Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Renungan Singkat: Menjadi Selingkuhan

30 Juli 2017   21:55 Diperbarui: 31 Juli 2017   12:41 3690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
totalsororitymove.com

Apa yang perlu dibanggakan ketika kamu  hadir disela-sela menjadi orang ketiga?  

Selingkuh barangkali jadi salah satu penyakit  paling mengerikan dan "mematikan" yang hadir dalam sebuah hubungan. Ngeri karena jika ia hadir,  ia bisa merubah yang awalnya sudah setia menjadi mendua. Mematikan, karena yang awalnya romantis jadi berakhir tragis sampai nangis-nangis.

Rasa-rasanya jadi wajar kalau siapapun yang mempunyai hubungan, pasti akan slalu berharap bahwa 'penyakit' ini jangan sampai memunculkan tanda dan gejala apalagi sampai mengerogoti hubungannya sampai mati tak berdaya. 

Mencuri itu  perbuatan tercela, apalagi menjadi pencurinya. Jadi bisa diibaratkan, jika selingkuh itu tidak baik, begitu juga pelakunya. 

Siapa sih yang mau menjadi yang kedua, bukan satu-satunya? Tidak ada. Begitu juga dengan selingkuhan yang memang bukan yang jadi diutamakan. Coba saja penggal sendiri, dalam kata se-ling-kuh-an jika kata kuh dihilangkan jadi cuma selingan , yang jelas-jelas membuat jabatanmu memang seperti itu. Selingan yang artinya dilewatkan pun tidak masalah baginya.

Apakah jika kamu terang-terangan tahu bahwa kamu akan menjadi selingkuhan, kamu tetap mau menerima status itu dengan santainya tanpa pikir panjang? 

Bagaimana jika yang terjadi berbeda,  selama ini  kamu ternyata tidak mengetahui dan tanpa disadari bahwa kamu telah jadi selingkuhannya?Apakah kelak jika kamu tahu kamu tetap akan membela dirimu sebagai yang jadi selingkuhan pada akhirnya?

Jelas-jelas tidak ada yang bisa dibanggakan dari menjadi selingkuhan. Kamu boleh merasa hebat karena berhasil memporak-porandakan sebuah hubungan. Kamu boleh tertawa bangga karena kamu berhasil merebut dia darinya. Kamu boleh menuduh dengan lantang bahwa si dia tidak bisa menjaga yang ada. Kamu boleh melakukan dan mengatakan apa saja padanya, pada dia yang kamu rebut kekasihnya.

Tetapi, bagaimanapun pembelaan diri seorang selingkuhan tetaplah salah, karena kehadirannya pun sudah sangat salah.

Agar Kamu Tak Jadi Selingkuhan

Coba bayangkan jikalau kamu berada di posisi lain, di posisi seorang yang kamu rebut cintanya. Apa kamu mau? Sebelum menjadi selingkuhan, bayangkanlah jika nanti kamu ada diposisinya. Karma itu nyata. Barangsiapa yang merebut, maka siaplah kejadian yang sama menimpamu. Seseorang merebut yang kamu punya.

Kamu mau dan masih bangga?

Yang harus kamu tahu, kamu juga punya hak untuk merasakan dan merayakan mencintai dan dicintai tanpa harus menjadi orang ketiga. Kamu berhak jadi pertama dan satu-satunya. Bukan dengan cara merebut seorang dari yang lain, bukan dengan cara menjadi selingkuhan.

Percayalah, bahwa ada cinta sejati yang menunggumu di sana. 

Asiikkk..

Salam,

Listhia H Rahman 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun