Dibilang masih baru nggak juga, sudah lama masih ada yang lebih. Nanggung, mungkin itu.
Hampir dua tahun ternyata saya berhasil bertahan disini. Banyak cerita, tentu. Bahkan beberapa --atau memang kebanyakan-- sudah saya ceritakan juga. Begitulah cara saya agar tidak mengingatnya sendirian. Hihi.
Dua tahun. Bukan waktu yang singkat. Ibarat orang yang sedang menjalin hubungan pacaran. Durasi waktu tersebut sudah cukup untuk lanjut ke jenjang yang lebih sah, menikah. Sudah melewati masa-masa rawan --yang konon katanya sering menimpa diusia enam bulan hubungan, dan ujungnya putus kemudian-. Terus kalau gitu, mau dibawa kemana hubungan kita ini? Eh kok jadi baper sih.
Mau cerita apa sih,mbake?
Begini numpung sebentar lagi akan terjadi kopdaran terbesar yang punya nama beken "Kompasianival". Sepertinya hal-hal berbau kompasiana akan menjadi hits. Atau memang selalu hits kali. Ya, jadi intinya mau mengenang,bernostalgia bersama kamu.
Iya kamu.
1/Seseorang pernah bercerita..
Pernah suatu hari saya diceritakan. Dimana suatu waktu, saat saya belum ada disini, kompasiana ramai sekali. Mungkin karena masa itu sedang dalam suasana yang seru alias pemilu. Dan seseorang tersebut tidak menampiknya. Memang benar. Ia juga menambahkan, tetapi bukan hanya kanal politik lho, kanal lain pun sering diserbu. Oh, saya cuma bisa merespon sebatas itu. Mungkin kejadian itu akan berulang, tidak lama lagi,ya? Saya jadi menerka.
Saya juga pernah disebutkan nama-nama. Asing bagi saya, tapi bagi yang sudah ada sebelum saya ada disini--sebelum 2014 akhir-- mungkin tahu dan pernah menemukan nama tersebut. Saya tidak ingat. Tetapi, katanya nama tersebut pernah berjaya dimasa itu. Oh, lagi-lagi. Sudah begitu saja.
2/Datang dan Pergi..
Saya kemudian ingat. Pernah terjadi percakapan yang menanyakan tentang kompasiana pada saya, mengenai jumlah penulisnya. Jujur, saya tidak pernah menghitung dan tidak koberan juga. Tetapi dari yang pernah saya dengar dulu, jadi saya bersimpulan sendiri.
Penulisnya banyak, tetapi tahu sendiri hukum ada yang datang dan pergi. Ada yang memilih menjadi bertahan atau malah pergi tanpa pamitan.
3/Adalah Hak Kita
Menjadi bertahan disini atau tidak. Adalah hak kita sendiri. Toh, Kompasiana hanya media. Tetapi menulis adalah kesukaan sendiri yang pasti akan susah jika sudah terlanjur jatuh cinta.
Yang pergi, tidak akan pergi benar. Dia mungkin hanya pindah media. Yang bertahan, syukur. Berarti sudah cocok.
Monggoo..mau disini atau disana, kita melihat langit yang sama. Jauh dimata dekat dihati #lhabaperlagi
4/ Ada orang bertanya
Pertanyaan memang tak pernah ada habis saya temui. Yang model begini, "kamu kok betah di kompasiana, gak buat aja sendiri?"
Betah. Ya memang saya betah kok disini. Setidaknya sampai tulisan saya ini. Untuk buat sendiri, bukan nggak mau. Dulu saya punya juga,berkali kali ganti, hampir tiga. Mungkin belum, dan tidak menutup kemungkinan untuk membuat yang kali keempat.
Kemudian ujung-ujungnya saya jadi promosi. Jadi begini lhooo kalau dikompasiana itu ada yang lain yang bisa ditemukan. Seperti kata kompasiana , sharing and connecting. Disini tidak cuma sharing lalu ditinggal pergi, tetapi connecting-nya benar-benar terjadi. Seperti kita saling membuat ikatan satu sama lain dan lama-lama berasa jadi seperti saudara. Eh, dianggep saudara gak sih?hihi.
Oya kan sering juga error.
Ya namanya juga sistem.Misuh-misuh pun tidak banyak membantu. Toh, Pas sudah sembuh errornya, kamu nulis lagi. "Oh iya..",katamu sambil mesem.
Eh,kamu kok gak takut sih kopdaran,ntar diculik kaya berita berita itu gimana?
Makannya harus pintar dong. Di Kompasiana mah saya yakini orang-orang pintar, nulis itu tidak semua orang bisa melakukannya. Orang baik akan bertemu dengan yang baik. Juga, seperti yang akan terjadi disini,kok.
Mengganggap jadi saudara seperti yang saya tulis sebelumnya,bukan saya yang berlebihan. Lha, saya pernah mengalami. Salah satunya waktu saya ke jakarta, sendiri. Ada urusan, yang memang tidak cukup lama. Tetapi menyisakan waktu lumayan yang bisa digunakan menikmati jakarta.
Saya mencoba menghubungi salah seorang kompasianer. Saya dicari beneran,lho. Dibawa jalan-jalan, di traktir juga. Ah, senang di gratisannya,list?. Eh bukan poin itunya, tetapi kemudian saya jadi paham. Begini toh, kalau punya teman dimana-mana. Yang tadinya dipertemukan hanya lewat sederet kata-kata, jadi nyata. Baik-bak lagi.
Pokoknya, banyak kejadian yang bahagia.
Kalau yang katanya banyak tulisan yang di copy paste disini?
Hmmm..Iya sih... Saya juga pernah mengalami. Tapi, copas bukan terjadi karena ada di kompasiana, tetapi karena ada kesempatannya.
Mungkin itulah nasib tulisan yang kita publish di dunianya maya. Kalau di analogi, tulisan itu bagai seekor burung yang kita terbangkan, bebas terbang kemana-mana. Beberapa mungkin akan kembali, atau kebanyakan memang tidak pernah kembali. Ini analogi asal-asalan yah, intinya tulisan itu jadi bukan sepenuhnya milik kita.
Kuncinya ya tetap ikhlas. Ndapapa. Yang tidak ijin, untung-untungan bisa ketahuan juga. Yang minta ijin, juga masih ada kok. Yang tahu cara memperlakukan tulisan dengan baik, pasti melalukannya.
Seperti sifat air, yang mengalir dan menuju segala arah. Tulisan ini jadi kemana-mana, mluber. Ya intinya, saya masih bertahan untuk kamu.
Iya kamu.
Ada orang bertanya , mengapa saya masih bertahan disini,lagi?
Dah mending kamu ikut nulis berbagi kebaikan.
Mumpung ini udah baikkan.
Salam.
Listhia H Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H