Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Di Balik "Karena Lapar Mengubah Orang?"

28 November 2016   22:23 Diperbarui: 29 November 2016   09:13 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi I cuocsongquanhta.vn

Pun ditambah adanya senyawa kimia otak bernama "neuropeptide Y" yang ikut dilepaskan, yang punya fungsi diantaranya untuk meningkatkan nafsu makan dan bisa dihubungkan juga dengan tingkah laku yang agresif.

Begitulah kiranya efek laparmu yang ke mana-mana, dan berkontribusi sampai mudah marahmu. Karena hormon stress yg ikut beredar juga respon otak.

Walaupun berat otak hanya 2 persen dari berat badanmu. Otak membutuhkan 20 sampai 30 persen dari total kalori yang kamu makan, lhoh.

Lalu Bagaimana Atasinya?

Makan. Segeralah makan sebelum kamu benar-benar jadi hulk eh pemarah. Memang makanan seperti cokelat atau donat, bisa membuatmu lekas pulih dari rasa lapar. Tetapi, makanan yang mengandung tinggi gula tersebut juga akan membuatmu cepat lemas karena gula darahmu yang naik dan turun drastis. Pilihlah makanan yang kaya gizi, mengandung serat agar dicerna lebih lama seperti buah-buahan. Rujakan seger!

Satu lagi, Janganlah Kamu Bawa Lapar Berbelanja. BAHAYA!

Apa pasalnya? Karena yang lapar bukan hanya perutmu, juga "mata"mu. Selain membuatmu cenderung memilih makanan yang tinggi kalorinya. Perut lapar yang diajak belanja juga bisa mempengaruhi barang lain yang bukan makanan.

Seperti yang dilansir pada laman forbes.com, pada sebuah studi peneliti melakukan survei terhadap 81 konsumen yang baru saja belanja barang seperti baju, sepatu dan elektronik. Kemudian, konsumen mengisi kuisioner yang berisi perasaan mereka (mood), tingkat lapar dan lamanya mereka berbelanja. Simpulannya? Konsumen yang sedang lapar menghabiskan 64% lebih banyak uang daripada yang kurang laparnya.

Wow? Pernah mengalaminya?

Apa hikmah yang bisa diambil dan diimplementasikannya dalam hidup nyatamu?

Jadi, jika kamu sedang jalan dengan kekasihmu. Dan tiba-tiba ia menjadi "bete", bisa jadi ia hanya lapar. Sebelum kamu membahagiakannya dengan berbelanja, baiknya kamu ajak dia makan dulu. Karena bukan hanya menyelamatkannya dari "hangry" juga menyelamatkan isi dompetmu. Ini semua didukung dengan fakta ilmiah. Hihi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun