya, kok kocak.
**
Penulis adalah orang yang menulis.
Hari ini soal menjadi penulis bukan sekadar orang yang menghasilkan buku best seller, namun lebih luas lagi penulis artikel-artikel di media online juga bisa disebut demikian. Keren? Bisa iya, bisa biasa saja. Secara kuantitas, boleh jadi penulis memang tak terhitung jumlahnya, banyak. Tetapi soal kualitas, berilah nilai sendiri. Yang hoaks sering diulang-ulang, membuat judul saja diheboh-hebohkan.
Faktanya,menjadi penulis di zaman now tidak sesusah sebelum adanya internet. Dimana dulu seorang sering dikatakan penulis ketika mereka sudah menerbitkan buku. Sekarang ceritanya sudah berbeda, karena tidak harus ada, asal memproduksi kata-kata juga sudah bisa dikatakan sebagai penulis. Tapi ya jangan menulisnya cuma sekali lalu lupa, syukur-syukur bisa terus lalu dijadikan buku juga pada akhirnya. Jadi benar-benar penulis, beneran!Yakan?
Nah, urusan menulis ternyata bukan soal urusan kata-kata semata. Namun ada banyak hal menarik ketika kamu (atau orang yang menilamu) menjadi penulis. Bukan soal menarik dari segi kata-kata yang kamu susun, juga kejadian yang tak terduga lain yang bisa menimpamu. Seperti orang yang jatuh cinta denganmu, dengan penulis. Yang ternyata memang punya daya tarik yang membuat orang jadi mudah naksir. Ciyee.
Jatuh Cinta dengan Penulis, Asyik apa Nakutin?
Keduanya sama-sama punya peluang. Bisa jadi asyik, bisa juga ada sisi horror alias menakutkan. Sama-sama membuat berdebar deh, intinya.
Asyiknya jatuh cinta dengan penulis, kamu bisa menjadi objek tulisannya yang indah. Keberadaanmu bisa menjadi bahan imajinasi yang menyenangkan, seperti puisi. Hal ini yang kemudian bisa membuatmu berpotensi baper akut. So sweet! Peluang selingkuhnya juga minimal, sebab sainganmu paling hanya laptop atau pikirannya sendiri.
Tetapi jangan senang dulu, sebab menjadi jatuh cinta dengan penulis juga bisa membuatmu berdebar lainnya. Nakutin, karena penulis (walau tidak semua penulis begini, atau hanya saya saja) adalah orang yang mudah menjadi bosan. Bosan karena tidak menemukan bahan tulisan atau sudah jenuh karena tulisannya tidak sampai-sampai dibagian akhir yang bisa-bisa bosan juga sampai padamu. Untuk itu, seorang yang pandai menghibur adalah sebaik-baiknya pasangan untuk penulis. Ehem. Maklumi.
Percaya deh, Tidak Semua yang Kamu Duga Itu Benar Adanya
Takut rahasiamu jadi bahan tulisannya? Takut setianya itu bohong karena dia pintar merangkai kata? Takut kalau kamu hanya jadi 'kelinci percobaan' yang hanya dimainkan untuk menambah pengalaman perasaannya?
Eits, boleh menduga tetapi jangan kira itu benar semua. Tidak semua penulis akan menceritakan kekasihnya nanti, apalagi sampai mengumbar burukmu. Yang ada justru penulis adalah sebaik-baiknya orang yang mengerti karena selalu mencoba mencari tahu.Pintar menyusun kata, bukan berarti digunakan untuk menipu pasangannya.
Terkadang justru sulit jika harus melawan apa yang dia rasa. Jadi bisa dikatakan penulis itu orang yang jujur soal perasaannya.Soal menjadikanmu pengalaman perasaan, memang iya. Tetapi bukan untuk bahan percobaan. Mengalir begitu saja. Lagi pula, urusan tulisannya juga tidak melulu tentang kamu. Santai saja.
Kalau Kamu Jatuh Cinta...
Ya jatuh cinta saja. Tetapi jangan jatuh cinta karena berharap ingin menjadi objek tulisannya semata. Bukan hanya karena ingin dibuatkan kata-kata. Penulis juga sama dengan kamu, yang juga sama-sama manusia. Jadi, jatuh cintalah seperti pada umumnya, seperti biasanya. Dengan begitu, kamu pun akan tahu bagaimana cara dia, penulismu juga jatuh cinta.
'If a writer falls in love with you, you can never die.'--- Mik Everett. Sudah jalani saja,ya.
Salam,
Listhia H Rahman