[caption caption="http://perfectogift.com/"][/caption]Gak salah judul? Kok ditolak, disyukuri?
Disyukur-in Kali.
Kamu harus tahu, bahwa dibalik penolakan justru ada sesuatu yang kamu syukuri. Eh ini serius, penolakan adalah salah satu pertanda kamu harus bersyukur. Bukan berarti pernyataan cintamu itu tidak berarti, bukan juga perjuangan yang buang-buang waktu. Bagaimanapun, penolakan adalah jawaban; kebalikannya dari diterima.
Siapa sih yang mau ditolak?
Sebuah penolakan memang menyakitkan. Salah satunya kejadian ditolak cinta. Rasanya perjuangan mengungkapkan pernyataan cinta yang sudah mati-matian tak ada harganya dan sia-sia belaka. Tetapi, apa memang benar soal itu saja, soal yang kamu jadi menye-menye dan galau seharian?
Mayoritas yang terkena penolakan adalah pihak laki-laki. Karena mayoritas perempuan memilih menunggu pernyataan cinta dan jadi pihak yang menolak. Namun bisa saja perempuan juga merasakan ditolak. Kan zaman emansipasi, jadi yang menyatakan cinta bukan cuma urusan laki-laki. Oleh karena itu, penolakan bisa terjadi kepada siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Sekarang tinggal bagaimana cara kita menyikapinya.
Bersyukurlah, Alasannya karena...
Belajarlah Mencintai Dirimu Dulu dengan Benar
Sebelum mencintai orang lain, apakah kamu sudah merasa telah mencintai dirimu sendiri dengan benar? Kalau mencintai diri sendiri saja masih sembrono, penolakan seharusnya bisa jadi bahan evaluasi. Mulailah belajar mencintai diri sendiri kemudian naik ke level selanjutnya.
Ketika pernyataanmu itu diterima dan kamu pacaran dengannya, bukan soal senang-senang yang akan jadi cerita. Menjadi pacaran tidak menjamin kamu bahagia selamanya. Banyak krikil, bahkan lubang di jalan yang akan membuatmu harus berhati-hati. Jadi, jika ditolak mungkin karena kamu masih belum bisa mencintai dirimu sendiri, atau waktu masih menyuruhmu untuk belajar mencintai.
Sebenarnya gampang melihat kamu sudah benar atau belum dalam mencintai dirimu sendiri. Jika penolakan membuatmu galau tidak karuan, frustasi berlebihan dan membuatmu melakukan hal-hal bodoh apalagi sampai ingin bunuh diri. Tandanya jelas kamu belum bisa mencintai dirimu sendiri. Jika tidak merasa demikian, kamu bisa menerima kenyataan dengan sewajarnya mungkin ada yang salah. Soal perasaanmu kepadanya, jangan-jangan....
Bukan Cinta, Hanya Kagum atau Kesepian?
Banyak versi apa itu definisi cinta, namun yang jelas cinta itu bisa dirasakan. Seperti layaknya rasa yang sering subjektif. Padahal hanya kagum, tapi dikira cinta atau cuma kesepian tapi diterima berlebihan. Aku pokoknya harus jatuh cinta! Nah, coba direnungi sendiri, apakah benar cinta?
Seorang sahabat pernah mengeluh pada saya. Katanya saat itu: hubungannya bermasalah. Sebagai sahabat, saya tentu tidak bisa menolak untuk tidak mendengarkan kisahnya. Meski saya sendiri tak tahu kebenaran yang terjadi. Kadang orang yang baru patah hati memang butuh teman ngobrol untuk meluapkan apa yang ia rasa. Curhat yang berkelanjutan ternyata membuat dirinya nyaman dan mulai menaruh perasaan. Tiba-tiba, tak ada sebulan dia menyatakan perasaaan yang lain, cinta?
Oalah, semudah itu move on?
Saya tahu, sebenarnya dia hanya kesepian karena masa-masa patah hati. Lalu, saya jelas menolaknya. Entah bagaimana ceritanya, selang beberapa minggu setelah kejadian itu. Dia kembali. Cinta yang pernah menyakitinya, pulih. Balikan lagi.
Jika saya menerimamu, mungkin akan beda cerita, ya. Bersyukurlah, kisahmu belum usai benar.
Seseorang yang Tepat akan Datang di Waktu yang Tepat Pula
Namanya Dicky, adik kelas yang nekat PDKT dengan kakak tingkat. Tahu sendiri bagaimana laki-laki jika sedang memperjuangkan cintanya. Bak Bandung Bondowoso, apapun keinginan sang pujaan hati bahkan seribu candipun diijabahi. Sayang pernyataan cintanya ternyata harus senasib dengan cerita legenda itu: ditolak. Namun, penolakan itu ternyata membawanya pada seseorang yang benar mencintainya. Orang dekat, temannya sendiri. Bahkan yang membahagiakan dia berhasil menjadi pasangan paling romantis di angkatanya. Sungguh, kejadian itu tidak akan terjadi jika saya tidak menolaknya dulu.
Seseorang yang tepat akan datang diwaktu yang tepat. Orangnya, Waktunya dan Alasannya. Percayakan dik?haha.
**
Sudah berani menyatakan cinta, itu sudah hebat. Urusan diterima atau ditolak adalah soal dampak. Jadi, seharusnya kamu bisa menerima apapun konsekuensi yang akan diterima termasuk soal penolakan. Come on, hidup akan mengajarkanmu hal-hal yang baik. Termasuk pelajaran bersyukur dari penolakan.
Seseorang yang tepat akan datang padamu disaat kamu sudah siap.
Jangan lupa, bersyukur..
Listhia H Rahman
*berdasarkan kenyataan, hanya nama disamarkan, pisss ah..*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H