Pernah berpikir bahwa tulisan soal kesehatan itu membosankan?
Membosankan karena yang dibahas itu-itu saja?
Belum lagi yang bertebaran di internet banyak yang tidak bisa dipercaya?
Tapi tunggu dulu dong, jangan pernah berpandangan bahwa tulisan kesehatan itu tidak bisa sebaliknya, mengasyikan. Sebab tidak semua tulisan kesehatan membuatmu jadi malas tuk membaca.
Sebagai salah satu penulis kesehatan di Kompasiana, berikut adalah beberapa artikel-artikel kesehatan yang patut kamu baca tanpa harus menjadi bosan.
4 Langkah Mudah Deteksi "Hoaks" Informasi Kesehatan
Hoaks ada dimana-mana, termasuk bisa juga ditemukan dalam Informasi Kesehatan. Tidak main-main jumlahnya pun bisa dibilang tidak sedikit. Ya, karena saking banyaknya , hoaks soal kesehatan di Indonesia ini sudah menduduki peringkat ke-3 atau sebesar 41,2 persen.Tentu hal ini jadi memprihatinkan juga mengerikan. Prihatin karena informasi hoaks kesehatan ini bisa jadi membodohi dan mengerikan sebab pembodohan tersebut bisa saja merenggut nyawa seseorang karena hubungan kesehatan yang erat dengan kondisi seseorang.
Untuk memeranginya, setidaknya ada empat langkah mudah yang sebenarnya bisa kita lakukan. Langkah-langkah yang bisa menjadikan kita sebagai penerima informasi yang bijak dan selektif dalam melahap informasi kesehatan yang bertebaran dimana-mana. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan? Selengkapnya disini.
Air Dingin Turunkan Berat Badan, Mitos atau Fakta?
Salah satu pertanyaan populer dan yang sering hinggap di telinga saya adalah perihal air dingin yang mampu menurunkan berat badan. Tetapi apakah iya cukup dengan air dingin lalu lemak tubuhmu jadi rontok? Kedengarannya terlalu ajaib. Namun, hal ini memang menarik banyak peneliti untuk mengetahui lebih lanjut.
Selain membahas hubungan air dingin dan berat badan berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, dalam tulisan ini kamu juga akan tahu hal apa yang seharusnya kamu lakukan agar program turun berat badanmu lebih efektif,lho.
Menghilangkan Lemak di Bagian Tubuh Tertentu, Memangnya Bisa?
Setiap orang pasti mendamba tubuh ideal. Berharap lemak yang tidak seharusnya ada ditempatnya tersingkir dan menghilang, yang ada di paha atau di perut,misalnya.Ya, memang hal ini bisa dilakukan. Namun caranya apakah dengan hanya melakukan suatu gerakan di bagian tertentu saja?
Apakah selama ini latihan yang berfokus pada bagian dimana lemakmu bertumpuk sudah benar efektif? Apakah kamu akan mendapat hasil seperti yang dijanjikan dalam informasi yang kamu terima? Jangan-jangan selama ini kamu belum memahami apa maksudnya.Temukan jawabannya disini,ya.
Hal-hal yang Membuat "Udah Makan, tapi Kok Masih Laper?"
Masalah yang hampir jadi masalah setiap orang, katanya sudah kenyang tetapi masih kuat makan lagi. Tentu hal ini patut jadi perhatian. Sebab jika dijadikan kebiasaan dalam jangka panjang, salah satu dampak yang bisa kamu dapat adalah angka timbangan yang makin mengangkasa, melonjak naik saja.
Apakah ada yang salah dari tubuhmu atau apakah ada yang salah dari cara makanmu selama ini? Coba cari tahu disini sebelum benar-benar terlambat dan kamu hanya menyesalinya. Percayalah permasalahan yang kamu hadapi ternyata bisa dikendalikan.
Sudah Diet dan Rajin Olahrga, Kok Berat Badan Saya Nggak Turun-turun?
Menyebalkan sekali rasanya ya kalau sudah mati-matian diet dan olaharga tetapi ternyata timbangan berat badan seperti tidak mengerti, nggak turun-turun. Eh, Tunggu...Sebelum sebal seharusnya kamu yakini dulu sudah benar melakukannya dan tidak ada yang terlewatkan?
Dalam menurunkan berat badan, sering kita lupa bahwa banyak faktor yang bisa berkontribusi dalam menurunkan berat badan Bukan hanya soal diet dan olahraganya saja, lho. Coba teliti lagi adakah yang selama ini kamu tidak perdulikan yang ternyata bisa mempengaruhi tubuhmu seperti apakah waktu tidurmu apa sudah cukup? Atau hal lain yang baru kamu tahu setelah membaca selesai tulisan dalam artikel ini.
***
Meski tidak seseksi berita update artis kesukaanmu, meng-update infromasi kesehatan sebaiknya juga perlu dilakukan,ya. Jadikanlah bekal informasi kesehatan yang benar sebagai modal untuk pencegahan, mendukungmu menjadi lebih sehat sebelum terlambat.
Katanya mencegah lebih baik daripada mengobati.
Salam,
Listhia H Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H