Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sensasi Menginap di Hotel Kelas Bintang Lima, Awas Ditaksir Bule?

21 Oktober 2016   22:15 Diperbarui: 21 Oktober 2016   22:32 1954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lobby hotel I accorhotels.com

Mendapatkan fasilitas penginapan kualitas terbaik dengan cuma-cuma, siapa sih yang menolaknya? Dan saya beruntung mendapatkannya. Mungkin kelak kamu gilirannya.

Dimulai dengan..

Sekitar dua minggu lalu, saya ke Jakarta menggunakan kereta ekonomi dari Stasiun Poncol Semarang. Keberangkatan kereta yang saya pilih adalah pada pukul dua siang, yang memiliki estimasi waktu kedatangan di Stasiun Senen pukul setengah sembilan malam. Dan, kereta memang tepat waktu. Jam setengah sembilanan saya sudah menginjakkan kaki di Ibu Kota.

Setelah sampai di depan stasiun, saya mencari kendaraan untuk mengantarkan saya pada destinasi selanjutnya. Adalah sebuah penginapan di Jakarta Pusat, tepatnya di Thamrin dengan insial "P". Konon katanya, penginapan ini memiliki kualitas nomor satu, bintangnya aja lima.

Tahu Bintang Lima, Naiknya Masih Ojek Online

Satu-satunya transportasi yang bisa saya andalkan ketika di Jakarta adalah Ojek Online. Karena selain meminimalisir nyasar, juga saya bisa mengetahui harga yang harus dibayarkan. Biar gak mahal-mahal amat. Pun ketika saya masih tetap memilih ojek sebagai "kereta kencana" menuju hotel tersebut.

Nah, setelah agak menjauh dari kumpulan ojek yang ada di pasar senen, saya segera memesan ojek online, Go-jek. Setelah sampai dua kali dialihkan pada driver lain, akhirnya satu driver gojek beruntung mengantarkan saya. Hihi. Tidak sulit, driver gojek langsung menghampiri saya.

"Mbak Listya..yang mau diantar ke thamrin yah?"

Dengan motor matic, dan helm bogo, saya pun menelusuri jalan jakarta dengannya.

Ditengah perjalanan, abang go-jek ternyata jadi ikut penasaran.

"Mbak..kok malam-malam mau ke situ?"

Heran kali ya, ngapain naik ojek kesitu. 


"Mau nginap,mas. Kan saya bukan orang Jakarta. Saya dari Semarang"
"Oh, tadi saya juga barusan nganter orang ke stasiun,mau ke Semarang"

Dan dialogpun selesai,sementara.

Ditengah perjalanan, abang go-jek meminta ijin untuk membuka GPS. Karena ternyata baru ngeeh, jalan thamrin termasuk yang tidak boleh dilalui oleh motor.

Mungkin karena merasa mengecewakan saya, abang Go-jek pun meminta maaf.Dan berjanji akan mencari jalan yang benar dengan bertanya pada orang.

"Mas, memang sudah berapa lama jadi driver Go-Jek, kok bisa sampai ga hafal ?" tanya saya dengan nada sedikit bercanda.

"Ini baru satu setengah tahun,mbak.. Saya orang tangerang."

GPS yang lain alias Gunakan Penduduk Sekitar akhirnya membuahkan hasil. Saya sampai di tempat tujuan juga, tapi karena saya naik motor jadilah saya diturunkan di pintu masuk

 

..belakang hotel.

Mau Masuk Kok Ragu, ya


Saya bahkan sempat menjadi ragu, "apa benar ini tempatnya?".

Kebetulan tiga orang satpam sudah standby di pintu masuk belakang hotel.

"Pak, ini hotel..lobbynya dimana yah?"
"Disana, nanti mbak arahnya ikuti arah mobil box yang barusan lewat itu ya..."

Sebelum akhirnya benar-benar masuk. Satpam sempat memeriksa barang yang saya bawa terlebih dahulu. Hmm, belum masuk aja begini. Jarang sekali kalau di hotel yang pernah saya inapi sebelumnya,maklum paling keren juga bintang tiga. Hehe.

Akhirnya, Sampai Juga Di Lobby

Setelah cukup lumayam berjalan, akhirnya saya sampai di tujuan. Meski masih ragu juga dan bertanya lagi untuk memastikan. 


Dan lagi-lagi, saya diberhentikan oleh sekitar dua orang. Meminta saya untuk meletakan bawaan, karena akan dicek terlebih dahulu dengan alat metal detector. Rasa-rasanya seperti di bandara.

Setelah itu, saya pun dibukakan pintu dan dipersilahkan masuk dengan cara manis. Duh, like a princess nih.

Baru masuk, hampir aja ketahuan ndeso-nya, rasanya pengen loncat-loncat atau guling-guling gitu melihat ruang bercahaya yang lapang Hihi.

Dari melihat sekeliling, saya jadi paham mengapa pengecekan dan pengawasan untuk masuk kesini begitu ketat. Karena yang menginap memang kebanyakan bule, orang luar negeri.

Meski sudah jam sembilan malam lebih, ternyata saya masih harus mengantri untuk mangambil kunci. Proses check-in sudah dilakukan sebelumnya, jadi tinggal konfirmasi saja.

Bingung, Dari Naik Lift Sampai Buka Kamar

Seperti yang sudah banyak dilakukan oleh penginapan jaman sekarang, kunci yang digunakan berupa kartu mirip atm,kartu sensor. Disini, kartu ini punya multifungsi, yaitu digunakan juga saat ingin menaiki lift.

Awalnya saya kira, seperti hotel yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Yang hanya ditempelkan sebentar lalu tekan nomor lantai. Eh, ternyata yang ini beda. Jadi, kartu harus benar dimasukkan ke slot yang sudah tersedia, nah sembari kartu masih tertancap kita tekan nomor lantai yang kita tuju. Mirip saat kita ambil uang di atm gitu deh. Nah,Baru lift akan bergerak.

Kepolosan saya ini sempat disaksikan dua bule yang waktu itu sama-sama masuk lift. Hehe. Selawww...

Lalu, masalah muncul tak sampai disitu. Saat ingin membuka kamar, ternyata bikin bingung juga. Padahal caranya mudah sekali, kartu di masukkan pada celah kemudian tarik dan baru buka pintunya. Berhasil! Hihi, dasar emang  kuraang gaul.

Yammpun..dari tadi gini kek.

Bonus : Ditaksir Bule?

Satu lagi kejadian yang membuat saya pengen ngakak. Mungkin ini bisa jadi bonus saat kamu harus menginap di tempat yang kebanyakan orang luar negeri, hotel bintang lima contohnya.

Kejadian ini rupanya sudah tercium dari setelah saya melapor di receptionist.

Waktu saya menunggu lift untuk menuju kamar. Ternyata ada seorang bule yang memperlihatkan saya. Lalu saya juga sempat mendengar ia melontarkan sebuah pernyataan.

" You are so beautifulll..."

Karena kami hanya berdua saja saat itu. Pernyataan jelas untuk siapa dong? Waduh..

Tidak ingin menjadi percakapan panjang. Saya hanya membalas.

"Thank you, Mister.."

Eh, dia malah balik nanya lagi.

"where do u come from?" (asale ngendi?)
"Im Indonesian"

Pun lift terbuka,saya segera masuk. Saya tidak menyimpan perasaan aneh-aneh, meski harus satu lift dengan bule tadi. Apalagi, saya tak hanya dengan bule itu,masih ada bule lain yang juga masuk. Jadilah kami bertiga. Pikiran saya hanya orang luar negeri disini pasti punya kepentingan  masing-masing,bisnis misalnya.

Saya menekan angka 6 karena kamar saya ada di kamar 61(sekian), sedang bule satunya 13. Lalu, bule yang satunya --yang sempat memberi saya compliment-- tidak memilih apa-apa. "oh, satu lantai kali..", sampai sini saya tidak menaruh curiga apapun.

Pintu lift terbuka. Saya melangkah, dan benar dibelakang saya. Bule yang tadi mengikuti. Saya biasa saja, sembari melanjutkan menuju kamar saya ada di lorong sebelah kanan.

Seperti yang tadi saya ceritakan. Saya tidak langsung bisa membuka kamar, karena bingungkanyah.

Nah disaat moment kebingungan itulah, saya jadi agak kaget karena bule tersebut tiba-tiba memanggil saya. Well, karena grammar n structure saya agak berantakan, langsung terjermahannya aja ya, kira-kira begini.

"Maaf, sebenarnya kamar saya bukan berada di lantai 6, tapi dilantai 7. Saya hanya ingin mengobrol sebentar boleh nggak?"

Duh, bule ini gatau apa ya ada yang lagi bingung mikir cara buka kamar.

"oh begitu, siapa nama kamu?", tanya saya nyeplos. Kan biasanya gitu ya, tanya whats your name? Haha.

" nama saya.....(saya tidak ingat lagi), dari amerika..ada acara apa disini?"

Saya kira ada campuran dari india,lhoh.

"saya listya. Kebetulan besok pagi saya akan bertemu teman di Jakarta Selatan"

"Besok saya juga ada meeting. Bagaimana kalau kita lanjutkan di lobby saja ngobrolnya, sambil ngopi2?"

Waduh, ini bule gatau apa ya baru aja nyampek,belum nyentuh kasur. Dan ini hampir jam sepuluh lebih.

"Maaf, saya baru sampai dan capek."

"Bagaimana kalau nanti, setelah kamu masuk kamar, kamu menelepon saya ya. Nomornya 73(sekian)"

Untuk menyenangkannya, dan berharap dia pergi saya pun pura-pura mencoba mengulangi perkataannya.

"73(sekian), oke saya ingat Mister"

Akhirnya dia pun ijin pergi.

Dan saya kembali mikir, ini gimana cara buka pintu sih dan akhirnya...

Berhasil!!!

Oya, Seperti Apa Sih Bentuk Bintang Lima Itu

Setelah pintu terbuka, pemandangan yang terlihat hampir sama seperti pada penginapan umumnya. Ada kasur, kamar mandi, lemari, televisi serta meja kerja.

[caption caption="Kira-kira seperti ini, gak sempet foto keseluruhan ambil di traveloka.com"]

[/caption]

Yang membuatnya spesial adalah ketika membuka kamar mandinya. Ya, bukan hanya shower tapi kita bisa berendam didalam bathtub, bisa dengan air hangat atau dingin. Sempet gak tau caranya, sampai harus video call sama seseorang. Haha. Dari bath tub, kita bisa menonton televisi karena dindingnya terbuat dari kaca.

[caption caption="Penampakan kamar mandi I dokpri"]

[/caption]

 

[caption caption="Dari bathtub nih I dokpri"]

[/caption]

Yang menyenangkan lagi. Saat membuka lemarinya. Kalau yang biasanya hanya menemukan hanger. Yang ini berbeda. Ada baju tidur seperti baju karate, ada hair dryer, dan seperangkat setrikaaan? Girang banget rasanya nemu setrikaan,kayak berasa dikos.

[caption caption="Isi lemari I dokpri"]

[/caption]

Disamping lemari, ada meja kecil. Disana ada berbagai minuman disediakan. Ada cemilan juga, kentang yang ditabungin itu lhoh sama cokat batang. Untung deh, gak dimakan. Karena jika termakan, kita akan mendapat cash atau biaya tambahan. Satu tabung kentang dihargai 40rb, padahal normalnya 10rb aja gak nyampe.

Setelah saya selesai berendam dan beristirahat. Saya sempat menelepon teman saya tentang kejadian yang saya alami barusan terutama tentang bule itu. Eh dia malah bilang,

"Wah, itukan kesempatan bagus buat kamu buat nyobain steak wagyu. Pasti kamu ditraktir macem-macem tuh.."

Haha. 

Ngomong-ngomong soal makanan. Sarapan pagi sistemnya buffet. Konon harganya sepaket 400ribu. All you can eat alias sak maremmu. Banyak yang bisa dipilih. Tapi karena saking banyak yang bisa dipilih malah bingung. Alhasil umumnya orang Indonesia, nasi goreng ayam kremes n kerupuk.

 

Dan sebelum check out, bawalah yang bisa dibawa, semuaaaaanya.

[caption caption="Ada yang belum ke ambil I dokpri"]

[/caption]

Itu aja sih.Dari tulisan yang hampir 1500 kata ini, yang mungkin menghabiskan waktumu hampir 5 menit, mungkin tak banyak memberi manfaat. Tetapi jangan pernah mengira saya mau pamer. Karena hotel bukan saya yang bayar, apalagi minta orang tua. Harga permalam yang setara dengan 5 kali bayar kos saya di Semarang, membuat saya mikir berkali-kali jika harus uang sendiri.

Hanya ingin memotivasi, bagi siapapun yang baru kali pertama nanti mencoba hotel kelas yang bintangnya lima jangan jadi bikin bintang tujuh, puyeng.

Yang penting,pede aja lagi!!!

[caption caption="Tuh, silakan duduk disitu"]

[/caption]

Kalau tidak tahu, jangan segan bertanya. Karena semua pernah merasakan wagunya momen pertama,kan? 

 

Thank you for treat me like a princess ❤❤❤❤

 

Salam,
Listhia H Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun