Jauh sebelum isu ini muncul, sebenarnya sudah lama saya kepikiran soal yang sama. Hingga, booom! Kemunculan polemik soal rokok dan musik akhir-akhir ini membuat saya jadi berpikir kembali. Sepertinya ini adalah waktunya, momen yang tepat untuk saya tuliskan. HAHA.
Sebuah Curhat...
Entah berapa purnama sudah saya lewati (berasa jadi cinta yang merindukan rangga yes). Menunda untuk menuliskan soal yang satu ini. Soal yang ternyata sekarang sedang banyak dibicarakan sana-sini. Perihal rokok, musik dan berkendara. Tidak. Tidak akan saya bahas semuanya. Sebab, yang saya soroti justru dibagian rokok dan berkendara. Ya, karena saya punya pengalaman pribadi yang sempat membuat saya jadi trauma kalau menemukan pengendara macam ini.
Waktu itu, saya sedang mengendarai sepeda motor. Saya bukan diposisi depan sih, tetapi dibelakang alias membonceng. Tiba-tiba dalam perjalanan, saya merasakan sesuatu mengenai mata saya. Rasanya seperti digigit semut, tapi rasanya ada panas-panasnya. Ya, saya kira itu semut, hingga tangan kanan relfeks mencari apa yang menempel di bagian bawah mata. Ternyata, dugaan saya salah besar. Bukan semut yang saya dapat, warnanya abu-abu, mirip abu dari putung rokok. Yaampun, pantesan panas perih jadi satu! Mungkin waktu itu masih ada bara apinya hingga masih terasa nyelekit di mata.
Awalnya sempat ragu bahwa itu adalah bagian dari sisa rokok. Namun, ketika saya memastikan lagi dan memberanikan untuk menghadap ke depan, saya menemukan bahwa yang saya yakini ternyata terbukti. Seorang laki-laki dengan santainya merokok dari motor yang ia tumpangi. Dan saya rasa ia tidak merasa bersalah apalagi sempat peduli bahwa si abu rokok yang ia hasilkan bisa membahayakan pengendara lain atau yang sedang membonceng seperti saya.
Oya, padahal posisi saya mengenakan helm lho. Hanya saja, kaca helm yang saya kenakan tidak menutup rapat hingga abu itu bisa nyempil sampai ke mata saya. Dari berita yang saya dapat, ternyata penggunaan helm yang kacanya tertutup pun masih tidak bisa menjamin akan terhindar dari bahaya bara atau abu rokok ini. Selengkapnya bisa baca disini beritanya.
Untunglah, tidak ada luka yang terlalu parah. Namun, saya jelas kagetnya dan semenjak kejadian itu sampai sekarang, saya mencoba selalu waspada ketika sedang berkendara dan ndilalah bertemu pengendara yang nyambi sambil merokok. Gemas!
Tolong, Bisa Matikan Sebentar?
Memang, sudah jadi hal lumrah kalau pengendara di jalanan itu beda-beda sifatnya, suka unik-unik. Dari banyaknya yang unik ini yang sering saya batin sendiri ada dua tipe pengendara terutama pengendara motor.
Pertama, yang kalau lagi motoran jalannya suka kayak belut, saking gak bisa liat celah dikit aja di jalan atau malah sampai naik-naik ke trotoar. Kedua, ya yang sedang saya bicarakan ini, berkendara sambil disambi merokok. Hiks. Apa nggak bisa ditaruh dulu rokoknya sebentar saat sedang di jalan?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!