Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Perlakuan Istimewa dari Nenek Tiap Kali Cucunya Mudik!

29 Juni 2017   22:23 Diperbarui: 30 Juni 2017   10:30 2434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://andidistro.blogspot.co.id (ilustrasi)

Apa yang membuat kampung halaman selalu jadi sesuatu yang istimewa? Karena disana tinggal seorang wanita penyayang yang disebut Nenek.

Tulisan ini sebenarnya ingin saya tulis segera ketika saya berada di kampung halaman. Namun, apa daya tidak ada sinyal membuat saya harus ikhlas untuk macet dalam ber-internet, belum lagi baterai yang cepat 'lowbat' (mungkin karena dia berusaha untuk mencari sinyal melulu). Tetapi dari kejadian itu, saya justru jadi bersyukur, karena "macetnya internet" bisa membuat saya  lebih memahami sesuatu lagi. Sadar bahwa  banyak hal yang istimewa yang ada di kampung halaman. Dan salah satunya yang selalu saya terima dari wanita penyayang yang lain selain ibu, yaitu Nenek.

Bukan. Bukan berati Kakek tidak punya perlakuan istimewa. Namun, biarkanlah tulisan ini membahas salah satunya dulu.

Hampir setiap mudik, saya selalu tinggal di rumah ibunya ibu alias nenek. Mulai dari tidur,mandi dan makan semua dilakukan disana. Bisalah dikatakan rumah nenek dari ibu adalah rumah kedua saya setelah rumah orang tua sendiri. Walau di rumah nenek saya selalu memilih tidur di sofa sekalipun, nyamannya rumah nenek tidak pernah berkurang sampai sekarang.

Oya, saya sendiri kadang tidak ingat bahwa saya berada di rumah nenek. Karena panggilan yang diberikan padanya bukanlah "Nek" atau "Oma", saya -dan kakak,adik dan saudara- memanggilnya dengan sebutan "Mama". Ya, "Mama Tasik" biasa kami memanggilnya. (Tasik diambil darikata Tasikmalaya, kampung halaman saya-lah-yah. Hehe) Dan berikut, sebagain kecil dari hal istimewa Nenek untuk Cucunya yang Mudik. Barangkali mirip denganmu juga!

Tanpa Perlu Meminta, Nenek akan Otomatis Memasakan Makanan yang Kamu Suka!

https://brightside.me (ilustrasi)
https://brightside.me (ilustrasi)

Kelaparan di rumah Nenek, sepertinya adalah hal yang mustahil,ya gak?

Demi cucu-nya, nenek selalu memberikan semua yang terbaik termasuk soal makanan yang akan beliau sajikan. Walau tidak selalu buatan nenek sendiri, tetapi nenek selalu berusaha memastikan bahwa makanan yang kamu suka tersedia di meja. Bahkan meski sudah banyak makanan yang tersedia, nenek masih menanyakan ingin apa (lagi)?

Seperti kemarin, ketika saya tidak menemukan kerupuk lagi di toples dan berniat ke dapur untuk mengoreng beberapa. Ternyata nenek lebih cepat responnya, dengan mendatangi warung terdekat hanya demi kerupuk.

 Aw, maacih Nek.

Seberapapun Kamu Jadi Dewasa, Di matanya Kamu Adalah Anak Kecil! Dan Juga Nenek, yang Tidak Ingin Merasa Di-tua-kan!

Usia saya sudah duapuluh-an, tetapi di mata Nenek mungkin masih seperempat dari usia itu!

Sampai usia saya yang sekarang ini, Nenek masih sering membuatkan saya --juga adik- air panas hanya untuk mandi.  Lokasi tempat tinggal nenek yang cukup tinggi yang membuat air di pagi hari seperti es, barangkali jadi alasan Nenek tidak tega membiarkan cucu-nya kedinginan. 

Kadang malu juga masih dibikinin padahal sudah segini, tetapi Nenek kadang melakukannya tanpa diminta.

Pun juga dengan nenek, nenek tidak ingin diperlakukan seperti orang tua seperti makanan yang harus selalu begini begitu. Meski gigi-nya tak sekuat dan selengkap dulu, Nenek selalu ingin disamakan. Seperti juga kemarin, ketika kami sengaja membelikan bakso versi mini untuk memudahkannya dan beliau meminta untuk sama. 

Kata Nenek , "Kalau makan enak mah, kuat"

Saking Sayangnya, Nenek Tidak Akan Lupa Mendoakan Masa Depan, Minta Jodoh!

"Didoain nikah tahun depan,ya!"

"Nggg..kan mau nyelesein kuliah dulu"

"Hushh..GAK BOLEH GITU, NIKAH MAH BISA KAPAN AJA. ASAL KETEMU JODOH"

Ada "ritual" yang selalu Nenek lakukan tiap cucu-nya datang, apalagi di usia yang sudah seperti ini (sudah 17 keatas). Membicarakan jodoh. Terutama bagi cucu perempuannya yang belum juga menikah.

Ya, baru kemarin saya diingatkan untuk tidak salah dalam berdoa soal jodoh. Rasanya kadang ada kesal juga bete, tetapi barangkali itu salah satu bentuk rasa sayang Nenek yang selalu perhatian pada cucu-nya.

Dulu ketika masih sekolah, didoakan dapat nilai yang baik. Sekarang sudah berubah, didoakan dapat jodoh yang baik. #eadehea

Tidak Ketinggalan, Uang Tambahan Jajan Pun dibagi oleh Nenek untuk Cucunya

"Udah nih ambil ajaa,ya.."
"Nggak ah, buat Nenek aja.."
"Ambil gapapa, ini dari Nenek..."

Walau sudah tidak bekerja seperti dulu dan banyak waktu beliau habiskan di rumah, Nenek selalu punya jatah jajan untuk cucunya. Uang jajan yang juga sering jadi dilema, antara harus diambil atau tidak,ya. Tetapi Nenek selalu berhasil soal ini.

Apalagi hal istimewa dari Nenek? 

Selagi masih ada kesempatan, apapun bentuk hal itu berbahagialah selalu bersamanya.

Salam,

Listhia H Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun