Akhir-akhir ini, ada nama bocah asal Karawang yang ramai diperbincangkan di media karena kondisi tubuhnya yang tidak biasa. Namanya Arya Permana, bocah sepuluh tahun yang diketahui mengalami kelebihan berat badan yang ekstrem. Walaupun kejadian obesitas sendiri memang banyak terjadi, namun milik Arya tergolong langka. Karena di usianya, ia telah memiliki bobot 190 kilogram.
Semenjak lahir, anak dari pasangan Ade dan Rokayah ini sebenarnya memiliki berat badan normal seperti kebanyakan bayi baru lahir lainnya. Namun, semenjak menginjak usia lima, nafsu makannya mendadak meningkat drastis. Dari situlah, bobot Arya pun lama-lama tak terkendali. Dan terakhir, setelah mendapat perawatan dari tim medis Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung tercatat berat badannya sedikit demi sedikit menurun, yaitu 186,8 kilogram.
Menelusuri “Masa Lalu” Arya
Dalam pelayanan gizi terdapat proses asuhan gizi. Asuhan gizi ini diberikan pada pasien-pasien terutama yang berisiko malnutrisi (baik yang underweight ataupun berlebihan).
Proses assessment (pengkajian) dalam asuhan gizi adalah tahapan awal yang penting digali secara mendalam untuk dapat menemukan akar masalah. Tahap ini dilakukan sebelum menegakkan diagnosis gizi dan melakukan intervensi gizi. Pada tahapan assesment, ada "ABCD” yang harus diketahui secara detail, yaitu Antropometri, Biokimia, Clinical (kondisi umum) dan Diet. Singkatnya, “masa lalu” Arya dicoba untuk ditelusuri jejaknya.
Selama kuliah di Jurusan Ilmu Gizi , proses asuhan gizi ini sering digunakan baik dalam studi kasus pustaka maupun pada pasien sungguhan. Sederhananya seperti berikut jika diterapkan pada kasus Arya:
A(ntropometri)
Pengukuran antropometri menunjukan Arya memiliki tinggi badan 147 cm dengan berat badan saat itu mencapai 190 kilogram. Idealnya, dengan tinggi badan tersebut Arya memiliki berat badan sekitar 50 kilogram. Yang artinya, kondisinya hampir 4 kali dari berat badan yang seharusnya.
B(iokimia)
Selama menjalani perawatan, pengecekan biokimia (seperti kolestrol, glukosa) Arya juga telah dilakukan. Dari hasil laboratorium menunjukan bahwa Arya mengalami dislipidemia dengan kadar kolestrol HDL (kolestorl baik) kurang dari seharusnya.
C(linical)
Sampai saat ini, kondisi Arya dalam keadaan sadar dan hanya mengalami kesulitan beraktivitas karena kondisi fisik tubuhnya.