Terpujilah orang-orang yang rela bangun lebih pagi untuk mengajak berpuasa.
Saya termasuk orang yang susah untuk bangun di kala sahur. Bukan males, cuma suka tidur kemalemanaja jadi suka keblabasen. Kalau di rumah, saya tidak perlu khawatir untuk terlewat atau tidak melakukan sahur, karena ada Ibu yang membangunkan atau Bapak jika saya sudah dibangunkan Ibu tapi nggak muncul-muncul juga. Ya, untuk bangun sahur di rumah bukan jadi masalah lagi bagi saya.
Masalah muncul ketika saya menjadi anak kos. Dimana tidak ada Ibu dan Bapak lagi yang bertugas untuk membangunkan saya. Ah iya, saya beruntung selain punya teman-teman kos yang pengertian dan karena ada mereka, yang saya tidak tahu bagaimana rupanya, hanya suara lantangnya sampai di telinga lewat perantara udara.
Semenjak saya menjadi anak kos, saya rasakan betul manfaat keberadaan mereka, orang-orang yang rela bangun lebih pagi hanya untuk membangunkan jiwa-jiwa yang terlelap. Mereka yang ada dibelakang pengeras suara Masjid.
Senangnya Punya Kos di dekat Masjid
Alhamdulilah. Selama merasakan ngekos di dua kota berbeda ternyata ada kesamaan yang saya dapatkan. Sama-sama mendapatkan kos yang tidak jauh dari tempat ibadah,masjid.
Beberapa tahun lalu, waktu masih di Semarang, kos saya bisa dibilang tegak luruslah dengan posisi masjid. Saya yang berada di lantai dua dan posisi masjid yang letaknya memang agak tinggi, membuat suara dari masjid terdengar jelas sekali. Apalagi ketika adzan Subuh berkumandang, ketika suasananya memang sedang tenang. Rasanya kalau nggak denger kebangetan. Haha.
Ternyata bukan hanya soal membangunkan untuk sholat subuh, saat Puasa seperti ini keberadaan masjid yang berada didekat kos membawa manfaat yang lain yaitu membangunkan saya untuk sahur. Atau bukan hanya saya saja sih, orang-orang sekampung! Hehe.Saya ingat sekali, betapa semangatnya suara yang datang dari masjid untuk mengajak sahur waktu itu. Belum lagi kalau mengabarkan imsyak. Duh, sungguh-sungguh sekali!
Tidak jauh berbeda dengan yang saya rasakan di Jogja. Hari ini kosan saya juga dekat dengan masjid dan bukan hanya satu yang sering menjadi terdengar suaranya, ada beberapa. Selidik punya selidik, ternyata bukan hanya masjid yang ada di dekat saya toh, ada juga mushola. Di hari biasanya (bukan puasa), setiap sore masjid mengumumkan anak-anak untuk datang mengaji. Suaranya lucu sekali, karena yang mengumumkan ternyata para santriwan/santriwati. Sering juga terdengar lagu-lagu islami anak-anak yang bisa-bisa saya juga jadi hafal.
"...aku mau ke mekah,berkeliling-keliling kabah...sambil baca talbiyah dan wukuf di Arofah.." #malahnyanyi
Selama puasa seperti ini saya juga merasa diuntungkan (kembali). Malahan kali ini punya kelebihan di banding yang dulu, karena kalau dirasa-rasa disini lebih sering diingatkan untuk bangun.