Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Buka Puasa Tidak Cukup dengan "Apa", tapi "Sebaiknya"

6 Juni 2016   14:25 Diperbarui: 6 Juni 2016   16:09 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menahan lapar hampir seharian saat berpuasa membuat kita bersimpulan harus cepat makan berat agar energi kembali terisi. Kembali pada kebiasaan, memang ada yang langsung makan maknan yang berat ketika berbuka sedang yang lain menunggu jeda.

Disarankan, memang makan berat lebih baik dilakukan setelah ada jeda. Hal ini bukan tanpa alasan. Makanan berat yang langsung dikonsumsi setelah perut tidak terisi seharian justru dikhawatirkan membuat rasa tidak enak diperut karena lambung “dipaksa” bekerja keras. Makanlah secara bertahap.

- Pastikan Semua Unsurnya Lengkap

Saat berbuka adalah waktu di mana kita memenuhi kebutuhan gizi seharian yang terlewatkan. Perlu diingat, bahwa saat puasa kebutuhan kalori dalam tubuh  sama seperti sehari-hari ketika tidak berpuasa. Jika ada yang berpikir lebih banyak kalori, itulah faktor mengapa puasa membuat timbangan berat badan menuju jarum yang makin besar.

Jadi, misalkan kebutuhan kalori sehari-hari adalah sekitar 1.900 (umumnya wanita dewasa) atau 2.100 (umumnya pria), maka saat berpuasa jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh juga sama halnya. Yang membedakannya hanya soal waktu. Saat puasa kita tidak melakukan makan siang di mana makan siang biasanya menyediakan kebutuhan kalori sekitar 30 persen dari kebutuhan dalam sehari.

Untuk itu, kalori dari makan siang yang terlewatkan saat berpuasa sebaiknya dapat dipenuhi dari makanan dan minuman saat waktu diperbolehkan makan terutama saat berbuka puasa karena memilki rentang waktu yang lama. Pastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi saat berbuka lengkap semua unsur gizinya. Ada karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cukup cairan. Dalam persentase, kebutuhan makronutrien (zat gizi yang banyak dibutuhkan tubuh) dalam sehari dapat dibagi menjadi 50-60 persen dari karbohidrat (nasi, kentang, gandum), 25 persen lemak (daging, minyak) dan juga 10-15 persen protein (telur, susu, daging, kacang).

Jadi, apa menu buka puasamu sore ini? 

Tidak cukup apa, tapi sebaiknya tidak perlu berlebihan, kekenyangan justru bisa membuatmu malas dan kantuk melakukan ibadah selanjutnya. Melewatkan ibadah saat Ramadhan, kan sayang.

Salam,

Listhia H Rahman

Tulisan yang bisa dibaca juga di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun