Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Siapa Takut Menjadikan Non-Tunai Bagian dari Gaya Hidup? Diuntungkan Kok Menolak!

5 Desember 2016   22:02 Diperbarui: 7 Desember 2016   22:39 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudahan yang ditawarkan ini juga membuatnya mudah menular pada teman kos saya. Karena berhubung sedang tidak ada di satu tempat, teman kos sempat menanyakan saya via chat, bagaimana mengisi saldo lho.

 

Yakin masih tunai kalau gini?

 

[caption caption="Dokpri"]

[/caption]Well, saya harus jujur,nontunai memang memudahkan deh.

Tidak Lagi Ada Kembalian Receh Apalagi Permen, Pas-in Aja!

[caption caption="Facebook.com"]

[/caption]Di tahun 2015, saya beruntung karena kompasiana memberikan saya hadiah berupa kartu flazz BCA bergambar ikon kompasiana 'kriko' dengan saldo yang lumayan yaitu 250rb rupiah.

Biasanya saya gunakan ketika  membeli sesuatu yang tidak banyak,seperti membayar cemilan di Minimarket, Minuman di Foodcourt, juga bisa untuk membayar Commuter Line dan Busway ketika saya sedang di Jakarta lho. Seingat saya, saldonya sampai saat ini masih ada, mungkin 20 ribuan. Awet ya, buat menghidari receh dan permen sih.

Yuk,Mulai Dari Dirimu Sendiri..

Pengguna nontunai di Indonesia bisa dibilang masih rendah jika dibandingkan dengan negara Asean lainnya. Padahal di tingkat dunia, kita bisa melihat kesuksesan Swedia. Pasalnya, Di negara tersebut angka perampokan bank turun drastis dari 110 di tahun 2008 menjadi 16 di tahun 2011. Semua bisa terjadi bukan karena keamanannya yang meningkat, tetapi karena kebanyakan Bank di Swedia tidak menangani uang tunai lagi.

Untuk itu mari dukung Bank Indonesia yang sudah sedari dua tahun belakangan atau tepatnya dari 14 agustus 2014 mencoba agresif memperkenalkan Gerakkan Nasional Non Tunai, GNNT. Tidak perlu jauh-jauh, mulailah dari diri sendiri untuk melakukannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun