Kurang dari 24 Jam di Jakarta
Penerbangan saya jam satu siang.
Ya, akhirnya saya putuskan untuk datang meski tidak lalu datang utuh menghadiri setiap sesi acaranya. Di h-1 malam itu, saya mantap untuk memesan tiket walau harganya sudah tak indah lagi.
Jogja-Jakarta, tidak sampai satu jam saya mendarat di Halim perdana kusuma. Namun baru sekitar pukul empat saya baru benar-benar mendarat di kamar hotel yang saya pesan di malam yang sama juga, di h-1 acara, dengan harga yang lebih indah jika dibandingkan dengan pesawat.
Sesampainya di hotel, saya tidak langsung bergegas untuk menuju ke mall Lippo --tempat berlangsungnya acara. Apalagi langsung mandi. Tidak. Saya sempat merasa 'mager' dan memilih tidur-tidur syantik.
Hingga jelang pukul lima sore, tiba-tiba ada yang meningatkan. "Nih lho, mbah tedjo bentar lagi.." Kemudian karena merasa disadarkan, saya segera bersiap-siap. Apalagi memang tujuan saya yang juga memotivasi untuk datang ke Kompasianival 2017 adalah keberadaan wayangisme kepunyaan Mbah Sujiwo Tedjo. hehe!
Sekitar pukul enam lebih, saya sudah ditunggu seseorang di depan hotel. Seseorang yang setia mengantar saya kemana-mana. Babang ojol alias ojek online. Sesampainya di mall, ternyata ada yang sempat membuat saya bingung. Sebab kata babang ojol, kalau mau masuk mall harus lewat sini, naik tangga, lewat lorong dan blablabla. Baiklah, selesai membayar saya segera menuruti nasihatnya. Dan.... nyasar! Haha. Lupa. Saya lupa memperhatikan petunjuk arah. Seharusnya ke kiri saya mengambil kanan.
Setelah berada di jalan yang benar. Saya menuju meja registrasi. Di sana sudah ada mbak-mbak cantik yang lalu membantu saya memasangkan gelang dan juga memberikan saya dompet kartu atau card wallet. Barang yang setidaknya berguna sekali bagi saya yang suka lupa naruh KTM dan SIM!Terimakasih.
Selesai registrasi, saya mencoba 'menyapu' pandangan di sekitar saya. Eh kemudian malah saya jadi sedih. Sedih karena keterbatasan pengelihatan (mata minus) saya jadi agak sulit mengenali orang-orang disekitar saya. Efek malam hari yang gelap rasanya yang memperparah pengelihatan saya ini deh. Hiks.
Sadar diri. Saya dengan pedenya memilih maju saja dulu di sekitar panggung. Apalagi sekarang Mbah tedjo juga sedang tampil. Eh, kemudian saya jadi sedih lagi. Sedih, karena tidak lama setelah saya mendapat posisi untuk menonton, pertunjukan usai. Hiks.
Lanjut ke sesi berikutnya. Saya memilih pergi dari kawasan Kompasianival. Sebabnya ya itu tadi, saya sulit mengenali dan mendeteksi orang-orang di sekitar. Saya memilih ke lantai 1, melihat keramaian Kompasianival di tengah kesepian saya. Halah.