Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Si Kecil yang Kaya Gizi Itu Dijuluki "Gold From The Soil"

17 Oktober 2016   21:04 Diperbarui: 20 Juni 2022   02:54 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahan kedelai I anekatop10.com

Semakin Banyak Melalui Pemrosesan, Serat Makin Turun

Kandungan serat pada kedelai akan menurun secara signifikan seiring dengan banyak pemrosesan yang dilaluinya. Seperti contohnya tahu dan susu kedelai, yang diketahui mengandung sedikit serat. Sebaliknya, jika dibandingkan tempe yang menggunakan kedelai utuh dengan dibantu dengan fermentasi mengandung serat yang tinggi.

Namun dalam perkembangannya, fortifikasi --penambahamn zat gizi pada makanan-- seperti serat pangan bisa dilakukan agar olahan tersebut memiliki kandungan serat yang diingini.

For your information, sekitar 30 persen serat yang ada pada kedelai adalah serat larut (soluble fiber).

Penelitian yang Menjadi Kabar Baikmu

Protein kedelai ternyata cukup menarik peneliti untuk mencari tahu efek apa saja yang bisa didapat oleh tubuh. Di antaranya yang sudah pernah dilakukan menunjukkan bahwa protein kedelai membantu menurunkan total kolesterol, LDL (low density lipid) atau kolesterol jahat, dan trigliserida. Sedang pada HDL (high density lipid) "kolesterol baik" diketahui meningkat. Penelitian ini telah dipublikasikan oleh jurnal internasional, American Journal of Cardiology, pada tahun 2006 lalu.

Selain itu, penelitian mengenai isoflavon -- senyawa aktif pada kedelai yang memiliki struktur dan fungsi mirip hormon seks wanita, estrogen-- juga terus dilakukan meski hasilnya beragam. Seperti hubungan isoflavon dengan kanker payudara, isoflavon dengan osteoporosis, isoflavon dengan menopause dan isoflavon dengan kognitif. Just remember. In theory, no single food should play too big a role in the diet. 

Karena apa-apa yang berlebih itu tak baik,

begitu juga kedelai --utamanya isoflavon-- yang dikhawatirkan membawa efek negatif jika konsumsi berlebih. Untuk itu, rekomendasi isoflavon yang disarankan oleh FDA adalah sekitar 24 mg/hari dan 25 gram protein kedelai untuk mendapatkan manfaat kesehatannya.

Menurut data Badan Pusat Statistik 2014, konsumsi rata-rata per kapita dalam seminggu untuk tahu dan tempe di Indonesia tidak jauh berbeda, yaitu diangka 0,13 kg atau 18,6 gram per hari atau tak lebih dari 1 potong ukuran sedang (ukuran rumah tangga 1 buah potong tempe beratnya 25 gram, kandungan protein sekitar 4 gram). Masih amanlah.

Jadi masih ada keraguan dalam mengkonsumsi kedelai setelah tahu ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun