Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tidak Sebahagia Kisahnya, Begini Ngerinya Diet Putri Tidur

9 Februari 2018   20:45 Diperbarui: 13 April 2022   23:30 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | https://www.popsugar.com

Menghindari makan dengan memilih tidur sepanjang hari, bukanlah cara yang baik untuk menurunkan berat badan. Dampaknya tidak hanya untuk jangka pendek melainkan bisa berdampak jangka panjang, tidak menutup kemungkinan membawamu benar-benar tertidur pulas dan tak terbangun kembali. Ya, kematian!

Tidur yang terlalu lama justru akan membuat jam biologis atau ritme sirkadian tubuhmu jadi bingung. Jam di mana harus mengatur fungsi tubuh seperti metabolisme, sistem kekebalan tubuh, nafsu makan sampai dengan mood atau suasana hati jadi kacau. Fungsi tidur yang benar-benar untuk mengistirahatkan tubuh malah jadi merusak tubuh secara perlahan.

Yang mengerikannya lagi, tidak jarang diet putri tidur ini juga menyarankan penganutnya untuk mengurangi kalori secara ekstrim, yaitu hanya 5-500 kalori saja per harinya. 

Tidak cukup hanya mengurangi dari porsi makanan, pun mereka direkomendasikan untuk membakar kalori sebesar 250 kalori (atau kira-kira setara energi yang dikeluarkan saat berenang selama setengah jam).

Padahal meski tubuh tidak melakukan aktivitas seperti ketika hanya tidur, tubuh tetap membutuhkan energi dan membakar kalori untuk memfungsikan fungsi vital tubuh seperti bernafas, mencerna makanan dan memompa jantung. 

Istilahnya basal metabolic rate atau BMR. Yang ada bisa-bisa bukan lemak saja yang bisa hilang, namun otot-ototmu pun bisa-bisa ikut menyusut sebagai dampak defisit energi dalam tubuhmu. Ngerii!

Menurut tayangan thedoctors, tidur yang terlalu lama atau rata-rata lebih dari 9 sampai 10 jam per hari diketahui juga dapat memicu risiko terjadinya penyakit diabetes melitus dan penyakit jantung koroner. Hypersomnia (tidur yang berkepanjangan) ini juga diketahui berhubungan dengan depresi. 

Dampak lain yang tidak boleh disepelekan adalah tidur panjang bisa membuat tubuhmu menjadi dehidrasi tingkat parah. Ya, dampaknya ternyata tidak seindah mimpi dalam tidur panjangmu bukan? Malah membawa mimpi buruk yang benar-benar bisa jadi nyata. Hiii...

Jadi mending tetaplah atur tidur yang cukup dan semoga mimpi indah deh!

Salam,
Listhia H Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun