Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Boleh Bertanya "Kapan Menikah", Asal Jangan Pakai Paksa

30 Agustus 2016   23:09 Diperbarui: 31 Agustus 2016   13:24 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri : menunggu giliran penyuluhan

Sebelum mempersiapkan gaun atau kebaya, menu katering yang mana juga souvenir dan undangan untuk para tamu. Jangan lupa pastikan jodohnya ada. Masih belum bertemu? Maka lebih baik persiapkan dirimu dulu saja.

Cobalah bertanya pada diri sendiri, sudahkah saya pantas menikah dan mencukupi untuk dibilang calon pasangan paket SUPER?

Sehat Reproduksinya juga Sadar Gizi

Menjaga kesehatan reproduksi itu penting hukumnya dan tidak hanya dilakukan ketika sudah menikah. Tidak perlu buru-buru menikah, apalagi usia masih dua puluh ke bawah. Biarkan organ tubuh khususnya reproduksi matang tepat waktu. Hal ini jelas akan menguntungkanmu terlebih para wanita, karena jika terjadi kehamilan disaat organ reproduksi belum siap, bisa-bisa risiko kematian bisa didapat. Ngeri,kan?

Bukan hanya reproduksi saja. Sebagai seorang yang menggeluti dunia kesehatan, khususnya gizi. Gizi pra-konsepsi (sebelum kehamilan) juga penting untuk diketahui terutama bagi para remaja. Pernikahan dan kehamilan di usia-usia terlalu muda sangat berisiko  melahirkan anak dengan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah). Hal ini dapat terjadi akibat kondisi gizi Ibu yang tak tercukupi secara maksimal terlebih saat kehamilan. 

Seperti penelitian yang telah dipublikasikan oleh British Medical Journal yang menyatakan bahwa bayi yang lahir dari pengantin muda (menikah sebelum usia 18 tahun) memiliki risiko leih tinggi untuk kekurangan gizi daripada anak yang lahir dari ibu yang usianya lebih tua.

Untuk itu, selain edukasi mengenai kesehatan reproduksi ada baiknya juga menyadarkan soal gizi. Saya kemudian jadi teringat KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang pada bulan Januari-Februari lalu saya lakukan di sebuah desa dengan angka pernikahan dini yang cukup tinggi. Salah satu program yang saya lakukan disana adalah mengenalkan pentingnya gizi prakonsepsi pada salah satu sekolah setingkat SMP disana. 

dokpri : menunggu giliran penyuluhan
dokpri : menunggu giliran penyuluhan
Usia cukup

Lalu, diusia berapa saya boleh menikah? Bervariasi. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) baiknya menikah yang ideal adalah diatas 20 tahun untuk perempuan dan diatas 25 tahun untuk laki-laki. Mungkin, kurang kebih berjarak 5 tahun.

Tidak jauh berbeda dengan hasil survey yang dilakukan oleh confused.com. Dimana pada 2000 orang dewasa yang disurvei mengenai perbedaan usia ideal bagi pasangan, jawaban yang paling populer adalah sekitar 52 bulan atau 4 tahun 4 bulan.

Psikologis yang stabil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun