Kemudahan yang ditawarkan ini juga membuatnya mudah menular pada teman kos saya. Karena berhubung sedang tidak ada di satu tempat, teman kos sempat menanyakan saya via chat, bagaimana mengisi saldo lho.
Yakin masih tunai kalau gini?
[caption caption="Dokpri"]
Tidak Lagi Ada Kembalian Receh Apalagi Permen, Pas-in Aja!
[caption caption="Facebook.com"]
Biasanya saya gunakan ketika membeli sesuatu yang tidak banyak,seperti membayar cemilan di Minimarket, Minuman di Foodcourt, juga bisa untuk membayar Commuter Line dan Busway ketika saya sedang di Jakarta lho. Seingat saya, saldonya sampai saat ini masih ada, mungkin 20 ribuan. Awet ya, buat menghidari receh dan permen sih.
Yuk,Mulai Dari Dirimu Sendiri..
Pengguna nontunai di Indonesia bisa dibilang masih rendah jika dibandingkan dengan negara Asean lainnya. Padahal di tingkat dunia, kita bisa melihat kesuksesan Swedia. Pasalnya, Di negara tersebut angka perampokan bank turun drastis dari 110 di tahun 2008 menjadi 16 di tahun 2011. Semua bisa terjadi bukan karena keamanannya yang meningkat, tetapi karena kebanyakan Bank di Swedia tidak menangani uang tunai lagi.
Untuk itu mari dukung Bank Indonesia yang sudah sedari dua tahun belakangan atau tepatnya dari 14 agustus 2014 mencoba agresif memperkenalkan Gerakkan Nasional Non Tunai, GNNT. Tidak perlu jauh-jauh, mulailah dari diri sendiri untuk melakukannya