Bisakah kamu tidak pergi secepat ini?Aku masih merindu.
Rasanya baru kemarin, kali pertama bertemu denganmu lagi dengan perasaaan yang bahagia. Iya, sangat bahagia sekali karena setelah sekian lama menunggu ternyata saya masih diberi kesempatan untuk bisa melalui hari-hari bersama keberkahanmu. Sampai tiba hari ini, yang tinggal menghitung hari dan kamu akan pergi, kesedihan itu lambat laun mulai melanda. Mengapa hari-hari denganmu jadi seperti tak terasa?
Seperti kedatanganmu sebelumnya, bukan hanya bahagia saja yang sebenarnya datang ketika kamu ada, tetapi juga ketakutan. Takut jika ini adalah kesempatan terakhir yang Allah berikan, menjadi Ramadan terakhir yang bisa saya rasakan.
Takut yang mungkin bukan hanya menjadi keresahan saya, namun juga umat Muslim yang akan ditinggal pergi olehmu lagi. Ketakutan yang juga sengaja dimunculkan agar tidak menyia-nyiakan kedatanganmu.Ketakutan yang kemudian jadi sebuah pengharapan, semoga kelak kembali dipertemukan. Amin
Seperti kekasih, Ramadan memang layak untuk dirindukan kedatangannya
Allah memang baik. Sebab, bukan hanya puasa wajib selama satu bulan yang mengajarkan kita untuk menjadi bertaqwa kepada-Nya yang membuat Ramadan jadi bulan yang tidak biasa. Sama seperti kekasih, Ramadan punya alasan-alasan mengapa ia pantas untuk dirindukan. Berikut yang bisa jadi alasan kenapa rindu bisa tercipta dari kedatangannya.
1.Ramadan datang dengan keistimewan yang berubi-tubi
Bukan cokelat atau bunga yang dibawa ketika Ramadan datang, tetapi lebih dari itu, karena ia adalah sebaik-baiknya kekasih. Banyak keistimewaan yang datang bersamaannya seperti pahala yang dilipatgandakan, janji atas pengampunan, pintu surga yang dibuka selebar-lebarnya, doa-doa yang dikabulkan bagi yang meminta dan malam seribu bulan atau Lalilatul qadar bagi yang mempersiapkan dengan Ibadah tiada henti padaMu.
Siapa yang tidak ingin mendapati keistimewaan tersebut?
Andai semua bulan adalah bulan seperti Ramadan, betapa beruntungnya kita.
2.Suasana yang selalu terasa spesial
Jika kekasihmu bisa membuatmu kecewa dan cemburu, tidak dengan Ramadan. Suasana yang muncul ketika Ramadan tiba akan selalu terasa spesial dan menyenangkan, tidak mengecewakan. Jadi suasana yang tak heran jadi candu, membuat rindu.
Suasana yang menuntut kita untuk bangun lebih pagi demi mencari keberkahan sahur, suasana di siangnya yang tidur saja bernilai pahala, maghrib yang adzannya menemani nikmatnya berbuka dan malam-malam yang bisa diisi dengan amalan ibadan yang tidak selalu ada dibulan lainnya, shalat tarawih,misalnya.
Kurang spesial apa?
3.Kebersamaan yang (cuma) Ramadan ciptakan
Ramadan tidak pernah gagal menciptakan romantisme. Bukan soal kamu dan Ramadan, juga dengan orang terdekat di sekitarmu. Ramadan selalu tak pernah gagal membuat sesuatu yang sudah dekat makin terasa dekat atau mendekatkan yang jauh, ia juga mampu. Seperti momen sahur bersama dengan keluarga atau berbuka dengan sanak saudara.
Kebersamaan yang kadang dibulan bukan puasa direnggut kesibukan pekerjaan juga rutinitas harian. Kurang baik apa Ramadan terhadap kita?
***
Dari hamba yang selalu merindukan kedatanganmu dengan suka cita. Smoga kelak kesempatan untuk bersua denganmu, masih ada untukku. Terima kasih untuk semua yang kamu berikan. Maaf jika ada waktu yang saya sia-siakan, sungguhnya jika itu saya lakukan, saya adalah orang yang merugi.
Adakah sesuatu yang membuatmu rindu selain yang sudah disebutkan diatas?
Sampai jumpa, sampai bertemu lagi. Amin
Salam,
Listhia H Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H