Semua sepakat, makanan yang berlemak memang jauh lebih beraroma dan rasanya lezat. Maka bisa dibayangkan jika makanan “dihilangkan atau kehilangan” lemaknya seperti apa,kan?
Untuk mengatasi hal ini, salah satu yang dilakukan produsen makanan adalah menambahkan gula agar konsumen masih dapat merasakan sensai rasa dan juga tekstur. Singkatnya, makanan low fat justru cenderung mengandung tinggi karbohidrat (gula) dan memiliki jumlah kalori tak jauh dari produk asli (dengan lemak pada umumnya). Padahal , makanan yang mengandung gula dapat membuat gula darah cepat naik dan turun drastis tiba-tiba, yang kemudian bisa membuat tubuh menjadi lemas,lho.
Lemak : Bukan Tidak Sama Sekali, tetapi Pilih yang Baik
Tidaklah sepenuhnya benar , jika lemak dan kolesterol slalu kita salahkan. Pasalnya kita pun butuh mereka, seperti lemak yang dapat menjadi cadangan energi sampai menjaga suhu tubuh sedangkan kolesterol kita perlukan seperti untuk membentuk hormon dan juga empedu. Oya, lemak juga dibutuhkan untuk menyerap vitamin larut lemak yaitu A,D,E dan K (vitamin-vitamin yang berperan untuk kekebalan tubuh)
Kebutuhan lemak dalam sehari tidak boleh dihilangkan, tetap harus dicukupi (tidak berlebihan). Pilihlah lemak yang baik seperti lemak dalam kacang-kacangan,biji-bijian, minyak nabati atau ikan, yang juga menyediakan asam lemak esensial yang tidak dapat dibuat tubuh ( omega 3 ) untuk kita. Omega -3 ini sangat baik untuk menjaga kesehatan pembuluh darah, memproduksi hormon dan juga untuk fungsi syaraf.
Kalori adalah kalori, apapun asalnya dari karbohidrat atau lemak. Karena apa-apa yang berlebihan jadi sebabnya. Nah, untuk itu bijaklah dalam memilih produk makanan. Alih-alih ingin menjadi sehat malah jadi sebaliknya. Ingat, kesehatanmu bukanlah prioritas utama mereka (produsen makanan).
“Just because a product is labeled ‘fat-free’ or ‘lowfat’ doesn’t mean it’s healthier or even lower in calories,” Jared Koch
Salam,
Listhia H Rahman