Ketika kita harus merantau dan tak ada sanak saudara yang bisa dijadikan tempat singgah, mungkin menjadi anak kos adalah takdir.
Awalnya Tak Mudah, Lama-lama Juga Biasa
Memang untuk menjadi anak kos tidak langsung bisa kamu terima. Ada rasa tak nyaman, takut atau kesepian? Masuk akal sih. Namanya juga tempat baru, suasana baru, belum lagi teman-teman satu kos yang belum kamu kenal.
Yang tadinya di rumah makanan tak perlu mencari, jadi ujung-ujungnya mie. Yang apa-apa tinggal minta, lima ratus jadi barang berharga.
Tidak apa-apa, nikmatilah momen pertamamu itu, walau tak indah ketika dijalani. Karena kebanyakan yang baru pertama, juga pasti pernah merasakan apa yang kamu rasa, namanya Homesick. Rindu rumah, rindu ayah ibu dan segala yang ada. Rasa ingin cepat segera pulang ke rumah. Kalau perlu menangis, menangislah di pojokkan kamar. Jangan kenceng-kenceng ya, nanti kamar sebelah denger. Udah bobo, ciyan.
Semua akan menjadi biasa saja seiring waktu berjalan, kok. Tugasmu menikmati apa yang kamu jalani.
Ketika Kos Telah Berubah..
Percaya deh. Kosan tidak akan selalu mengerikan seperti saat pertamamu. Yaitu saat banyak waktu kamu habiskan bersamanya, tempat kos akan membuatmu susah. Susah?
Di saat harus memutuskan untuk meninggalkan, kamu malah tidak mau beranjak dari kosan. Karena ada hal yang menberatkanmu, yang seolah tak ingin kamu tinggalkan. Itulah susahnya, susah move on.
Kenapa bisa begitu? Berikut alasan yang bisa jadi kenapa kamu begitu sulit meninggalkan tempat yang awalnya ingin kamu segera tinggalkan.
1. Tempat yang Sudah Nyaman
Memilih tempat kos itu seperti ketika mencari pasangan, cari yang nyaman. Ketika kamu sudah menemukannya, kamu pasti akan sulit berpindah bukan? Begitu juga kosanmu yang ternyata terlanjur memberikan limpahan rasa nyaman padamu, ciee.
Nah, itulah juga apa yang saya rasakan saat ini. Tempat kosan saya tidak terlalu luas, sekitar 3x3 saja. Yang membuat saya betah adalah kamar ini punya tempat terbaik untuk menggalau eh cari inspirasi.
2. Teman-teman Kos Pengusir Rasa Sepi
Nasib yang sama-sama anak kos, akan membuat kamu dan teman satu kos memiliki hubungan dekat. Bahkan lama-lama rasanya seperti keluarga. Dan ketika sudah seperti itu, lalu harus pergi, tentu akan sulit bukan?
Seperti itu juga apa yang saya rasa. Beberapa teman sudah saya kenal, amat dekat bahkan. Menjadi jauh yang sudah dekat ternyata memang butuh kekuatan ekstra.
Kalau sudah begini, saya harus yakini, bahwa saya dan dia --teman kos-- hanya sementara di sini. Toh kelak dia akan juga seperti saya, meninggalkan. *peluk satu-satu
3. Kenangan yang Menumpuk
Di banyak waktu yang kamu habiskan, kamu juga membuat kenangan yang lama-lama menumpuk. Entah itu bisa membahagiakan atau menyedihkan. Kenangan selalu punya cara untuk diingat dengan rasa rindu.
Di kosan yang saya tempati sekarang ini misalnya. Pernah ada kucing masuk dan melahirkan di bawah kasur. Sedang Di kosan lain, malah agak ngeri. Ibu kos memanggil paranormal karena diduga ada "itu"nya. Gak percaya? Nih surat cintanya..
Bukan hanya sebatas kos, juga kota dimana tempatnya berdiri. Yang membuat banyak kenangan, yang turut menyumbang barang bawaan saya, di ingatan.
Pindah kos memang berat, karena barang yang harus dipindah banyak. Selain baju, buku dan pendukung lainnya juga harus memindahkan hati yang sudah terlanjur sreg.
Oke,
Besok saya harus pindah!
Ada yang harus dilanjutkan, tapi bukan di sini.
Meski sudah nyaman-nyamannya
Salam,
Listhia H Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H